Iran bantah terlibat serangan bom di Bulgaria
A
A
A
Sindonews.com – Iran membantah punya kaitan dengan serangan bom di Bulgaria, tahun lalu. Dalam serangan yang terjadi pada Juli 2012 itu, sebuah bom menghancurkan bus yang ditumpangi wisatawan Israel meledak dan menewaskan 5 turis Israel.
"Serangan ini tidak ada hubungannya dengan Iran," kata Duta Besar Iran untuk Bulgaria, Gholamreza Bageri kepada wartawan, Jumat (8/2/2013), seperti dikutip dari Reuters. "Kami menentang segala bentuk terorisme dan mengutuk keras tindakan tersebut," lanjutnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menuduh Hizbullah dan Iran melancarkan "kampanye teror global", setelah serangan di Kota Burgas itu. Selain 5 turis Israel, supir bus dan pelaku serangan bom juga tewas.
Pemerintah Bulgaria juga telah menuduh Hizbullah yang didukung Iran, sebagai dalang serangan ini. Namun, pernyataan Pemerintah Bulgaria ini mendapat kritik keras dari kaum oposisi negeri itu.
Oposisi Bulgaria menyebut pernyataan itu sebagai hal yang berbahaya untuk stabilitas negara yang 15 persen dari 7,3 juta populasinya adalah kaum Muslim. Kaum oposisi menyebut, pernyataan pemerintah Bulgaria itu dikeluarkan di bawah tekanan Amerika Serikat dan Israel.
“Ini adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan yang sangat berbahaya," kata Sergei Stanishev, Pemimpin Partai Sosialis Bulgaria (BSP). "Pemerintah mengadakan permainan politik internasional yang tidak bertanggung jawab, tanpa memperhitungkan konsekuensi," lanjutnya.
Menurut kaum oposisi, terlalu cepat bagi pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Boiko Borisov untuk menyalahkan Hizbullah, terlebih saat penyelidikan belum menghasilkan kesimpulan. Mereka menyebut, pemerintah telah gagal melakukan analisa menyeluruh terhadap keamanan nasional.
"Serangan ini tidak ada hubungannya dengan Iran," kata Duta Besar Iran untuk Bulgaria, Gholamreza Bageri kepada wartawan, Jumat (8/2/2013), seperti dikutip dari Reuters. "Kami menentang segala bentuk terorisme dan mengutuk keras tindakan tersebut," lanjutnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menuduh Hizbullah dan Iran melancarkan "kampanye teror global", setelah serangan di Kota Burgas itu. Selain 5 turis Israel, supir bus dan pelaku serangan bom juga tewas.
Pemerintah Bulgaria juga telah menuduh Hizbullah yang didukung Iran, sebagai dalang serangan ini. Namun, pernyataan Pemerintah Bulgaria ini mendapat kritik keras dari kaum oposisi negeri itu.
Oposisi Bulgaria menyebut pernyataan itu sebagai hal yang berbahaya untuk stabilitas negara yang 15 persen dari 7,3 juta populasinya adalah kaum Muslim. Kaum oposisi menyebut, pernyataan pemerintah Bulgaria itu dikeluarkan di bawah tekanan Amerika Serikat dan Israel.
“Ini adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan yang sangat berbahaya," kata Sergei Stanishev, Pemimpin Partai Sosialis Bulgaria (BSP). "Pemerintah mengadakan permainan politik internasional yang tidak bertanggung jawab, tanpa memperhitungkan konsekuensi," lanjutnya.
Menurut kaum oposisi, terlalu cepat bagi pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Boiko Borisov untuk menyalahkan Hizbullah, terlebih saat penyelidikan belum menghasilkan kesimpulan. Mereka menyebut, pemerintah telah gagal melakukan analisa menyeluruh terhadap keamanan nasional.
(esn)