Korut tak akan barter program nuklir dengan bantuan kemanusiaan
A
A
A
Sindonews.com – Korea Utara (Korut) menegaskan, mereka tak akan pernah “membarter” program nuklir dengan bantuan kemanusiaan. Negara komunis itu juga mengaku tak jera melakukan uji coba nuklir, meski berbuntut sanksi.
Kementerian Luar Negeri Korut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah, Minggu (17/3/2013), menolak memberi akses pihak asing ke program nuklir mereka dengan imbalan bantuan kemanusiaan dan ekonomi yang sangat dibutuhkan Korut.
"Amerika Serikat sangat keliru jika berpikir bahwa (Utara) memiliki akses ke program nuklir sebagai tawar-menawar untuk barter dengan apa yang mereka sebut sebagai pahala ekonomi," sebut pernyataan itu, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Komentar itu muncul beberapa hari setelah Penasehat Keamanan Nasional AS, Tom Donilon mengatakan, Washington bersedia untuk mengadakan "negosiasi otentik" dengan Korut, jika Korut mengubah sikapnya. "Untuk mendapatkan bantuan itu, sangat dibutuhkan rasa hormat. Korut harus mengubah arah," kata Donilon, pekan lalu.
Namun, Korut justru menganggap program nuklir mereka sebagai perisai untuk melindungi diri dari apa yang disebut kebijakan bermusuhan AS. “Godaan AS bisa berhasil untuk negara-negara lain, tapi terdengar tak masuk akal bagi Korut. Korut ingin kembali mengklarifikasi berdiri teguh dan memegang berprinsip pada pencegahan nuklir untuk pertahanan diri," lanjut pernyataan itu.
Kementerian Luar Negeri Korut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah, Minggu (17/3/2013), menolak memberi akses pihak asing ke program nuklir mereka dengan imbalan bantuan kemanusiaan dan ekonomi yang sangat dibutuhkan Korut.
"Amerika Serikat sangat keliru jika berpikir bahwa (Utara) memiliki akses ke program nuklir sebagai tawar-menawar untuk barter dengan apa yang mereka sebut sebagai pahala ekonomi," sebut pernyataan itu, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Komentar itu muncul beberapa hari setelah Penasehat Keamanan Nasional AS, Tom Donilon mengatakan, Washington bersedia untuk mengadakan "negosiasi otentik" dengan Korut, jika Korut mengubah sikapnya. "Untuk mendapatkan bantuan itu, sangat dibutuhkan rasa hormat. Korut harus mengubah arah," kata Donilon, pekan lalu.
Namun, Korut justru menganggap program nuklir mereka sebagai perisai untuk melindungi diri dari apa yang disebut kebijakan bermusuhan AS. “Godaan AS bisa berhasil untuk negara-negara lain, tapi terdengar tak masuk akal bagi Korut. Korut ingin kembali mengklarifikasi berdiri teguh dan memegang berprinsip pada pencegahan nuklir untuk pertahanan diri," lanjut pernyataan itu.
(esn)