Takut digugat, Israel bungkam korban kapal Mavi Marmara
Jum'at, 25 Mei 2012 - 10:46 WIB

Takut digugat, Israel bungkam korban kapal Mavi Marmara
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Israel benar-benar kebakaran jenggot dengan rencana keluarga korban yang akan melayangkan gugatan atas insiden Kapal Marvi Marmara. Saking paniknya, Israel dikabarkan memberikan uang sebesar USD 6 juta agar keluarga korban tidak menggugat.
Ramazan Ariturk, seorang pengacara korban dan keluarga korban kapal Turki, Mavi Marmara, mengatakan bahwa Pemerintah Israel mencoba menutup mulut para klienya. Kliennya adalah para penumpang Mavi Marmara yang membawa bantuan ke jalur Gaza dari laut pada 31 Mei 2010.
Ramazan merupakan satu di antara beberapa pengacara yang membantu 465 korban aksi militer tentara Israel di atas kapal Mavi Marmara. Ia mengatakan Pemerintah Israel mencoba menutup mulut kliennya dengan uang USD 6 juta. Pemerintah Isreal mengirimkan dana kepada Kedutaan Turki, di Ankara sebulan yang lalu. Namun, uang tutup mulut itu ditolak dengan alasan sangat tidak bermoral.
Seperti diberitakan dalam presstv, Jumat (25/5/2012), Ramazan mengatakan, jika uang itu diterima, dana tersebut akan disalurkan oleh lembaga amal Yahudi di Turki. Dana itu merupakan ungkapan permintaan maaf dari Tel Aviv sekaligus untuk menyelesaikan tuntutan militer terhadap Israel.
Peristiwa penyerbuan pasukan komando Israel kepada para aktivis pembawa bantuan kemanusiaan yang menumpang kapal Mavi Marmara terjadi pada 31 Mei 2010. Pasukan paramiliter Israel itu menyerang kelompok kemanusiaan Freedom Flotilla di perairan internasional di laut Mediterania. Akibat serangan itu, enam aktivis yang sebagian besar warga Turki dilaporkan tewas sementara 50 orang lainnya mengalami luka-luka.
Kapal Mavi Mara merupakan salah satu dari enam kapal yang beriring-iringan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza. Menurut media Turki, salah seorang korban luka, Suleyman Soylemez sampai saat ini masih dalam keadaaan koma.
Dalam aksi penyerangan tersebut, pasukan Israel berhasil merampas bantuan bagi warga Palestina senilai 1,6 juta dalam bentuk makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan berbagai keperluan penduduk yang terputus sejak Juni 2007 lalu.
Ramazan Ariturk, seorang pengacara korban dan keluarga korban kapal Turki, Mavi Marmara, mengatakan bahwa Pemerintah Israel mencoba menutup mulut para klienya. Kliennya adalah para penumpang Mavi Marmara yang membawa bantuan ke jalur Gaza dari laut pada 31 Mei 2010.
Ramazan merupakan satu di antara beberapa pengacara yang membantu 465 korban aksi militer tentara Israel di atas kapal Mavi Marmara. Ia mengatakan Pemerintah Israel mencoba menutup mulut kliennya dengan uang USD 6 juta. Pemerintah Isreal mengirimkan dana kepada Kedutaan Turki, di Ankara sebulan yang lalu. Namun, uang tutup mulut itu ditolak dengan alasan sangat tidak bermoral.
Seperti diberitakan dalam presstv, Jumat (25/5/2012), Ramazan mengatakan, jika uang itu diterima, dana tersebut akan disalurkan oleh lembaga amal Yahudi di Turki. Dana itu merupakan ungkapan permintaan maaf dari Tel Aviv sekaligus untuk menyelesaikan tuntutan militer terhadap Israel.
Peristiwa penyerbuan pasukan komando Israel kepada para aktivis pembawa bantuan kemanusiaan yang menumpang kapal Mavi Marmara terjadi pada 31 Mei 2010. Pasukan paramiliter Israel itu menyerang kelompok kemanusiaan Freedom Flotilla di perairan internasional di laut Mediterania. Akibat serangan itu, enam aktivis yang sebagian besar warga Turki dilaporkan tewas sementara 50 orang lainnya mengalami luka-luka.
Kapal Mavi Mara merupakan salah satu dari enam kapal yang beriring-iringan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza. Menurut media Turki, salah seorang korban luka, Suleyman Soylemez sampai saat ini masih dalam keadaaan koma.
Dalam aksi penyerangan tersebut, pasukan Israel berhasil merampas bantuan bagi warga Palestina senilai 1,6 juta dalam bentuk makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan berbagai keperluan penduduk yang terputus sejak Juni 2007 lalu.
()