Ambisi gila Kim Jong-un
A
A
A
Sindonews.com - Korea Utara (Korut) telah menunjukkan diri kepada dunia bahwa mereka tidak boleh dipandang sebelah mata, meski tergolong sebagai negara terisolasi dan miskin.
Kesuksesan uji coba nuklir ketiga pada beberapa waktu lalu membuktikan bahwa Pyongyang memiliki serangkaian tujuan yang ingin ditunjukkan kepada dunia internasional.
Tujuan itu tidak lagi untuk meneguhkan Korut sebagai bangsa yang tidak dapat didikte oleh negara mana pun dan dapat memiliki posisi sejajar dengan negara-negara besar dalam hal senjata nuklir. Apalagi, tujuan Korut itu dikaitkan sebagai negara yang dipimpin oleh pemimpin muda, Kim Jong-un, yang menggantikan ayahnya, Kim Jong-il.
Tujuan pertama adalah Korut bakal mendapatkan pengakuan dari berbagai negaranya memiliki kemampuan dengan negara- negara besar karena memiliki nuklir. Bagi negara berdaulat, pengakuan dari negara lain sangat diperlukan untuk mempertegas bahwa negaranya kuat dan memainkan peranan penting di panggung internasional.
Uji coba nuklir ketiga membuat dunia mengakui Korut sebagai negara berani berteknologi nuklir. Kedua,Korut ingin menunjukkan dunia bahwa pemerintahannya memiliki harga diri dalam berdiplomasi dengan negara lain.
Dulu Korut dianggap sebagai “boneka” China dan dunia internasional memandang kalau Pyongyang selalu memenuhi apa saja keinginan Beijing. Dengan uji coba nuklir ketiga itu, Pyongyang ingin menunjukkan kepada dunia kalau mereka memiliki harga diri dengan tidak terikat kepada Beijing atau pun negara lain.
Ketika China ikut menandatangani resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam peluncuran roket pada akhir tahun 2012, Korut menganggap itu sebagai “pengkhianatan”. Dengan tidak mematuhi Beijing karena menganggap ada pengkhianatan,berarti Korut bersiap untuk menapaki jejak sebagai negara yang berdikari. Jika Korut bukan hanya sekali membangkang China dan tak lagi menerima bantuan finansial Beijing,berarti Korut siap berdikari. Ketiga, Korut juga ingin membuktikan kalau teknologi nuklir bukan hanya milik Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Pyongyang ingin membongkar kesan kalau teknologi nuklir itu sulit dan suci. Bagi mereka, teknologi nuklir tidak sulit dan digunakan sesuai kepentingan. Keempat, Korut juga ingin menjadikan posisinya memiliki nilai tawar yang tinggi di negaranya. Dengan posisi itu, Korut dapat berkata dan bertindak seenak hatinya tanpa berpikir panjang risiko yang harus dihadapinya. Semakin AS dan sekutunya menekan, maka Korut bakal menaikkan posisi tawarnya. Korut merupakan negara yang lebih berterus terang dalam mengembangkan senjata pemusnah.
Bagi Korut, keterusterangan kepada publik itu justru menjadi meningkatkan posisi tawar. Kelima, Korut merupakan negara yang selalu melihat dan bergerak ke depan. Mereka tidak terjerumus dengan sejarah dan masa lalu. Meskipun hal baru itu dianggap sesuatu yang lama, bagiKorutmerupakansuatu hal yang luar biasa, seperti peluncuran roket dan senjata nuklir. Uji coba nuklir itu juga memiliki tujuan perspektif dalam negeri Korut, terkait usia pemerintahan Jong-un yang masih relatif baru dan masih mencari bentuk.
Pemerintahan baru Korut ingin menyolidkan berbagai faksi dalam militer di negara tersebut. Jong-un merupakan orang baru dalam pemerintahan Korut.Tak mudah berbagai faksi di militer harus menerima orang baru yang tidak mengerti apa-apa. Namun, Jongun mengetahui bagaimana meningkatkan solidaritas di antara kubu-kubu militer itu.Dia menetapkan AS dan sekutunya sebagai musuh abadi.
Langkah selanjutnya adalah menakut-nakuti AS dan sekutunya. Dengan demikian, faksi-faksi militer memahami bahwa Jong-un ternyata tetap memegang nilai-nilai permusuhan dengan musuh lama Korut. Sehingga, mereka tetap memberikan dukungan. Jong-un juga ingin menunjukkan kepada rakyatnya bahwa meski mereka sebagai negara paling terisolasi dunia, mereka tetap mampu bersinar di kancah internasional. Dia ingin membangun nasionalisme dan patriotisme dengan uji coba nuklir. Sebuah bangsa tanpa adanya nasionalisme dan patriotisme sama seperti tubuh tanpa ruh.
