Kapal perang Filipina bersitegang dengan kapal China
Kapal perang Filipina bersitegang dengan kapal China
A
A
A
Sindonews.com - Kapal perang Filipina bersitegang dengan kapal patroli China di Laut China Selatan. Kementerian Luar Negeri Filipina kemarin menyatakan kapal angkatan laut Filipina, Gregorio Del Pilar,hendak menangkap delapan kapal nelayan China yang berada di perairan Scarborough Shoal pada Minggu (8/4).
Delapan kapal nelayan China itu dituduh menangkap ikan secara ilegal di wilayah Filipina, 124 mil laut dari pantai barat pulau utama Luzon. Namun, penangkapan itu dihalangi oleh dua kapal patroli China. Personel Angkatan Laut Filipina memeriksa kapal-kapal nelayan China itu dan menemukan sejumlah besar ikan serta karang yang diambil secara ilegal. Dua kapal patroli China kemudian berada di daerah tersebut pada Selasa (10/4). Dua kapal patroli itu pun menempatkan diri di antara kapal perang Filipina dan kapal-kapal nelayan China.
Kapal patroli China itu hendak mencegah angkatan laut Filipina melakukan penangkapan terhadap para nelayan tersebut. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Filipina Raul Hernandez mengatakan, tidak jelas apakah kapal-kapal patroli China itu bersenjata.Namun, sejumlah upaya dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. “Apa yang terjadi sekarang adalah ada situasi yang tidak berubah. Ada kebuntuan dan kami ingin menyelesaikannya,” ungkap Hernandez melalui radio DZBB di Manila.
Pemerintah Filipina bertekad menegaskan kedaulatan atas wilayah tersebut.Menteri Luar Negeri Filipina Albert Del Rosario langsung memanggil Duta Besar China di Manila Ma Keqing. Setelah pertemuan itu, kedua negara berkomitmen menemukan solusi diplomatik. Namun,negosiasi masih buntu.
Filipina pun mengajukan protes atas insiden di perairan yang diklaim dua negara itu. China juga menyatakan berdaulat atas wilayah tersebut dan meminta kapal perang Filipina meninggalkan perairan tersebut. (wbs)
Delapan kapal nelayan China itu dituduh menangkap ikan secara ilegal di wilayah Filipina, 124 mil laut dari pantai barat pulau utama Luzon. Namun, penangkapan itu dihalangi oleh dua kapal patroli China. Personel Angkatan Laut Filipina memeriksa kapal-kapal nelayan China itu dan menemukan sejumlah besar ikan serta karang yang diambil secara ilegal. Dua kapal patroli China kemudian berada di daerah tersebut pada Selasa (10/4). Dua kapal patroli itu pun menempatkan diri di antara kapal perang Filipina dan kapal-kapal nelayan China.
Kapal patroli China itu hendak mencegah angkatan laut Filipina melakukan penangkapan terhadap para nelayan tersebut. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Filipina Raul Hernandez mengatakan, tidak jelas apakah kapal-kapal patroli China itu bersenjata.Namun, sejumlah upaya dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. “Apa yang terjadi sekarang adalah ada situasi yang tidak berubah. Ada kebuntuan dan kami ingin menyelesaikannya,” ungkap Hernandez melalui radio DZBB di Manila.
Pemerintah Filipina bertekad menegaskan kedaulatan atas wilayah tersebut.Menteri Luar Negeri Filipina Albert Del Rosario langsung memanggil Duta Besar China di Manila Ma Keqing. Setelah pertemuan itu, kedua negara berkomitmen menemukan solusi diplomatik. Namun,negosiasi masih buntu.
Filipina pun mengajukan protes atas insiden di perairan yang diklaim dua negara itu. China juga menyatakan berdaulat atas wilayah tersebut dan meminta kapal perang Filipina meninggalkan perairan tersebut. (wbs)
()
Explore More