India & China bisa selamatkan Iran dari sanksi internasional
Selasa, 31 Januari 2012 - 13:05 WIB

India & China bisa selamatkan Iran dari sanksi internasional
A
A
A
Sindonews.com - Sanksi embargo minyak terhadap Iran oleh negara-negara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat tak mempengaruhi konsistensi India maupun China serta beberapa negara lainnya.
Kedua negara itu tetap menjadi negara pengimpor minyak Iran. Ini dilakukan karena India maupun China membutuhkan sumber energi demi pertumbuhan industri di negara mereka.
Bahkan China sudah menyerukan perundingan atas program nuklir Iran itu. Sedangkan Korea Selatan (Korsel) bersikap datar sementara Jepang tidak mengembargo tapi hanya mengurangi.
Apabila dua negara besar seperi China dan India tidak mematuhi sanksi embargo, maka bisa jadi Iran terhindar dari sanksi Internasional dan terus mendapatkan aliran modal internasional.
Seorang analis mengatakan, sikap India maupun China dan beberapa negara lainnya merupakan sebuah kemenangan politik bagi Iran. Sementara itu Analis Senior IHS Jane untuk Timur Tengah David Hartwell mengungkapkan, sebenarnya India dan China bisa mencari produsen lain, misalnya Arab Saudi.
"Namun jika keduanya tetap mengimpor minyak dari Iran itu sama artinya sebuah pukulan bagi negara yang sudah memberikan sanksi embargo," kata Hartwell.
Data International Energy Agency menyebutkan, India dan China menyumbang 34 persen dari total ekspor Iran sejak Januari hingga September 2011. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding ekspor Iran ke UE.
Total ekspor minyak Iran dalam seharinya mencapai 2,5 juta barel per hari, jumlah ini menyumbang tiga persen pasokan minyak dunia. 500 ribu barel per hari dikonsumsi negara anggota EU, sisanya sebagian besar dikonsumsi oleh China, India, Japan, dan Korea Selatan.
Sementara itu, Menteri Keuangan India Pranab Mukherjee mengatakan, ketersediaan sumber energi diperlukan karena untuk menunjang pertumbuhan industri di India.
"Ini tidak mungkin mengambil keputusan untuk memotong impor minyak dari Iran secara drastis, negera ini perlu menyediakan kebutuhan terlebih terjadi peningkatan ekonomi di India," ungkap Pranab, seperti ditulis Assosiated Press, Selasa (31/1/2012). (lin)
Kedua negara itu tetap menjadi negara pengimpor minyak Iran. Ini dilakukan karena India maupun China membutuhkan sumber energi demi pertumbuhan industri di negara mereka.
Bahkan China sudah menyerukan perundingan atas program nuklir Iran itu. Sedangkan Korea Selatan (Korsel) bersikap datar sementara Jepang tidak mengembargo tapi hanya mengurangi.
Apabila dua negara besar seperi China dan India tidak mematuhi sanksi embargo, maka bisa jadi Iran terhindar dari sanksi Internasional dan terus mendapatkan aliran modal internasional.
Seorang analis mengatakan, sikap India maupun China dan beberapa negara lainnya merupakan sebuah kemenangan politik bagi Iran. Sementara itu Analis Senior IHS Jane untuk Timur Tengah David Hartwell mengungkapkan, sebenarnya India dan China bisa mencari produsen lain, misalnya Arab Saudi.
"Namun jika keduanya tetap mengimpor minyak dari Iran itu sama artinya sebuah pukulan bagi negara yang sudah memberikan sanksi embargo," kata Hartwell.
Data International Energy Agency menyebutkan, India dan China menyumbang 34 persen dari total ekspor Iran sejak Januari hingga September 2011. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding ekspor Iran ke UE.
Total ekspor minyak Iran dalam seharinya mencapai 2,5 juta barel per hari, jumlah ini menyumbang tiga persen pasokan minyak dunia. 500 ribu barel per hari dikonsumsi negara anggota EU, sisanya sebagian besar dikonsumsi oleh China, India, Japan, dan Korea Selatan.
Sementara itu, Menteri Keuangan India Pranab Mukherjee mengatakan, ketersediaan sumber energi diperlukan karena untuk menunjang pertumbuhan industri di India.
"Ini tidak mungkin mengambil keputusan untuk memotong impor minyak dari Iran secara drastis, negera ini perlu menyediakan kebutuhan terlebih terjadi peningkatan ekonomi di India," ungkap Pranab, seperti ditulis Assosiated Press, Selasa (31/1/2012). (lin)
()