Perundingan nuklir berlanjut tanpa terobosan baru
A
A
A
Sindonews.com - Putaran terakhir perundingan nuklir Iran dengan kelompok enam P5 +1 (Inggris, China, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, plus Jerman) dikabarkan mencapai kemajuan meski belum ada terobosan baru yang jelas, Sabtu (6/4/2013).
"Pastinya, perundingan ini merupakan sebuah langkah maju. Itu tidak diragukan lagi," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov usai mengikuti dua hari perundingan di kota Almaty, Kazakhstan.
Ryabkov mengatakan, kedua belah pihak yang berunding telah merinci semua keinginan masing-masing, sayangnya kedua belah pihak gagal bertemu di satu titik. "Kali ini kita gagal menghasilkan kecocokan dalam sebuah kompromi. Tapi pangkal atas masalah ini tetap ada," terang Ryabkov.
Sementara itu, Catherine Ashton, kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengatakan, negosiasi antara Iran dengan P5+1 tetap sama, posisi Iran tetap jauh dari substansi yang telah ditawarkan.
Dalam perundingan tersebut, Iran menawarkan sebuah proposal khusus untuk dipertimbangkan oleh kelompok P5+1 untuk menyelesaikan polemik seputar program nuklir mereka. Menurut, Ali Bagheri, wakil kepala Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, proposal tersebut bertujuan untuk menciptakan awal kerjasama baru dan memperluas berbagai inisiatif yang telah ditawarkan oleh dengan para mitra negosiasi.
Ryabkov manambahkan, Pemerintah Rusia tetap menentang sanksi sepihak yang dijatuhkan oleh negara barat. "Sikap ini tidak adil dan tidak sesuai dengan norma hukum internasional. Iran harus dibebaskan dari semua sanksi internasional jika mereka sepakat menyerahkan kontrol program nuklir sepenuhnya pasa Pengawan nuklir PBB," Ryabkov menambahkan.
"Pastinya, perundingan ini merupakan sebuah langkah maju. Itu tidak diragukan lagi," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov usai mengikuti dua hari perundingan di kota Almaty, Kazakhstan.
Ryabkov mengatakan, kedua belah pihak yang berunding telah merinci semua keinginan masing-masing, sayangnya kedua belah pihak gagal bertemu di satu titik. "Kali ini kita gagal menghasilkan kecocokan dalam sebuah kompromi. Tapi pangkal atas masalah ini tetap ada," terang Ryabkov.
Sementara itu, Catherine Ashton, kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengatakan, negosiasi antara Iran dengan P5+1 tetap sama, posisi Iran tetap jauh dari substansi yang telah ditawarkan.
Dalam perundingan tersebut, Iran menawarkan sebuah proposal khusus untuk dipertimbangkan oleh kelompok P5+1 untuk menyelesaikan polemik seputar program nuklir mereka. Menurut, Ali Bagheri, wakil kepala Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, proposal tersebut bertujuan untuk menciptakan awal kerjasama baru dan memperluas berbagai inisiatif yang telah ditawarkan oleh dengan para mitra negosiasi.
Ryabkov manambahkan, Pemerintah Rusia tetap menentang sanksi sepihak yang dijatuhkan oleh negara barat. "Sikap ini tidak adil dan tidak sesuai dengan norma hukum internasional. Iran harus dibebaskan dari semua sanksi internasional jika mereka sepakat menyerahkan kontrol program nuklir sepenuhnya pasa Pengawan nuklir PBB," Ryabkov menambahkan.
(esn)