Erdogan : Turki tidak akan menyerah pada PKK
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengatakan pemerintah tidak akan menyerah pada militan Kurdistan Workers Party (PKK), namun mereka akan selalu berhati-hati saat menggelar perundingan damai dengan militan, Selasa (16/1/2013).
"Tidak ada yang bisa membuat Turki menyerah. Kami tidak akan melangkah mundur dan kami akan melakukan apapun untuk menangkis semua serangan militan Turki," ungkap Erdogan di parlemen Turki seperti diberitalan Reuters, Rabu (16/1/2013).
Ungkapan tersebut datang setelah pemerintah Turki dituding bersikap lembek terhadap kelompok yang dituding sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Seperti diketahui, pemerintah sejak akhir tahun lalu telah memulai pembicaraan dengan Kurdi Abdullah Ocalan, pemimpin PKK yang kini ditahan di Pulau Imrali. Langkah tersebut ditempuh guna mencari cara untuk mengakhiri pemberontakan yang telah menewaskan lebih dari 40.000 orang sejak 1984 lalu.
Erdogan mengatakan serangan yang dilancarkan oleh PKK terhadap Turki hanya menyisakan rasa sakit, darah dan air mata. Tapi percayalah pemerintah akan membuat para ibu berhenti menangis. "Kami tetap waspada, berhati-hati dan berharap terhadap perundingan tersebut," ungkap Erdogan.
Dalam dialog awal tersebut kedua belah pihak telah membuat sebuah kerangka awal perundingan damai. Kerangka tersebut akan dilaksanakan setelah Ocalan meminta ratusan miltan PKK yang ditahan menghentikan aksi mogok makan.
Pembicaraan damai antara kedua belah pihak tersebut sempat dibayangi kegagalan setelah tiga orang tiga aktivis perempuan Kurdi di Paris dibunuh pada Kamis 10 Januari 2013 lalu. Hingga kini, pihak berwenang Perancis yang menyelidik kasus ini, belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perkembangan kasus pembunuhan ini.
Meski niat berdamai dengan PKK, namun militer Turki dan militan PKK tidak berhenti saling serang. Minggu dan Senin malam lalu, jet tempur Turki kembali melancarkan serangan kepada militan di wilayah utara Turki yang berbatasan dengan Irak. Serangan tersebut dilancarkan 12 hari setelah pembicaran antara pemerintah Turki dan Ocalan digelar.
"Tidak ada yang bisa membuat Turki menyerah. Kami tidak akan melangkah mundur dan kami akan melakukan apapun untuk menangkis semua serangan militan Turki," ungkap Erdogan di parlemen Turki seperti diberitalan Reuters, Rabu (16/1/2013).
Ungkapan tersebut datang setelah pemerintah Turki dituding bersikap lembek terhadap kelompok yang dituding sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Seperti diketahui, pemerintah sejak akhir tahun lalu telah memulai pembicaraan dengan Kurdi Abdullah Ocalan, pemimpin PKK yang kini ditahan di Pulau Imrali. Langkah tersebut ditempuh guna mencari cara untuk mengakhiri pemberontakan yang telah menewaskan lebih dari 40.000 orang sejak 1984 lalu.
Erdogan mengatakan serangan yang dilancarkan oleh PKK terhadap Turki hanya menyisakan rasa sakit, darah dan air mata. Tapi percayalah pemerintah akan membuat para ibu berhenti menangis. "Kami tetap waspada, berhati-hati dan berharap terhadap perundingan tersebut," ungkap Erdogan.
Dalam dialog awal tersebut kedua belah pihak telah membuat sebuah kerangka awal perundingan damai. Kerangka tersebut akan dilaksanakan setelah Ocalan meminta ratusan miltan PKK yang ditahan menghentikan aksi mogok makan.
Pembicaraan damai antara kedua belah pihak tersebut sempat dibayangi kegagalan setelah tiga orang tiga aktivis perempuan Kurdi di Paris dibunuh pada Kamis 10 Januari 2013 lalu. Hingga kini, pihak berwenang Perancis yang menyelidik kasus ini, belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perkembangan kasus pembunuhan ini.
Meski niat berdamai dengan PKK, namun militer Turki dan militan PKK tidak berhenti saling serang. Minggu dan Senin malam lalu, jet tempur Turki kembali melancarkan serangan kepada militan di wilayah utara Turki yang berbatasan dengan Irak. Serangan tersebut dilancarkan 12 hari setelah pembicaran antara pemerintah Turki dan Ocalan digelar.
(esn)