Kantor PM Libya diserang, seorang penjaga tewas
A
A
A
Sindonews.com - Untuk kali kedua dalam sebulan, kantor Perdana Menteri Libya di Tripoli diserang 200 pria bersenjata hari Selasa. Seorang penjaga dilaporkan tewas akibat serangan ini.
Para penyerang itu adalah mantan pemberontak yang membantu menggulingkan Gaddafi tahun lalu. Mereka menuntut hadiah yang dijanjikan atas keberhasilan menggulingkan pemerintah Gaddafi.
"Sekitar 200 pria bersenjata turun dari truk pick-up, beberapa dari mereka membawa mortir, peluncur roket dan senjata otomatis,’’ kata juru bicara Pemerintah Libya Nasir al-Mani seperti diberitakan dalam BBC.co.uk, Rabu (9/5/2012)
Para penyerang bersenjata itu berusaha menguasai kantor PM. Baku tembak antara penjaga dan kelompok bersenjata pecah di luar gedung PM. Seorang penjaga dilaporkan tewas, sementara empat orang lainya mengalami luka-luka. Usaha mereka untuk menguasai kantor PM gagal, karena tidak berhasil memasuki kantor PM.
Saat aksi penyerangan berlangsung, sebagian besar pegawai yang ada di dalam kantor melarikan diri. Menteri Keuangan dan wakil perdana menteri ikut melarikan diri. Sementara PM Abdurrahim al-Keib dan penasihatnya, Ashur Shamis berada di ruang kantornya.
Saksi mata mengatakan, para penyerang tersebut adalah kelompok militan dari Yafira, 100 km dari Ibu Kota Tripoli. Yafira adalah sebuah kota yang minoritas penduduknya adalah Suku Berber.
Wartawan BBC, Rana Jawad di Tripoli mengungkapkan, selain menuntut uang tunai, mereka juga menuntut perawatan medis bagi para pemberontak yang tewas tahun lalu. Hadiah telah diberikan, karena ada dugaan kecurangan penyeluran hadiah dihentikan. Pemerintah Libya telah berusaha melucuti senjata mantan kelompok pemberontak, mereka masih sering melakukan aksi penyerangan yang menimbulkan instabilitas di Libya.
Para penyerang itu adalah mantan pemberontak yang membantu menggulingkan Gaddafi tahun lalu. Mereka menuntut hadiah yang dijanjikan atas keberhasilan menggulingkan pemerintah Gaddafi.
"Sekitar 200 pria bersenjata turun dari truk pick-up, beberapa dari mereka membawa mortir, peluncur roket dan senjata otomatis,’’ kata juru bicara Pemerintah Libya Nasir al-Mani seperti diberitakan dalam BBC.co.uk, Rabu (9/5/2012)
Para penyerang bersenjata itu berusaha menguasai kantor PM. Baku tembak antara penjaga dan kelompok bersenjata pecah di luar gedung PM. Seorang penjaga dilaporkan tewas, sementara empat orang lainya mengalami luka-luka. Usaha mereka untuk menguasai kantor PM gagal, karena tidak berhasil memasuki kantor PM.
Saat aksi penyerangan berlangsung, sebagian besar pegawai yang ada di dalam kantor melarikan diri. Menteri Keuangan dan wakil perdana menteri ikut melarikan diri. Sementara PM Abdurrahim al-Keib dan penasihatnya, Ashur Shamis berada di ruang kantornya.
Saksi mata mengatakan, para penyerang tersebut adalah kelompok militan dari Yafira, 100 km dari Ibu Kota Tripoli. Yafira adalah sebuah kota yang minoritas penduduknya adalah Suku Berber.
Wartawan BBC, Rana Jawad di Tripoli mengungkapkan, selain menuntut uang tunai, mereka juga menuntut perawatan medis bagi para pemberontak yang tewas tahun lalu. Hadiah telah diberikan, karena ada dugaan kecurangan penyeluran hadiah dihentikan. Pemerintah Libya telah berusaha melucuti senjata mantan kelompok pemberontak, mereka masih sering melakukan aksi penyerangan yang menimbulkan instabilitas di Libya.
()