Suriah tak bisa setop gelombang transformasi
A
A
A
Sindonews.com - Utusan PBB untuk Suriah, Kofi Annan, mengatakan bahwa Suriah tidak dapat menghindari proses transformasi. Ia menegaskan krisis Suriah tidak akan berlangsung untuk selamanya.
"Krisis ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut tanpa sebuah ketidakpastian. Saya telah berbicara dengan berbagai pihak yang berada di lapangan, bahwa mereka tidak bisa menahan gelombang transformasi," kata Annan seperti diberitakan dalam RIA Novosti, Selasa (27/3/2012)
Annan juga mengatakan bahwa tanpa kesepakatan dari beberapa pihak, tidak ada jadwal yang jelas kapan transisi itu akan terjadi.
Annan menyimpulkan bahwa terserah pada warga Suriah, mereka lah yang berhak memutuskan agar Presiden Bashar Al-Assad segera mengundurkan diri.
Sebelumnya, Annan telah mendapatkan dukungan penuh dari Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, dalam pertemuan di Moskow, Rusia, pada Minggu, 25 Maret 2012. Dalam pertemuan tersebut Annan mengatakan bahwa misi yang ia emban untuk menjamin akses bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah yang membutuhkan.
Krisis yang terjadi di Suriah telah berlangsung lebih dari setahun. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dewan Keamanan (DK) PBB, jumlah korban tewas di Suriah lebih dari 8.000 orang.
DK PBB akan menjalankan enam poin rencana darurat jika pemerintah Suriah gagal membuka akses bagi bantuan kemananusiaan dan gagal untuk melakukan gencatan senjata.
"Krisis ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut tanpa sebuah ketidakpastian. Saya telah berbicara dengan berbagai pihak yang berada di lapangan, bahwa mereka tidak bisa menahan gelombang transformasi," kata Annan seperti diberitakan dalam RIA Novosti, Selasa (27/3/2012)
Annan juga mengatakan bahwa tanpa kesepakatan dari beberapa pihak, tidak ada jadwal yang jelas kapan transisi itu akan terjadi.
Annan menyimpulkan bahwa terserah pada warga Suriah, mereka lah yang berhak memutuskan agar Presiden Bashar Al-Assad segera mengundurkan diri.
Sebelumnya, Annan telah mendapatkan dukungan penuh dari Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, dalam pertemuan di Moskow, Rusia, pada Minggu, 25 Maret 2012. Dalam pertemuan tersebut Annan mengatakan bahwa misi yang ia emban untuk menjamin akses bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah yang membutuhkan.
Krisis yang terjadi di Suriah telah berlangsung lebih dari setahun. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dewan Keamanan (DK) PBB, jumlah korban tewas di Suriah lebih dari 8.000 orang.
DK PBB akan menjalankan enam poin rencana darurat jika pemerintah Suriah gagal membuka akses bagi bantuan kemananusiaan dan gagal untuk melakukan gencatan senjata.
()