Iran anggap ancaman AS gertak sambal

Jum'at, 29 Juni 2012 - 16:21 WIB
Iran anggap ancaman...
Iran anggap ancaman AS gertak sambal
A A A
Sindonews.com - Juru bicara parelemen Iran, Ali Larijani mengatakan Amerika Serikat (AS) selalu mengancam Iran, namun ancaman tersebut tidak pernah diaplikasikan.

"Saat Presiden George W. Bush menjabat menjadi Presiden AS, Iran mendengar kabar, AS akan menyerang Iran namun 99 persen dari kabar yang bernada ancaman tersebut tidak direalisasikan secara praktis," ungkap Larijani seperti diberitakan dalam Presstv, Jumat (29/6/2012).

Larijani mengatakan, sejauh ini Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton sering kali mengeluarkan pernyataan keras terhadap Iran. Namun, tidak ada yang memperhatikan isi dari ancaman tersebut. Tidak ada negara yang menjunjung tinggi ancaman AS, ancaman mereka bertujuan merusak Iran.

AS, Israel dan beberapa sekutunya menuduh Iran mengembangkan bom nuklir dalam program energi nuklirnya. Keduanya berulang kali mengancam akan menyerang Iran, jika tidak menghentikan program pengayaan nuklirnya.

Sementara Itu, Iran menilai pengembangan nuklir merupakan hak bagi setiap negara di dunia. Lagi pula, nuklir Iran dikebangkan untuk tujuan damai demi keperluan sipil dan sesuai dengan perjanjian pengembangan nuklir internasional.
(hyk)
Berita Terkini
Ini Pidato Pertama Paus...
Ini Pidato Pertama Paus Leo XIV usai Terpilih
23 menit yang lalu
Profil Robert Prevost,...
Profil Robert Prevost, Paus Pertama dari Amerika Serikat
59 menit yang lalu
Paus Baru Robert Prevost...
Paus Baru Robert Prevost akan Bergelar Paus Leo XIV
1 jam yang lalu
BREAKING NEWS! Robert...
BREAKING NEWS! Robert Prevost Terpilih sebagai Paus Baru
1 jam yang lalu
Xi Jinping Tegaskan...
Xi Jinping Tegaskan Rusia dan China akan Lawan Paksaan di Panggung Dunia
2 jam yang lalu
BREAKING NEWS! Asap...
BREAKING NEWS! Asap Putih Muncul dari Cerobong Kapel Sistina, Paus Baru telah Terpilih
2 jam yang lalu
Infografis
Presiden AS Donald Trump...
Presiden AS Donald Trump Kecam Serangan India ke Pakistan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved