Korea Utara gelar konferensi partai
A
A
A
Sindonews.com – Korea Utara (Korut) kemarin menggelar konferensi bersejarah Partai Pekerja untuk memperkuat dukungan kepada pemimpin baru Kim Jong-un.
Pertemuan itu juga sebagai konsolidasi menjelang peluncuran roket yang membawa satelit.Konferensi itu dianggap sebagai ajang penobatan jabatan Sekretaris Jenderal Partai Pekerja kepada Jong-un. Konferensi keempat itu dilaksanakan seiring peringatan ulang tahun ke-100 pendiri Korut Kim Il-sung,kakek Jongun. Mesin propaganda Korut kemarin juga memberikan pujian terhadap Jong-un yang memimpin negeri itu di usia 20 tahunan.
Editorial harian milik Partai Pekerja Rodong Sinmun mengklaim Jong-un sebagai jenderal yang dikirim dari surga dan pemimpin besar.“Konferensi bersejarah Partai Pekerja Korut yang dibuka hari ini akan menunjukkan bahwa partai dan keinginan serta kepercayaan teguh rakyat tetap mengikuti kejayaan komrad Kim Jong-un,”papar pernyataan Rodong Sinmun. Sejauh ini, Jong-un secara formal telah ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi militer yang berkekuatan 1,2 juta prajurit atau terbesar keempat di dunia.
Promosi jabatan sebagai sekretaris jenderal akan menunjukkan bahwa Jong-un memang benar-benar berkuasa penuh di Korut. Kemudian, sesi pertemuan tahunan parlemen pada Jumat (13/4) juga akan mengangkat Jong-un sebagai pemimpin Komisi Pertahanan Nasional. Sebelumnya, posisi itu dipegang oleh Kim Jong-il.“Kim Jong-un merupakan pemimpin tertinggi partai,militer dan rakyat yang membawa ideologi dan prestasi pemimpin besar Kim Il-sung dan Kim Jong-il untuk penyelesaian tugas yang cemerlang,” tulis Rodong Sinmun.
Sementara itu,ribuan warga Korutdariberbagainegarabagian kemarin mulai berdatangan ke Pyongyang untuk meng-hadiri festival ulang tahun Kim Ilsung secara besar-besaran. Roketyangmembawa satelit itu dijadwalkan diluncurkan antara 12–16 April mendatang. Pyongyang bersikeras bahwa roket itu membawa satelit yang bertujuan mengumpulkan data mengenai cuaca dan kekayaan alam di wilayahnya.
Namun, negara-negara Barat menuding upaya itu sebagai uji coba rudal dan melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB). Korut kemarin sedang mengisi bahan bakar roket tersebut. Kepala Pusat Kendali Satelit Komite Teknologi Angkasa Luar Korea Paek Chang-ho mengatakan pengisian bahan bakar telah dilakukan.“Pada saat kita berbicara ini, kami sedang mengisi bahan bakar,” kata Paek kepada rombongan wartawan asing di luar ibu kota Pyongyang,dikutip Reuters.
Namun,Paek tidak memberikan jadwal pasti peluncuran roket itu. Dia hanya mengatakan peluncuran akan dilakukan antara 12–16 April. “Soal waktu peluncuran, itu akan diputuskan para atasan saya,” imbuhnya. Dia menegaskan Korut tidak akan peduli dengan opini luar.“Ini merupakan hal kritis untuk mengembangkan ekonomi kita,”papar Paek. China yang merupakan sekutu Korut menyatakan kekhawatirannya dengan rencana peluncuran roket tersebut.Kekhawatiran serupa diungkapkan Rusia.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton menegaskan bahwa Korut menghadapi satu pilihan. “Jika Korut menginginkan kedamaian dan masa depan yang lebih baik untuk rakyatnya,negeri itu sebaiknya membatalkan rencana peluncuran roketnya yang menjadi ancaman langsung bagi keamanan regional,” katanya,dikutip AFP. Negara-negara tetangga Korut yang kemungkinan akan dilintasi roket itu telah melakukan berbagai persiapan.
Korea Selatan (Korsel) dan Jepang bahkan mengancam menem-bak jatuh roket itu jika membahayakan wilayah kedua negara itu.Filipina mulai mengalihkan rute penerbangan dan pelayarannya. Korut bersikeras bahwa roket itu tidak berbahaya bagi negara-negara lain. “Hak untuk memiliki satelit merupakan hak universal bagi setiap bangsa di planet ini. Kita tidak mengakui resolusi PBB yang melanggar kedaulatan kita,” ujar Ryu Kum-chol, anggota senior Komite Teknologi Antariksa Korut.
Pyongyang menegaskan tidak menyembunyikan apapun terkait program peluncuran roket tersebut. Rezim komunis itu mengundang sejumlah wartawan asing untuk meliput ruang kontrol misi. Sebanyak empat bus membawa para wartawan dan pengunjung lainnya.Mereka masuk gedung dua lantai yang menjadi pusat kontrol misi. Gedung tersebut dijaga ketat dan berada di wilayah pinggiran Pyongyang bagian utara.
Di dalam ruangan misi kontrol, terdapat 16 teknisi kerah putih, pria dan wanita, yang mengamati layar komputer.Di bagian depan tampak layar utama yang menunjukkan secara langsung roket setinggi 30 meter di landasan peluncuran di wilayah baratlaut Korut.
