Tuduhan hacking bermotif ekonomi

Jum'at, 22 Februari 2013 - 13:12 WIB
Tuduhan hacking bermotif...
Tuduhan hacking bermotif ekonomi
A A A
Sindonews.com – China menyebut Washington memiliki motif tersembunyi di balik tudingan bahwa militer Beijing berada di belakang serangan peretasan (hacking), salah satunya motif komersial.

”Dengan kondisi recovery ekonomi AS yang berjalan pelan, sangat masuk akal jika berpikir Washington mungkin menginginkan China sebagai korban. Perhatian publik pun teralihkan ke musuh ekonomi AS,” tulis editorial China Daily, harian propaganda pemerintah China.

Kantor berita Xinhua bahkan menyebut dokumen busuk Mandiant, perusahaan keamanan komputer asal AS, sebagai ”pertunjukan komersial”. ”Nanti, para CEO bakal mengatakan: lihat hacker China? Ayo, datang dan beli pelayanan keamanan cyber kita,” tulisnya.

Xinhua melaporkan bahwa AS memiliki keunggulan yang tidak ada bandingannya dan mampu melancarkan serangan cyber ke seluruh penjuru dunia. Salah unit militer AS yang fokus terhadap peretasan menjelaskan, militer AS memiliki Brigade Intelijen Militer 780. ”Unit ini kerap melakukan misi cyber,” tulis Xinhua.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Geng Yanshen menegaskan, komputer militer negaranya juga kerap diserang hacker. ”Serangan peretasan itu terbanyak dari AS berdasarkan IP address,” kata Geng. Dia menambahkan, setiap negara seharusnya bisa mengelola keamanan cyber dengan cara profesional dan bertanggung jawab.

Seorang pakar informasi dari PLA Ye Zheng menjelaskan, IP address tidak dapat memverifikasi asal hacker. “Sangat sulit untuk menentukan asal hacker dan sangat sulit untuk menentukan keterlibatan pemerintah di belakang serangan cyber,” terangnya.

Su Hao, profesor bidang hubungan pertahanan di Universitas Kerja Sama Luar Negeri China mengatakan, kompetisi menjadi alasan tudingan AS karena perkembangan teknologi informasi China sangat pesat.

Sebelumnya Mandiant melaporkan, kelompok hacker ”APT1” sebagai bagian dari Unit 61398 Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). APT1 telah mencuri ribuan data dari sedikitnya 141 organisasi yang ada di 20 industri. Sebagian besar korbannya adalah perusahaan besar AS.

Sementara, Gedung Putih pada Rabu (20/2) lalu menjelaskan, AS bakal meningkatkan tekanan diplomatik dan mengkaji apakah diperlukan undang-undang (UU) yang lebih keras untuk menghentikan gelombang pencurian rahasia perdagangan dari China dan negara lain.

Gedung Putih sedang memikirkan strategi baru untuk menghadapi ancaman peretasan yang sudah meresahkan berbagai kalangan di AS. ”Pencurian rahasia perdagangan mengancam bisnis Amerika dan keamanan nasional serta menempatkan keamanan ekonomi AS di situasi yang buruk,” demikian keterangan Gedung Putih dikutip Reuters.

”Tindakan itu mengurangi prospek ekspor AS di seluruh dunia dan menjadikan AS dalam posisi berisiko.”

Gedung Putih menegaskan, spionase ekonomi dan pencurian rahasia perdagangan terhadap perusahaan AS berjalan beriringan. Itu sangat mengancam kekayaan intelektual perusahaan dari serangan cyber dan metode spionase ekonomi.
(esn)
Berita Terkait
Heboh! China Simulasikan...
Heboh! China Simulasikan Penyerangan ke Taiwan Lewat Medsos
Petugas Nakes di China...
Petugas Nakes di China Dilempari Warga
Panggung Spektakuler...
Panggung Spektakuler Perayaan 100 Tahun Partai Komunis China
88 WNA China Sindikat...
88 WNA China Sindikat Server Judi dan Pemerasan Online Ditangkap di Batam
Ribuan Penumpang Padati...
Ribuan Penumpang Padati Stasiun Kereta Hongqiao China pada Perayaan Chunyun
Pidato Presiden Xi Jinping...
Pidato Presiden Xi Jinping dalam Resepsi Hari Nasional China
Berita Terkini
5 Fakta Mahathir Mohamad,...
5 Fakta Mahathir Mohamad, Eks PM Malaysia Sebut Singapura Diambil Orang China dari Bangsa Melayu
38 menit yang lalu
Trump Ingin Jadi Paus...
Trump Ingin Jadi Paus Berikutnya, Gantikan Fransiskus Pimpin Gereja Katolik
1 jam yang lalu
65.000 Anak Gaza Dirawat...
65.000 Anak Gaza Dirawat di Rumah Sakit karena Gizi Buruk, 1,1 Juta Warga Kelaparan Tiap Hari
1 jam yang lalu
Di Mana Pulau Sandy...
Di Mana Pulau Sandy Cay yang Diklaim China dan Filipina sebagai Wilayahnya?
2 jam yang lalu
Kenapa Alaska Dijual...
Kenapa Alaska Dijual Rusia ke Amerika Serikat?
3 jam yang lalu
Israel Tolak Usulan...
Israel Tolak Usulan Gencatan Senjata 5 Tahun dengan Hamas
4 jam yang lalu
Infografis
Kelas Menengah Terancam...
Kelas Menengah Terancam Jatuh Miskin, Beban Ekonomi Makin Berat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved