Serangan roket tewaskan 8 warga Kongo
A
A
A
Sindonews.com - Sebuh roket menghantam bar di Kongo, Selasa (26/2/2013) malam waktu setempat. Akibat serangan tersebut, delapan orang yang sebagian besar merupakan warga sipil dilaporkan tewas seketika.
Radio Okapi yang didukung PBB mengatakan, sebuah roket menghantam sebuah bar di pusat kota Rutshuru, Provinsi North Kivu, timur Kongo. Pengusaha lokal setempat mengatakan, serangan roket itu merupakan bagian dari pertempuran antara faksi-faksi pemberontak M23 dan dia telah menemukan jasad delapan orang.
Radio Okapi mengabarkan, pertempuran antara faksi M23 yang mendukung Sultani Makenga dan Bosco Ntaganda tak terelakan pada akhir pekan lalu.
Laporan tersebut dibenarkan oleh Bertrand Bisimwa, Juru Bicara pemberontak M23. "Memang benar, ada pertempuran di Rutshuru, tapi tidak ada perpecahan faksi M23," ungkap Bisimwa, seperti dilansir Reuters.
Bisimwa menyalahkan Pasukan Demokratik Pembebasan Rwanda (FDLR) atas pertempuran yang tersebut. "Ini bukan pertempuran kami, tapi FDLR. Sayangnya, pertempuran tersebut terjadi di pusat kota Rutshuru. Semua anggota M23 saat ini tenang dalam barisan," terang Bisimwa.
Awal pekan ini, M23 sempat dikabarkan terpecah soal sikap terhadap pengambilan perjanjian perdamaian dengan pemimpin regional di Ibu Kota Addis Ababa, Ethiopia yang terselenggara pada akhir pekan lalu.
Radio Okapi yang didukung PBB mengatakan, sebuah roket menghantam sebuah bar di pusat kota Rutshuru, Provinsi North Kivu, timur Kongo. Pengusaha lokal setempat mengatakan, serangan roket itu merupakan bagian dari pertempuran antara faksi-faksi pemberontak M23 dan dia telah menemukan jasad delapan orang.
Radio Okapi mengabarkan, pertempuran antara faksi M23 yang mendukung Sultani Makenga dan Bosco Ntaganda tak terelakan pada akhir pekan lalu.
Laporan tersebut dibenarkan oleh Bertrand Bisimwa, Juru Bicara pemberontak M23. "Memang benar, ada pertempuran di Rutshuru, tapi tidak ada perpecahan faksi M23," ungkap Bisimwa, seperti dilansir Reuters.
Bisimwa menyalahkan Pasukan Demokratik Pembebasan Rwanda (FDLR) atas pertempuran yang tersebut. "Ini bukan pertempuran kami, tapi FDLR. Sayangnya, pertempuran tersebut terjadi di pusat kota Rutshuru. Semua anggota M23 saat ini tenang dalam barisan," terang Bisimwa.
Awal pekan ini, M23 sempat dikabarkan terpecah soal sikap terhadap pengambilan perjanjian perdamaian dengan pemimpin regional di Ibu Kota Addis Ababa, Ethiopia yang terselenggara pada akhir pekan lalu.
(esn)