Korut kecam AS-Korsel latihan militer
A
A
A
Sindonews.com - Pasukan militer Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) menggelar latihan militer gabungan di Semenanjung Korea. Latihan militer gabungan ini sempat dikecam Pemerintah Korea Utara (Korut) karena mengancam pedamaian kedua negara.
Latihan gabungan yang dikenal dengan nama Key Resolve ini rutin digelar setiap tahun oleh Pemerintah Korsel. Pihak Korsel mengatakan, sedikitnya 2.000 tentara AS ambil bagian dalam latihan ini, 800 orang di antaranya berasal dari luar Korsel.
Sementara Korut menganggap, latihan militer itu sebagai sebuah pelanggaran berat dan tak bisa ditolerasnsi, karena dapat memicu terjadinya aksi peperangan. Korut juga menilai latihan militer gabungan ini adalah sebuah tindakan pre-emptive attack kepada Korut.
Seorang wartawan BBC, Lucy Williamson yang tengah berada di Korsel mengatakan bahwa, sebuah media masa di Korut mengatakan, jika benar AS dan Korut melakukan pre-emptive attack, maka Korut tak akan segan melakukan aksi serangan balasan.
Banyak negara memantau rencana ini. Sementara militer AS mengatakan, Korut telah mempublikasikan tentang latihan gabungan ini, dan latihan militer itu tidak akan melanggar kesepakatan gencatan senjata antara Korut dan Korsel.
Sebelumnya, pada hari Minggu 26 Februari 2012, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengunjungi pasukanya yang berada di baris terdepan. Pasukan ini bertanggung jawab atas serangan Korsel yang terjadi di Pulau Yeonpyeong pada 2010 lalu.
Menurut media lokal Korut, Kim berjanji akan melakukan serangan balasan jika latihan militer yang mereka gelar sampai memasuki wilayah Korut. (san)
Latihan gabungan yang dikenal dengan nama Key Resolve ini rutin digelar setiap tahun oleh Pemerintah Korsel. Pihak Korsel mengatakan, sedikitnya 2.000 tentara AS ambil bagian dalam latihan ini, 800 orang di antaranya berasal dari luar Korsel.
Sementara Korut menganggap, latihan militer itu sebagai sebuah pelanggaran berat dan tak bisa ditolerasnsi, karena dapat memicu terjadinya aksi peperangan. Korut juga menilai latihan militer gabungan ini adalah sebuah tindakan pre-emptive attack kepada Korut.
Seorang wartawan BBC, Lucy Williamson yang tengah berada di Korsel mengatakan bahwa, sebuah media masa di Korut mengatakan, jika benar AS dan Korut melakukan pre-emptive attack, maka Korut tak akan segan melakukan aksi serangan balasan.
Banyak negara memantau rencana ini. Sementara militer AS mengatakan, Korut telah mempublikasikan tentang latihan gabungan ini, dan latihan militer itu tidak akan melanggar kesepakatan gencatan senjata antara Korut dan Korsel.
Sebelumnya, pada hari Minggu 26 Februari 2012, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengunjungi pasukanya yang berada di baris terdepan. Pasukan ini bertanggung jawab atas serangan Korsel yang terjadi di Pulau Yeonpyeong pada 2010 lalu.
Menurut media lokal Korut, Kim berjanji akan melakukan serangan balasan jika latihan militer yang mereka gelar sampai memasuki wilayah Korut. (san)
()