Berjalan sambil tidur kini jadi fenomena umum
A
A
A
Sindonews.com - Satu diantara tiga orang Amerika Serikat (AS) memiliki riwayat tidur sambil berjalan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 8,5 juta atau sekitar 3,6 persen orang dewasa di 15 negara bagian AS, dalam setahun mereka setidaknya pernah berjalan sambil tidur.
Hasil penelitian para ilmuan AS yang dipublikasikan dalam journal Neurology menunjukan bahwa angka ini ternyata lebih banyak 2,5 persen dari perkiraan ilmuan pada awalnya.
Dari hasil penelitian tersebut, ilmuan mengatakan kondisi kesehatan seseorang sangat mempengaruhi fenomena ini. Ganguan mental seperti depresi, penyakit ganguan mental obsessive-compulsive disorder, susah tidur yang disebabkan karena ganguan pernapasan dan insomnia.
Sementara, orang yang sering mengkonsumsi obat anti depresi memiliki presentase lebih besar berjalan sambil tidur.
Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian terbaru tidak menemukan adanya hubungan yang jelas antara resep obat tidur dengan berjalan sambil tidur.
Menurut dokter Maurice Ohayon dari Universitas Stanford pengunaan obat tidur diluar pengawasan akan sangat memperbesar kemungkinan berjalan sambil tidur.
"Jika anda mengkonsumsi obat tidur yang mengandung diphenhydramine (obat pencegahan dan pengobatan alergi) maka anda dua setengan kali lebih mungkin berjalan sambil tidur," ungkap Ohayon seperti diberitakan dalam Presstv, Selasa (15/5/2012).
Fenomena berjalan sabil tidur lebih umum terjadi pada anak kecil dibandingkan orang dewasa. Dokter Ohayon mengatakan 30 persen anak-anak berjalan sambil tidur. Sampai saat ini kami belum menemukan penyebab jalan sambil tidur yang dilakukan oleh anak kecil, apakah disebabkan karena pengaruh obat karena mereka dalam sebuah fase pengobatan.
Hasil penelitian para ilmuan AS yang dipublikasikan dalam journal Neurology menunjukan bahwa angka ini ternyata lebih banyak 2,5 persen dari perkiraan ilmuan pada awalnya.
Dari hasil penelitian tersebut, ilmuan mengatakan kondisi kesehatan seseorang sangat mempengaruhi fenomena ini. Ganguan mental seperti depresi, penyakit ganguan mental obsessive-compulsive disorder, susah tidur yang disebabkan karena ganguan pernapasan dan insomnia.
Sementara, orang yang sering mengkonsumsi obat anti depresi memiliki presentase lebih besar berjalan sambil tidur.
Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian terbaru tidak menemukan adanya hubungan yang jelas antara resep obat tidur dengan berjalan sambil tidur.
Menurut dokter Maurice Ohayon dari Universitas Stanford pengunaan obat tidur diluar pengawasan akan sangat memperbesar kemungkinan berjalan sambil tidur.
"Jika anda mengkonsumsi obat tidur yang mengandung diphenhydramine (obat pencegahan dan pengobatan alergi) maka anda dua setengan kali lebih mungkin berjalan sambil tidur," ungkap Ohayon seperti diberitakan dalam Presstv, Selasa (15/5/2012).
Fenomena berjalan sabil tidur lebih umum terjadi pada anak kecil dibandingkan orang dewasa. Dokter Ohayon mengatakan 30 persen anak-anak berjalan sambil tidur. Sampai saat ini kami belum menemukan penyebab jalan sambil tidur yang dilakukan oleh anak kecil, apakah disebabkan karena pengaruh obat karena mereka dalam sebuah fase pengobatan.
()