PM Israel tuduh Iran mengulur waktu
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Teheran telah membeli waktu untuk melanjutkan kegiatan pengayaan nuklirnya lewat perundangan nuklir baru dengan P5+1, Minggu (3/3/2013).
Ungkapan itu mengisyaratkan rasa tidak sabar Israel, setelah Iran dan P5+1 menggelar perundingan di Almaty, Kazhakstan awal pekan yang lalu.
"Satu-satunya kesan yang saya dapat lewat perundingan ini adalah soal mengulur waktu. Iran hanya bermaksud mengulur waktu, agar dapat memperkaya bahan bakar fosilnya guna pembuatan bom nuklir," ungkap Netanyahu.
Netanyahu mengatakan, tidak ada terobosan baru dalam perundingan tersebut. Sementara sesi baru perundingan tersebut akan digelar kembali di Almaty pada 5-6 April mendatang. Menurutnya, perundingan tersebut hanya menjadi bumerang yang akan memberikan lebih banyak waktu bagi Iran untuk membangun bom nuklir.
Sementara itu, media Iran kemarin melaporkan, bahwa pemerintah sedang membangun sekitar 3 ribu sentrifugal canggih yang akan digunakan untuk memperkaya uranium. Sebuah perkembangan yang dapat mempercepat proyek nuklir Iran.
Sepanjang pembicaraan yang landai itu, P5 +1 yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, dan Perancis plus Jerman, menuntut agar Iran menghentikan pengayaan uranium hingga 20 persen dan menutup fasilitas nuklir Fordow dekat pusat kota Qom. Sebagai imbalannya, pemerintah Barat akan meringankan sanksi perdagangan emas, petrokimia, dan sanksi perbankan terhadap Iran.
Selama ini, AS, Israel dan beberapa sekutu mereka telah berulang kali menuduh Iran mengejar sasaran non-sipil dalam program energi nuklirnya. Atas dasar tuduhan itu, AS dan Uni Eropa telah memberlakukan beberapa putaran sanksi sepihak terhadap Iran. Namun, Iran membantah tuduhan itu dan menyatakan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi dan anggota dari Badan Energi Atom Internasional, mereka berhak untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Ungkapan itu mengisyaratkan rasa tidak sabar Israel, setelah Iran dan P5+1 menggelar perundingan di Almaty, Kazhakstan awal pekan yang lalu.
"Satu-satunya kesan yang saya dapat lewat perundingan ini adalah soal mengulur waktu. Iran hanya bermaksud mengulur waktu, agar dapat memperkaya bahan bakar fosilnya guna pembuatan bom nuklir," ungkap Netanyahu.
Netanyahu mengatakan, tidak ada terobosan baru dalam perundingan tersebut. Sementara sesi baru perundingan tersebut akan digelar kembali di Almaty pada 5-6 April mendatang. Menurutnya, perundingan tersebut hanya menjadi bumerang yang akan memberikan lebih banyak waktu bagi Iran untuk membangun bom nuklir.
Sementara itu, media Iran kemarin melaporkan, bahwa pemerintah sedang membangun sekitar 3 ribu sentrifugal canggih yang akan digunakan untuk memperkaya uranium. Sebuah perkembangan yang dapat mempercepat proyek nuklir Iran.
Sepanjang pembicaraan yang landai itu, P5 +1 yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, dan Perancis plus Jerman, menuntut agar Iran menghentikan pengayaan uranium hingga 20 persen dan menutup fasilitas nuklir Fordow dekat pusat kota Qom. Sebagai imbalannya, pemerintah Barat akan meringankan sanksi perdagangan emas, petrokimia, dan sanksi perbankan terhadap Iran.
Selama ini, AS, Israel dan beberapa sekutu mereka telah berulang kali menuduh Iran mengejar sasaran non-sipil dalam program energi nuklirnya. Atas dasar tuduhan itu, AS dan Uni Eropa telah memberlakukan beberapa putaran sanksi sepihak terhadap Iran. Namun, Iran membantah tuduhan itu dan menyatakan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi dan anggota dari Badan Energi Atom Internasional, mereka berhak untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
(esn)