Kofi Annan tunggu respon Presiden Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab (LA) Kofi Annan masih menunggu surat balasan atas proposal penyelesaian kasus pemerintah Suriah yang telah diserahkan pekan lalu kepada Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
"Hari ini saya berharap untuk mendengarkan jawaban dari pihak berwenang Suriah. Saya telah meninggalkan sebuah proposal untuk mereka pertimbangkan. Setelah saya mendapatkan jawaban, maka kami akan memutuskan langkah apa yang akan kami ambil," kata Annan seperti dilansir dalam Xinhua, Rabu (14/3/2012).
Saat menggelar pertemuan dengan Assad, Annan mengaku tidak mendapatkan tanggapan atas beberapa pertanyaan yang diajukan terhadapnya. Setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Suriah pada Sabtu dan Minggu, esok harinya pada Senin 12 Maret 2012, Annan langsung menuju Ankara, Turki. Di sana, Annan bertemu dengan Pemimpin Dewan Nasional Suriah (SNC) Burhan Ghalioun.
Selain itu, Annan juga bertemu dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu. Setelah mengadakan pembicaraan dengan beberapa pejabat tinggi Turki seputar kondisi negara tetangganya, Annan menyampaikan beberapa hal yang mereka rundingkan.
Annan mengatakan, Pemimpin SNC Burhan Ghalioun sepakat dengannya sepanjang solusi yang ditawarkan merupakan solusi politik dan diplomatik. Annan juga telah menyampaikan konsekuensi bagi Suriah, jika jalan proses diplomasi tidak membuahkan hasil, maka negara barat terpaksa mensuplai senjata kepada kelompok oposisi.
Tidak hanya negara barat, Arab Saudi dan Qatar adalah negara Timur Tengah yang pertama kali menyepakati usul pemasokan senjata kepada pemberontak.
Sementara itu, PM Turki telah memberikan dukungan penuh bagi Annan. "Aksi kekerasan harus dihentikan di Suriah. Pemerintah Suriah harus menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM). Pasukan militer juga harus ditarik dari berbagai provinsi. Masyarakat internasional harus bekerja sama untuk membuka jalan, bagi proses transisi politik di Suriah," terang Recep. (san)
"Hari ini saya berharap untuk mendengarkan jawaban dari pihak berwenang Suriah. Saya telah meninggalkan sebuah proposal untuk mereka pertimbangkan. Setelah saya mendapatkan jawaban, maka kami akan memutuskan langkah apa yang akan kami ambil," kata Annan seperti dilansir dalam Xinhua, Rabu (14/3/2012).
Saat menggelar pertemuan dengan Assad, Annan mengaku tidak mendapatkan tanggapan atas beberapa pertanyaan yang diajukan terhadapnya. Setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Suriah pada Sabtu dan Minggu, esok harinya pada Senin 12 Maret 2012, Annan langsung menuju Ankara, Turki. Di sana, Annan bertemu dengan Pemimpin Dewan Nasional Suriah (SNC) Burhan Ghalioun.
Selain itu, Annan juga bertemu dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu. Setelah mengadakan pembicaraan dengan beberapa pejabat tinggi Turki seputar kondisi negara tetangganya, Annan menyampaikan beberapa hal yang mereka rundingkan.
Annan mengatakan, Pemimpin SNC Burhan Ghalioun sepakat dengannya sepanjang solusi yang ditawarkan merupakan solusi politik dan diplomatik. Annan juga telah menyampaikan konsekuensi bagi Suriah, jika jalan proses diplomasi tidak membuahkan hasil, maka negara barat terpaksa mensuplai senjata kepada kelompok oposisi.
Tidak hanya negara barat, Arab Saudi dan Qatar adalah negara Timur Tengah yang pertama kali menyepakati usul pemasokan senjata kepada pemberontak.
Sementara itu, PM Turki telah memberikan dukungan penuh bagi Annan. "Aksi kekerasan harus dihentikan di Suriah. Pemerintah Suriah harus menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM). Pasukan militer juga harus ditarik dari berbagai provinsi. Masyarakat internasional harus bekerja sama untuk membuka jalan, bagi proses transisi politik di Suriah," terang Recep. (san)
()