Jutaan warga Israel datangi TPS

Selasa, 22 Januari 2013 - 18:49 WIB
Jutaan warga Israel datangi TPS
Jutaan warga Israel datangi TPS
A A A
Sindonews.com - Sekitar 5,66 juta warga Isarel memberikan hak suara dalam pemilu Israel untuk memilih anggota parlemen baru (Knesset) dan kepala kabinet, Selasa (22/1/2013). Berbeda dengan pemilu di Indonesia, warga Israel tidak memilih kandidat presiden langsung, melainkan mencoblos satu partai tertentu.

Komisi Pemilihan Umum Isreal telah menyediakan 10 ribu tempat pemungutan suara (TPS) yang telah dibuka sejak pukul 7 pagi sampai pukul 10 malam waktu setempat. Guna mengoptimalkan proses pemilu, kabinet Israel menetapkan tanggal tersebut sebagai hari libur resmi.

Dalam pemilu kali ini ada empat partai besar yang bertarung, yakni Partai berkuasa Likud pimpinan Benyamin Netanyahu, Partai Kadima pimpinan Shaul Mofaz, Partai radikal The Jewish Home pimpinan Naftali Bennett, Partai Buruh pimpinan Shelly Yachimovich.

Setelah hasil pemilu hasil pemilu Knesset dikeluarkan, Presiden Israel akan menunjuk kubu yang meraih suara mayoritas untuk membentuk kabinet baru.

Berdasarkan hasil perhitungan jajak pendapat yang dilakukan oleh dua surat kabar Israel, Hareet dan Yedioth Ahronoth, kendaraan politik Ntayahu, Partai Likud berhasil memperoleh 32 kursi. Jumlah ini turun 10 kursi dari pemilu Anggota parlemen Knesset Israel pada 2009 lalu, tapi masih dapat menjadi mayoritas bersama dengan partai sayap kanan.

Meski dukungan merosot, namun peluang Netayahu untuk menjabat untuk kali ketiga sebagai PM Israel tetap terbuka lebar. Sementara itu, dukungan untuk Partai Yisrael Beitenu terus merangkak naik, meskipun gagal meyakinkan warga Israel bahwa mereka siap untuk memimpin negara di tengah gejolak yang terjadi di sejumlah negara arab.

Berbeda dengan pemilu 2009 lalu, proses perdamaian Israel-Palestina tidak lagi menjadi isu utama. Berdasarkan hasil jajak pendapat, 47 persen warga Israel menganggap isu-isu sosial dan ekonomi sebagai masalah yang paling mendesak dalam pemilu kali ini. Selain itu, banyak pengamat politik menilai, pemilu Israel akan berlangsung membosankan. Sebab, tidak ada kandidat yang cukup kuat untuk menandingi popularitas Netanyahu.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6722 seconds (0.1#10.140)