Para pakar antariksa asing yang diundang mengikuti kunjungan itu menyatakan, kontrol misi itu tampak kuno dibandingkan fasilitas modern di Barat atau Rusia. (wbs)
Pertemuan itu juga sebagai konsolidasi menjelang peluncuran roket yang membawa satelit.Konferensi itu dianggap sebagai ajang penobatan jabatan Sekretaris Jenderal Partai Pekerja kepada Jong-un. Konferensi keempat itu dilaksanakan seiring peringatan ulang tahun ke-100 pendiri Korut Kim Il-sung,kakek Jongun. Mesin propaganda Korut kemarin juga memberikan pujian terhadap Jong-un yang memimpin negeri itu di usia 20 tahunan.
Editorial harian milik Partai Pekerja Rodong Sinmun mengklaim Jong-un sebagai jenderal yang dikirim dari surga dan pemimpin besar.“Konferensi bersejarah Partai Pekerja Korut yang dibuka hari ini akan menunjukkan bahwa partai dan keinginan serta kepercayaan teguh rakyat tetap mengikuti kejayaan komrad Kim Jong-un,”papar pernyataan Rodong Sinmun. Sejauh ini, Jong-un secara formal telah ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi militer yang berkekuatan 1,2 juta prajurit atau terbesar keempat di dunia.
Promosi jabatan sebagai sekretaris jenderal akan menunjukkan bahwa Jong-un memang benar-benar berkuasa penuh di Korut. Kemudian, sesi pertemuan tahunan parlemen pada Jumat (13/4) juga akan mengangkat Jong-un sebagai pemimpin Komisi Pertahanan Nasional. Sebelumnya, posisi itu dipegang oleh Kim Jong-il.“Kim Jong-un merupakan pemimpin tertinggi partai,militer dan rakyat yang membawa ideologi dan prestasi pemimpin besar Kim Il-sung dan Kim Jong-il untuk penyelesaian tugas yang cemerlang,” tulis Rodong Sinmun.
Sementara itu,ribuan warga Korutdariberbagainegarabagian kemarin mulai berdatangan ke Pyongyang untuk meng-hadiri festival ulang tahun Kim Ilsung secara besar-besaran. Roketyangmembawa satelit itu dijadwalkan diluncurkan antara 12–16 April mendatang. Pyongyang bersikeras bahwa roket itu membawa satelit yang bertujuan mengumpulkan data mengenai cuaca dan kekayaan alam di wilayahnya.
Namun, negara-negara Barat menuding upaya itu sebagai uji coba rudal dan melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB). Korut kemarin sedang mengisi bahan bakar roket tersebut. Kepala Pusat Kendali Satelit Komite Teknologi Angkasa Luar Korea Paek Chang-ho mengatakan pengisian bahan bakar telah dilakukan.“Pada saat kita berbicara ini, kami sedang mengisi bahan bakar,” kata Paek kepada rombongan wartawan asing di luar ibu kota Pyongyang,dikutip Reuters.
Namun,Paek tidak memberikan jadwal pasti peluncuran roket itu. Dia hanya mengatakan peluncuran akan dilakukan antara 12–16 April. “Soal waktu peluncuran, itu akan diputuskan para atasan saya,” imbuhnya. Dia menegaskan Korut tidak akan peduli dengan opini luar.“Ini merupakan hal kritis untuk mengembangkan ekonomi kita,”papar Paek. China yang merupakan sekutu Korut menyatakan kekhawatirannya dengan rencana peluncuran roket tersebut.Kekhawatiran serupa diungkapkan Rusia.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton menegaskan bahwa Korut menghadapi satu pilihan. “Jika Korut menginginkan kedamaian dan masa depan yang lebih baik untuk rakyatnya,negeri itu sebaiknya membatalkan rencana peluncuran roketnya yang menjadi ancaman langsung bagi keamanan regional,” katanya,dikutip AFP. Negara-negara tetangga Korut yang kemungkinan akan dilintasi roket itu telah melakukan berbagai persiapan.
Korea Selatan (Korsel) dan Jepang bahkan mengancam menem-bak jatuh roket itu jika membahayakan wilayah kedua negara itu.Filipina mulai mengalihkan rute penerbangan dan pelayarannya. Korut bersikeras bahwa roket itu tidak berbahaya bagi negara-negara lain. “Hak untuk memiliki satelit merupakan hak universal bagi setiap bangsa di planet ini. Kita tidak mengakui resolusi PBB yang melanggar kedaulatan kita,” ujar Ryu Kum-chol, anggota senior Komite Teknologi Antariksa Korut.
Pyongyang menegaskan tidak menyembunyikan apapun terkait program peluncuran roket tersebut. Rezim komunis itu mengundang sejumlah wartawan asing untuk meliput ruang kontrol misi. Sebanyak empat bus membawa para wartawan dan pengunjung lainnya.Mereka masuk gedung dua lantai yang menjadi pusat kontrol misi. Gedung tersebut dijaga ketat dan berada di wilayah pinggiran Pyongyang bagian utara.
Di dalam ruangan misi kontrol, terdapat 16 teknisi kerah putih, pria dan wanita, yang mengamati layar komputer.Di bagian depan tampak layar utama yang menunjukkan secara langsung roket setinggi 30 meter di landasan peluncuran di wilayah baratlaut Korut.
Para pakar antariksa asing yang diundang mengikuti kunjungan itu menyatakan, kontrol misi itu tampak kuno dibandingkan fasilitas modern di Barat atau Rusia. (wbs)
()