Pesan kemanusiaan untuk ibu negara Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Aksi kekerasan di Suriah yang tak kunjung berakhir, mengetuk hati sejumlah istri duta besar PBB dari Inggris dan Jerman. Mereka mendesak agar Ibu negara Suriah, Asma Al-Assad, bertindak dengan meminta Presiden Bashar Al-Assad untuk mengakhiri kerusuhan di negerinya.
Sebuah video mengenai Asma Al-Assad dibuat oleh Sheila Lyall Grant, istri utusan PBB Inggris, dan Huberta von Voss-Wittig, istri duta besar PBB Jerman. Video itu menggambarkan gaya hidup perempuan Suriah berusia 36 tahun itu, sangat kontras dengan kondisi korban luka dan tewas akibat kerusuhan yang telah berlangsung lebih dari setahun.
"Asma, lakukan sesuatu demi perdamaian. Lakukan sesuatu demi rakyat Suriah dan hentikan aksi kekerasan yang dilakukan oleh suamimu," kata para istri duta besar dalam pesan video yang dikutip dalam ABC.net.au pada Rabu (18/4/2012).
"Jangan terus jadi pengamat atas kondisi di negeri Anda, tidak ada yang peduli dengan status Anda. Tapi kami peduli dengan tindakan Anda," ungkap Grant dan Wittig.
Video yang diunduh dalam www.change.org, sejumlah istri duta besar juga meminta para pemirsa yang telah menyaksikan video untuk menandatangani petisi. Isinya meminta kepada Asma agar sang suami segera menghentikan aksi pertumpahan darah yang terjadi di Suriah.
"Kami memiliki keyakinan yang kuat bahwa Asma sebagai perempuan, istri, dan juga ibu. Ia dulunya adalah seorang pemimpin perempuan Arab yang sangat vokal. Ia juga memperjuangkan kesetaraan perempuan, dan ia tidak bisa terus berlindung di balik suaminya,"
Sebagai seorang mantan investor perbankan, sosok Asma digambarkan sebagai sosok wanita serius dan juga dipengaruhi oleh nilai-nilai barat.
Walaupun Uni Eropa telah melarang Asma Al-Assad bepergian ke Eropa dan melakukan belanja dari perusahaan Eropa. Namun, selama pemberontakan berlangsung, ia tetap menunjukan gaya hidup yang mewah. Seperti diberitakan dalam harian Inggris, The Guardian, Asma tetap melakukan belanja barang mewah dan juga membeli musik pop melalui internet.
"Ada beberapa wanita yang hidup untuk gaya, ada juga yang hidup untuk berbagi. Ada juga yang hidup untuk mempertahankan imej pribadi, dan ada juga yang berjuang untuk bertahan hidup," ungkap video tersebut.
Sebuah video mengenai Asma Al-Assad dibuat oleh Sheila Lyall Grant, istri utusan PBB Inggris, dan Huberta von Voss-Wittig, istri duta besar PBB Jerman. Video itu menggambarkan gaya hidup perempuan Suriah berusia 36 tahun itu, sangat kontras dengan kondisi korban luka dan tewas akibat kerusuhan yang telah berlangsung lebih dari setahun.
"Asma, lakukan sesuatu demi perdamaian. Lakukan sesuatu demi rakyat Suriah dan hentikan aksi kekerasan yang dilakukan oleh suamimu," kata para istri duta besar dalam pesan video yang dikutip dalam ABC.net.au pada Rabu (18/4/2012).
"Jangan terus jadi pengamat atas kondisi di negeri Anda, tidak ada yang peduli dengan status Anda. Tapi kami peduli dengan tindakan Anda," ungkap Grant dan Wittig.
Video yang diunduh dalam www.change.org, sejumlah istri duta besar juga meminta para pemirsa yang telah menyaksikan video untuk menandatangani petisi. Isinya meminta kepada Asma agar sang suami segera menghentikan aksi pertumpahan darah yang terjadi di Suriah.
"Kami memiliki keyakinan yang kuat bahwa Asma sebagai perempuan, istri, dan juga ibu. Ia dulunya adalah seorang pemimpin perempuan Arab yang sangat vokal. Ia juga memperjuangkan kesetaraan perempuan, dan ia tidak bisa terus berlindung di balik suaminya,"
Sebagai seorang mantan investor perbankan, sosok Asma digambarkan sebagai sosok wanita serius dan juga dipengaruhi oleh nilai-nilai barat.
Walaupun Uni Eropa telah melarang Asma Al-Assad bepergian ke Eropa dan melakukan belanja dari perusahaan Eropa. Namun, selama pemberontakan berlangsung, ia tetap menunjukan gaya hidup yang mewah. Seperti diberitakan dalam harian Inggris, The Guardian, Asma tetap melakukan belanja barang mewah dan juga membeli musik pop melalui internet.
"Ada beberapa wanita yang hidup untuk gaya, ada juga yang hidup untuk berbagi. Ada juga yang hidup untuk mempertahankan imej pribadi, dan ada juga yang berjuang untuk bertahan hidup," ungkap video tersebut.
()