Korut ingin terus membangkitkan keduanya sehingga semangat rakyat terus bergetar dan rela berkorban dengan negara, meskipun mereka dalam kondisi kelaparan. Persatuan nasional juga ingin dicapai Korut dengan uji coba nuklir ketiga. Jong-un ingin mempersatukan berbagai elemen di Korut, mulai warga sipil, pejabat pemerintahan sipil, hingga militer. Ketika ketiganya bersatu, siapa pun musuhnya, maka Korut bakal siap menghadapinya. Pyongyang berusaha meminimalisasi pengkhianat dan pembelot dengan uji coba nuklir ketiga itu.
“Harapan bahwa tahun pertama rezim diktator muda itu bakal mengirimkan sinyal hilangnya kebijakan keras ayahnya telah memudar,” ungkap Andrei Lankov, pakar Korut di Kookmin University, kepada AFP.“Jong-un telah membuktikan diri sebagai anak yang loyal, mengikuti jejak ayahnya sementara pada saat yang sama mengirimkan hasil yang hanya bisa diimpikan sang ayah.
” Di sisi lain, dengan uji coba nuklir itu Korut juga menyimpan dilema.Kelaparan masih menjadi dilema yang menyakitkan bagi Korut.Apalagi,ada laporan yang menyebutkan terjadi bencana kelaparan telah menewaskan ribuan orang pada 2012 di saat yang sama perayaan ulang tahun ke 100 pendiri negara Korut, Kim Il-sung. Kelaparan paling parah terjadi di Provinsi North Hwanghae dan South Hwanghae pada Januari hingga Mei 2012. Selain faktor kelaparan, ekonomi Korut yang sangat lemah menjadi kekhawatiran kehancuran negara tersebut.
Ketergantungan Korut dengan Zona Industri Kaesong yang dikelola bersama Korea Selatan menjadikan Pyongyang tak memiliki skala industri untuk memajukan negara tersebut. Jika tidak ada gebrakan dan reformasi ekonomi,dikhawatirkan nasib ekonomi Korut bakal terus memburuk.Padahal, rakyat Korut tidak dapat disuapi ekonomi dan kebanggaan uji coba nuklir. Namun, mereka juga butuh hidup dan makan
Kesuksesan uji coba nuklir ketiga pada beberapa waktu lalu membuktikan bahwa Pyongyang memiliki serangkaian tujuan yang ingin ditunjukkan kepada dunia internasional.
Tujuan itu tidak lagi untuk meneguhkan Korut sebagai bangsa yang tidak dapat didikte oleh negara mana pun dan dapat memiliki posisi sejajar dengan negara-negara besar dalam hal senjata nuklir. Apalagi, tujuan Korut itu dikaitkan sebagai negara yang dipimpin oleh pemimpin muda, Kim Jong-un, yang menggantikan ayahnya, Kim Jong-il.
Tujuan pertama adalah Korut bakal mendapatkan pengakuan dari berbagai negaranya memiliki kemampuan dengan negara- negara besar karena memiliki nuklir. Bagi negara berdaulat, pengakuan dari negara lain sangat diperlukan untuk mempertegas bahwa negaranya kuat dan memainkan peranan penting di panggung internasional.
Uji coba nuklir ketiga membuat dunia mengakui Korut sebagai negara berani berteknologi nuklir. Kedua,Korut ingin menunjukkan dunia bahwa pemerintahannya memiliki harga diri dalam berdiplomasi dengan negara lain.
Dulu Korut dianggap sebagai “boneka” China dan dunia internasional memandang kalau Pyongyang selalu memenuhi apa saja keinginan Beijing. Dengan uji coba nuklir ketiga itu, Pyongyang ingin menunjukkan kepada dunia kalau mereka memiliki harga diri dengan tidak terikat kepada Beijing atau pun negara lain.
