Libya rayakan setahun jatuhnya rezim Gaddafi
A
A
A
Sindonews.com - Rakyat Libya merayakan setahun jatuhnya rezim Muammar Gaddafi. Perayaan tersebut dilakukan di seluruh kota-kota di Libya.
Perayaan ini berlangsung serentak di Libya. Sementara itu, di Benghazi, di bagian Timur Libya perayaan ini telah berlangsung sejak beberapa hari lalu.
Di Benghazi Kamis kemarin, penduduk menyalakan petasan, membunyikan klakson dan mengibarkan sebuah simbol V demi kemenangan.
Beberapa orang yang bekumpul di alun-alun ibu kota berteriak "Maafkan kami, kriting," ujar sejumlah orang di Libya seperti dikutip dalam BBC.co.uk Jumat (17/2/2012)
Rasa khawatir atas ketidakstabilan keamanan di Libya menghantui para partisipan yang merayakan jatuhnya 40 tahun kekuasaan Gaddafi. Sampai saat ini, ratusan tentara militer masih berkeliaran dengan bebas di tengah kekosongan lembaga pemerintahan Libya.
Sementara itu, pemimpin pengganti sementara Libya, Abdul Jalil berjanji akan menangkap siapa saja yang membuat onar dalam perayaan hari ini.
"Pemerintah menyambut seluruh warga Libya, siapapun mereka apakah mereka mendukung revolusi atau tidak," ujar Abdul Jalil dalam siaran pers di televisi setempat.
Jika pemerintah memberikan toleransi bagi warga Libya bukan berarti pemerintah tidak mampu menangani situasi keamanan di Libya. Jalil menegaskan, siapa pun yang memperkeruh keadaan dan mengancam stabilitas nasional maka pemerintah tidak segan-segan untuk melawan dan menangkapnya.
Perayaan ini bukanlah sebuah perayaan resmi nasional. Namun dinilai sebagai tanda penghormatan atas ribuan orang yang meninggal dalam upaya mengulingkan kekuasaan otoriter Gaddafi.(azh)
Perayaan ini berlangsung serentak di Libya. Sementara itu, di Benghazi, di bagian Timur Libya perayaan ini telah berlangsung sejak beberapa hari lalu.
Di Benghazi Kamis kemarin, penduduk menyalakan petasan, membunyikan klakson dan mengibarkan sebuah simbol V demi kemenangan.
Beberapa orang yang bekumpul di alun-alun ibu kota berteriak "Maafkan kami, kriting," ujar sejumlah orang di Libya seperti dikutip dalam BBC.co.uk Jumat (17/2/2012)
Rasa khawatir atas ketidakstabilan keamanan di Libya menghantui para partisipan yang merayakan jatuhnya 40 tahun kekuasaan Gaddafi. Sampai saat ini, ratusan tentara militer masih berkeliaran dengan bebas di tengah kekosongan lembaga pemerintahan Libya.
Sementara itu, pemimpin pengganti sementara Libya, Abdul Jalil berjanji akan menangkap siapa saja yang membuat onar dalam perayaan hari ini.
"Pemerintah menyambut seluruh warga Libya, siapapun mereka apakah mereka mendukung revolusi atau tidak," ujar Abdul Jalil dalam siaran pers di televisi setempat.
Jika pemerintah memberikan toleransi bagi warga Libya bukan berarti pemerintah tidak mampu menangani situasi keamanan di Libya. Jalil menegaskan, siapa pun yang memperkeruh keadaan dan mengancam stabilitas nasional maka pemerintah tidak segan-segan untuk melawan dan menangkapnya.
Perayaan ini bukanlah sebuah perayaan resmi nasional. Namun dinilai sebagai tanda penghormatan atas ribuan orang yang meninggal dalam upaya mengulingkan kekuasaan otoriter Gaddafi.(azh)
()