Dua hari terakhir, aparat Iran tangkap 12 wartawan
A
A
A
Sindonews.com - Pihak berwenang Iran telah menangkap lebih dari selusin wartawan dalam dua hari terakhir. Seperti dilaporkan Reuters, Senin (28/1/2013), para wartawan ini berasal dari media-media reformis dan anti-revolusioner, seperti harian Arman, Bahar, Etemaad, Shargh, dan mingguan Aseman.
Dengan pemilihan presiden yang tinggal lima bulan lagi, Pemerintah Iran tampaknya berusaha memperkuat cengkeraman pada media demi menghindari terulangnya aksi protes massal, seperti yang terjadi pada 2009 silam.
Hingga kini, tak bisa dipastikan angka pasti wartawan yang ditangkap. Kantor berita Fars melaporkan, pada Minggu 27 Januari ada 11 wartawan yang atas perintah dari Pengadilan Iran. Meski tidak secara langsung menyerukan pembangkangan, namun media-media reformis ini kerap melancarkan kritik terhadap pemerintah, akibat sanksi ekonomi Barat.
Pekan lalu, Juru Bicara Pengadilan Iran, Gholam Hossein Mohseni-Ejei memperingatkan ancaman yang dihadapi Republik Islam Iran dari beberapa jurnalis dalam negeri sendiri.
"Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari sumber terpercaya, sejumlah wartawan yang menulis untuk surat kabar nasional, bekerja bahu-membahu dengan Barat dan bersikap anti-revolusioner," kata Mohseni-Ejei.
Para pemimpin Iran secara rutin menuduh pemerintah Barat mencoba untuk memicu kerusuhan sosial melalui media yang subversif, namun menegaskan kalau rencana tersebut tidak akan pernah berhasil.
Dengan pemilihan presiden yang tinggal lima bulan lagi, Pemerintah Iran tampaknya berusaha memperkuat cengkeraman pada media demi menghindari terulangnya aksi protes massal, seperti yang terjadi pada 2009 silam.
Hingga kini, tak bisa dipastikan angka pasti wartawan yang ditangkap. Kantor berita Fars melaporkan, pada Minggu 27 Januari ada 11 wartawan yang atas perintah dari Pengadilan Iran. Meski tidak secara langsung menyerukan pembangkangan, namun media-media reformis ini kerap melancarkan kritik terhadap pemerintah, akibat sanksi ekonomi Barat.
Pekan lalu, Juru Bicara Pengadilan Iran, Gholam Hossein Mohseni-Ejei memperingatkan ancaman yang dihadapi Republik Islam Iran dari beberapa jurnalis dalam negeri sendiri.
"Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari sumber terpercaya, sejumlah wartawan yang menulis untuk surat kabar nasional, bekerja bahu-membahu dengan Barat dan bersikap anti-revolusioner," kata Mohseni-Ejei.
Para pemimpin Iran secara rutin menuduh pemerintah Barat mencoba untuk memicu kerusuhan sosial melalui media yang subversif, namun menegaskan kalau rencana tersebut tidak akan pernah berhasil.
(esn)