Akhiri krisis, ECOWAS tangguhkan keanggotaan Mali

Rabu, 28 Maret 2012 - 10:36 WIB
Akhiri krisis, ECOWAS...
Akhiri krisis, ECOWAS tangguhkan keanggotaan Mali
A A A
Sindonews.com - Organisasi Negara Afrika Barat (ECOWAS) untuk sementara menangguhkan keanggotaan Mali sebagai anggota setelah kudeta militer di negara tersebut pekan lalu.

ECOWAS menggelar rapat darurat Selasa kemarin di Abidjan, Pantai Gading. Ketua yang juga Presiden Pantai Gading, Alassane Ouattara, dan lima kepala negara anggota ECOWAS sepakat untuk menangguhkan keanggotaan Mali untuk mengakhiri krisis yang terjadi di Mali.

"Kami tidak bisa membiarkan sebuah negara yang telah mempunyai aturan dan instrumen kehidupan berdemokrasi kemudian mundur dua dekade meninggalkan sejarah yang telah mereka bangun," kata Outtara seperti diberitakan dalam BBC.co.uk, Rabu (28/3/2012)

Ouattara dan lima pemimpin negara anggota ECOWAS pemimpin yakni Nigeria, Burkina Faso, Liberia, Niger, dan Benin dalam 48 jam ke depan akan menuju Mali untuk mencoba memulihkan proses demokrasi di Mali. Dalam rapat tersebut ECOWAS mengatakan kesiapan menempatkan pasukan perdamaian di Mali.

Respons akan kudeta pemimpin di Mali juga datang dari beberapa negara seperti, Amerika Serikat, Prancis dan Uni Eropa. Mereka memutuskan untuk menghentikan bantuan non kemanusiaan ke Mali dan menyerukan untuk kembali menjalankan aturan konstitusi. Sementara itu, tidak hanya ECOWAS, keanggotaan Mali di PBB juga ditangguhkan oleh Uni Afrika.

Sebelumnya, tentara pemberontak melakukan kudeta terhadap Presiden Mali Amadou Toumani Toure pada Kamis lalu. Mereka mengatakan bahwa kudeta bertujuan agar pemerintah segera bertindak untuk menyelesaikan pemberontakan etnis Tuareg di utara Mali.

Presiden Mali Amadou Toumani Toure dalam beberapa minggu ke depan akan mengundurkan diri setelah menyepakati dua kondisi. Akhir April Mali juga akan melakukan pemilu Presiden,.

Sejak dia dipaksa meninggalkan istananya pada kudeta pekan lalu, keberadaan Presiden Mali, Amadou Toumani Toure masih belum diketahui . Namun, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa hari Selasa (27/03), duta besar mereka di Mali telah melakukan pertemuan dengan Presiden Toure dan kelompok yang melakukan kudeta memberikan kepastian kepadanya bahwa Toure akan berada dalam kondisi aman.

Sementara itu, pemimpin kudeta di Mali kemarin mengumumkan pencabutan jam malam yang mereka berlakukan sejak Rabu lalu.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7921 seconds (0.1#10.140)