Pengacara India tolak wakili pelaku perkosaan Mahasiswi New Delhi
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pengacara dari Distrik Sekat, India, menolak membela enam anggota geng yang melakukan pemerkosaan terhadap seorang mahasiswi berusia 23 tahun, Rabu (2/1/2012). Pengumuman tersebut datang, sehari sebelum Pengadilan Distrik Saket di selatan New Delhi memulai sidang pertama, yang rencanaya akan digelar Kamis 3 Januari 2013.
"Kami telah memutuskan, tidak ada satupun pengacara yang akan membela orang tak bermoral (pelaku pemerkosaan)," ungkap Sanjay Kumar, pengacara sekaligus anggota Saket District Bar Council, seperti diberitakan Presstv.
Kumar menambahkan, sejauh ini sudah ada 2.500 pengacara yang memutuskan menjauhi kasus persidangan ini. Langkah ini diambil guna memberikan keadilan pada mahasiswi yang tewas akhir pekan lalu di sebuah rumah sakit di Singapura.
Hal senada rupanya juga dilakukan oleh sejumlah pengacara di luar Distrik Saket. Kumar menuturkan, buntut dari penolakan masal ini adalah memaksa pemerintah menunjuk seorang untuk dijadikan pengacara bagi para terdakwa.
Kabarnya, pelaku penganiayaan dan pemerkosaan tersebut berjumlah enam orang. Namun, pihak pengadilan masih akan menyelidiki usia salah satu, yang kabarnya adalah remaja 17 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengadilan, dipastikan lima orang tersangka didakwa dengan tuduhan percobaan pembunuhan, hingga menghilangkan nyawa korban.
Mahasiswi yang tak dipublikasikan namanya itu, pada 16 Desember lalu pulang dari bioskop dengan menumpang bus bersama dengan seorang teman prianya. Laporan media mengatakan, enam orang di dalam bus itu memukuli mereka dengan batang logam dan berulang kali memperkosa si mahasiswi.
Media mengatakan, tongkat besi itu juga digunakan dalam aksi pemerkosaan dan menyebabkan luka parah pada diri si mahasiswi. Geng pemerkosa itu lantas melempar keduanya dari bus yang sedang berjalan. Meski menderita luka-luka, teman laki-laki si wanita selamat.
Kasus perkosaan yang dialami mahasiswi ini telah memicu kerusuhan massal di India. Sejumlah aksi unjuk rasa digelar di beberapa kota di India dan menyebabkan bentrok antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan. Sedikitnya, 6 orang demonstran telah ditangkap oleh aparat keamanan India.
"Kami telah memutuskan, tidak ada satupun pengacara yang akan membela orang tak bermoral (pelaku pemerkosaan)," ungkap Sanjay Kumar, pengacara sekaligus anggota Saket District Bar Council, seperti diberitakan Presstv.
Kumar menambahkan, sejauh ini sudah ada 2.500 pengacara yang memutuskan menjauhi kasus persidangan ini. Langkah ini diambil guna memberikan keadilan pada mahasiswi yang tewas akhir pekan lalu di sebuah rumah sakit di Singapura.
Hal senada rupanya juga dilakukan oleh sejumlah pengacara di luar Distrik Saket. Kumar menuturkan, buntut dari penolakan masal ini adalah memaksa pemerintah menunjuk seorang untuk dijadikan pengacara bagi para terdakwa.
Kabarnya, pelaku penganiayaan dan pemerkosaan tersebut berjumlah enam orang. Namun, pihak pengadilan masih akan menyelidiki usia salah satu, yang kabarnya adalah remaja 17 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengadilan, dipastikan lima orang tersangka didakwa dengan tuduhan percobaan pembunuhan, hingga menghilangkan nyawa korban.
Mahasiswi yang tak dipublikasikan namanya itu, pada 16 Desember lalu pulang dari bioskop dengan menumpang bus bersama dengan seorang teman prianya. Laporan media mengatakan, enam orang di dalam bus itu memukuli mereka dengan batang logam dan berulang kali memperkosa si mahasiswi.
Media mengatakan, tongkat besi itu juga digunakan dalam aksi pemerkosaan dan menyebabkan luka parah pada diri si mahasiswi. Geng pemerkosa itu lantas melempar keduanya dari bus yang sedang berjalan. Meski menderita luka-luka, teman laki-laki si wanita selamat.
Kasus perkosaan yang dialami mahasiswi ini telah memicu kerusuhan massal di India. Sejumlah aksi unjuk rasa digelar di beberapa kota di India dan menyebabkan bentrok antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan. Sedikitnya, 6 orang demonstran telah ditangkap oleh aparat keamanan India.
(esn)