Ketika China ikut menandatangani resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam peluncuran roket pada akhir tahun 2012, Korut menganggap itu sebagai “pengkhianatan”. Dengan tidak mematuhi Beijing karena menganggap ada pengkhianatan,berarti Korut bersiap untuk menapaki jejak sebagai negara yang berdikari. Jika Korut bukan hanya sekali membangkang China dan tak lagi menerima bantuan finansial Beijing,berarti Korut siap berdikari. Ketiga, Korut juga ingin membuktikan kalau teknologi nuklir bukan hanya milik Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Pyongyang ingin membongkar kesan kalau teknologi nuklir itu sulit dan suci. Bagi mereka, teknologi nuklir tidak sulit dan digunakan sesuai kepentingan. Keempat, Korut juga ingin menjadikan posisinya memiliki nilai tawar yang tinggi di negaranya. Dengan posisi itu, Korut dapat berkata dan bertindak seenak hatinya tanpa berpikir panjang risiko yang harus dihadapinya. Semakin AS dan sekutunya menekan, maka Korut bakal menaikkan posisi tawarnya. Korut merupakan negara yang lebih berterus terang dalam mengembangkan senjata pemusnah.
Bagi Korut, keterusterangan kepada publik itu justru menjadi meningkatkan posisi tawar. Kelima, Korut merupakan negara yang selalu melihat dan bergerak ke depan. Mereka tidak terjerumus dengan sejarah dan masa lalu. Meskipun hal baru itu dianggap sesuatu yang lama, bagiKorutmerupakansuatu hal yang luar biasa, seperti peluncuran roket dan senjata nuklir. Uji coba nuklir itu juga memiliki tujuan perspektif dalam negeri Korut, terkait usia pemerintahan Jong-un yang masih relatif baru dan masih mencari bentuk.
Pemerintahan baru Korut ingin menyolidkan berbagai faksi dalam militer di negara tersebut. Jong-un merupakan orang baru dalam pemerintahan Korut.Tak mudah berbagai faksi di militer harus menerima orang baru yang tidak mengerti apa-apa. Namun, Jongun mengetahui bagaimana meningkatkan solidaritas di antara kubu-kubu militer itu.Dia menetapkan AS dan sekutunya sebagai musuh abadi.
Langkah selanjutnya adalah menakut-nakuti AS dan sekutunya. Dengan demikian, faksi-faksi militer memahami bahwa Jong-un ternyata tetap memegang nilai-nilai permusuhan dengan musuh lama Korut. Sehingga, mereka tetap memberikan dukungan. Jong-un juga ingin menunjukkan kepada rakyatnya bahwa meski mereka sebagai negara paling terisolasi dunia, mereka tetap mampu bersinar di kancah internasional. Dia ingin membangun nasionalisme dan patriotisme dengan uji coba nuklir. Sebuah bangsa tanpa adanya nasionalisme dan patriotisme sama seperti tubuh tanpa ruh.
Korut ingin terus membangkitkan keduanya sehingga semangat rakyat terus bergetar dan rela berkorban dengan negara, meskipun mereka dalam kondisi kelaparan. Persatuan nasional juga ingin dicapai Korut dengan uji coba nuklir ketiga. Jong-un ingin mempersatukan berbagai elemen di Korut, mulai warga sipil, pejabat pemerintahan sipil, hingga militer. Ketika ketiganya bersatu, siapa pun musuhnya, maka Korut bakal siap menghadapinya. Pyongyang berusaha meminimalisasi pengkhianat dan pembelot dengan uji coba nuklir ketiga itu.
“Harapan bahwa tahun pertama rezim diktator muda itu bakal mengirimkan sinyal hilangnya kebijakan keras ayahnya telah memudar,” ungkap Andrei Lankov, pakar Korut di Kookmin University, kepada AFP.“Jong-un telah membuktikan diri sebagai anak yang loyal, mengikuti jejak ayahnya sementara pada saat yang sama mengirimkan hasil yang hanya bisa diimpikan sang ayah.
” Di sisi lain, dengan uji coba nuklir itu Korut juga menyimpan dilema.Kelaparan masih menjadi dilema yang menyakitkan bagi Korut.Apalagi,ada laporan yang menyebutkan terjadi bencana kelaparan telah menewaskan ribuan orang pada 2012 di saat yang sama perayaan ulang tahun ke 100 pendiri negara Korut, Kim Il-sung. Kelaparan paling parah terjadi di Provinsi North Hwanghae dan South Hwanghae pada Januari hingga Mei 2012. Selain faktor kelaparan, ekonomi Korut yang sangat lemah menjadi kekhawatiran kehancuran negara tersebut.
Ketergantungan Korut dengan Zona Industri Kaesong yang dikelola bersama Korea Selatan menjadikan Pyongyang tak memiliki skala industri untuk memajukan negara tersebut. Jika tidak ada gebrakan dan reformasi ekonomi,dikhawatirkan nasib ekonomi Korut bakal terus memburuk.Padahal, rakyat Korut tidak dapat disuapi ekonomi dan kebanggaan uji coba nuklir. Namun, mereka juga butuh hidup dan makan
(esn)