Rakyat Suriah rayakan setahun pemberontakan

Kamis, 15 Maret 2012 - 17:17 WIB
Rakyat Suriah rayakan...
Rakyat Suriah rayakan setahun pemberontakan
A A A
Sindonews.com - Setahun sudah aksi pemberontakan terjadi terhadap rezim pemerintahan Suriah. Namun, tak ada pertanda situasi akan kembali normal.

Rakyat Suriah rayakan satu tahun aksi pemberontakan terhadap rezim pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad. Pemerintah Suriah tengah melakukan aksi perlawanan dengan menggunakan kekuatan militer maupun cara diplomasi. Namun kedua upaya tersebut belum mampu mengakhiri aksi pemberontak.

Pasukan militer Suriah selama setahun tetap loyal mendukung rezim pemerintahan Assad. Pekan ini mereka dikabarkan berhasil memukul mundur pasukan pemberontak, dengan menggunakan tank, artileri berat di barbagai kota dan desa di Deraa ujung selatan Suriah.

Aksi pemberontakan terus berlanjut di beberapa wilayah. Masyarakat internasional mengirimkan utusan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan juga Liga Arab (LA), Kofi Annan untuk berunding dengan Presiden Assad pada minggu lalu. Namun sampai saat ini Annan belum menerima jawaban atas proposal yang diajukan kepada Assad.

Annan mengatakan, Assad dikabarkan akan memberikan jawaban atas proposal perdamaian yang diajukan Annan pada Rabu 14 Maret kemarin. "Proposal akan dikembalikan pada Jumat 16 Maret 2012," ujar Annan seperti dikutip reuters, Kamis (15/3/2012).

China dan Rusia sampai saat ini masih mendukung rezim pemerintahan Assad. Kedua negara tersebut masih bersikeras menolak resolusi draf PBB untuk Suriah. Sementara itu, pihak barat terlihat putus asa dengan kondisi yang terjadi di Suriah saat ini.

Beberapa negara barat, Arab Saudi dan juga Qatar berencana akan memberikan bantuan dana dan juga persenjataan bagi kelompok oposisi.

PBB memperkirakan lebih dari 8,000 orang tewas, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil. Sebanyak 230.000 orang penduduk Suriah kini kehilangan tempat tinggal, semantara itu, 30.000 orang berusaha melarikan diri melalui perbatasan. Jumlah pengungsi diperkirakan akan terus meningkat jika krisis tidak kunjung berakhir.

Sampai hari Rabu kemarin, 130 tank militer Suriah masih berada di wilayah Deraa, melakukan aksi penyerangan terhadap pemberontak. Militer Suriah menggerebek rumah warga sambil membawa senapan.

Serangan juga terjadi di utara Suriah di Idlib dan dekat pesisir al-Haffa.
Sementara itu, hari ini, media Suriah mengabarkan 15 orang warga sipil tewas akibat dibunuh oleh kelompok pemberontak di wilayah Homs, sebuah wilayah yang telah menjadi fokus pertempuran antara kelompok pemberontak dengan militer pemerintah sejak beberapa pekan yang lalu.

Data yang didapatkan merupakan hasil perhitungan pihak independen di Suriah. Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) dan wartawan samapai saat ini tidak diberikan akses untuk meliput ataupun memberikan bantuan.(azh)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5037 seconds (0.1#10.140)