Jepang minta Rusia kembalikan Kepulauan Kuril
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Jepang kembali menegaskan tidak akan berdamai dengan Rusia. Ancaman itu dilontarkan Jepang jika Rusia tidak segera mengembalikan Kepulauan Kuril Selatan yang disengketakan.
Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda dalam rapat parlemen mengatakan, Tokyo tidak akan setuju jika Rusia hanya mengembalikan satu pulau. "Tokyo menginginkan empat pulau yang diklaim sebagai wilayah teritorial Rusia dikembalikan," ujarnya seperti dikutip dalam Ria Novosti, Kamis (8/3/2012).
Minggu lalu, pemerintah Jepang mengeluarkan sebuah perkataan yang bernada provokatif dengan menyebut Rusia menduduki pulau tersebut secara ilegal. Jepang menuding Rusia menduduki pulau-pulau yang disengketakan tanpa ada dasar hukum.
Sebelumnya, pada tahun 2010, setelah melakukan kunjungan ke Kepulauan Kuril, Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, akan meningkatkan jumlah pasukan militer di sana.
Wilayah perairan di sekitar pulau yang obyek sengketa, dikabarkan kaya sumber daya alam. Yakni, ikan serta cadangan minyak bumi dan gas yang belum tereksploitasi. Selain itu, ada juga cadangan emas dan perak. Pulau tersebut berada di bawah kendali Uni Soviet sejak berakhirnya masa perang dunia ke-2.
Rusia mengklaim, pulau tersebut sebagai wilayahnya setelah Uni Soviet menduduki pulau-pulau yang disengketakan dalam Operasi Ofensif Strategis Manchuria pada akhir Perang Dunia II. Pulau-pulau yang disengketakan sekarang berada di bawah administrasi Rusia sebagai Distrik Kuril Selatan Oblast Sakhalin.
Berdasarkan kesepatan yang dibuat antara Jepang dan pihak Sekutu, kesepakatan Perjanjian San Francisco tahun 1951, Jepang harus menghentikan semua klaim terhadap Kepulauan Kuril. (san)
Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda dalam rapat parlemen mengatakan, Tokyo tidak akan setuju jika Rusia hanya mengembalikan satu pulau. "Tokyo menginginkan empat pulau yang diklaim sebagai wilayah teritorial Rusia dikembalikan," ujarnya seperti dikutip dalam Ria Novosti, Kamis (8/3/2012).
Minggu lalu, pemerintah Jepang mengeluarkan sebuah perkataan yang bernada provokatif dengan menyebut Rusia menduduki pulau tersebut secara ilegal. Jepang menuding Rusia menduduki pulau-pulau yang disengketakan tanpa ada dasar hukum.
Sebelumnya, pada tahun 2010, setelah melakukan kunjungan ke Kepulauan Kuril, Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, akan meningkatkan jumlah pasukan militer di sana.
Wilayah perairan di sekitar pulau yang obyek sengketa, dikabarkan kaya sumber daya alam. Yakni, ikan serta cadangan minyak bumi dan gas yang belum tereksploitasi. Selain itu, ada juga cadangan emas dan perak. Pulau tersebut berada di bawah kendali Uni Soviet sejak berakhirnya masa perang dunia ke-2.
Rusia mengklaim, pulau tersebut sebagai wilayahnya setelah Uni Soviet menduduki pulau-pulau yang disengketakan dalam Operasi Ofensif Strategis Manchuria pada akhir Perang Dunia II. Pulau-pulau yang disengketakan sekarang berada di bawah administrasi Rusia sebagai Distrik Kuril Selatan Oblast Sakhalin.
Berdasarkan kesepatan yang dibuat antara Jepang dan pihak Sekutu, kesepakatan Perjanjian San Francisco tahun 1951, Jepang harus menghentikan semua klaim terhadap Kepulauan Kuril. (san)
()