MNLA deklarasikan kemerdekaan Mali Utara
A
A
A
Sindonews.com - Kelompok pemberontak yang tergabung dalam The National Movement for the Liberation of Azawad (MNLA) menyatakan kemerdekaan atas wilayah Mali bagian utara. MNLA memublikasikan pernyataan kemerdekaan itu di situs resmi mereka. "MNLA menyatakan kemerdekaan atas wilayah Mali bagian Utara dan menghormati perbatasan negara lain," Seperti diberitakan dalam BBC.co.uk, Jumat (6/4/2012).
Pernyataan kemerdekaan itu sangat mengejutkan. Pasalnya, mereka sebelumnya telah menghentikan perlawanan dan memulai gencatan senjata dengan pemerintah Mali sejak Kamis 5 April lqlu.
Deklarasi kemerdekaan kelompok pemberontak itu muncul setelah kelompok hak asasi manusia internasional mengatakan bahwa Mali menghadapi ancaman kemanusiaan akibat aksi pemberontakan di Mali bagian utara.
The Azawad National Liberation Movement (MNLA) dan Ansar Dine adalah dua kelompok utama yang melakukan pemberontakan di Mali. Keduanya memiliki tujuan perjuangan yang berbeda.
MNLA memiliki keterkaitan dengan jaringan Alqaeda. Sedangkan kelompok Islam utama Ansar Dine berjuang untuk menegakkan syariat Islam di Mali. MNLA telah memutuskan untuk berhenti melakukan pemberontakan.
Kegagalan Presiden Mali, Amadou Toumani Toure, dalam mengatasi aksi pemberontak di Mali utara, menjadi alasan bagi militer Mali melakukan kudeta terhadap Toure pada Kamis 22 Maret lalu.
Pernyataan kemerdekaan itu sangat mengejutkan. Pasalnya, mereka sebelumnya telah menghentikan perlawanan dan memulai gencatan senjata dengan pemerintah Mali sejak Kamis 5 April lqlu.
Deklarasi kemerdekaan kelompok pemberontak itu muncul setelah kelompok hak asasi manusia internasional mengatakan bahwa Mali menghadapi ancaman kemanusiaan akibat aksi pemberontakan di Mali bagian utara.
The Azawad National Liberation Movement (MNLA) dan Ansar Dine adalah dua kelompok utama yang melakukan pemberontakan di Mali. Keduanya memiliki tujuan perjuangan yang berbeda.
MNLA memiliki keterkaitan dengan jaringan Alqaeda. Sedangkan kelompok Islam utama Ansar Dine berjuang untuk menegakkan syariat Islam di Mali. MNLA telah memutuskan untuk berhenti melakukan pemberontakan.
Kegagalan Presiden Mali, Amadou Toumani Toure, dalam mengatasi aksi pemberontak di Mali utara, menjadi alasan bagi militer Mali melakukan kudeta terhadap Toure pada Kamis 22 Maret lalu.
()