Embargo minyak tak pengaruhi ekonomi Iran
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Iran menanggapi dengan tegas embargo minyak yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE). Saat ini, Iran menganggap penjualan minyak ke Eropa merupakan hal yang tidak merugikan.
Dalam pernyataan resminya, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, Iran tidak perlu menjual minyaknya ke negara-negara Eropa. Sebuah sanksi tidak dapat membuat Iran berhenti menciptakan kemajuan.
"Kami tidak perlu menjual minyak ke Eropa," ungkap Ahmadinejad saat berbicara di Kota Kerman, Iran Tenggara, seperti dikutip dalam China daily, Jumat (27/1/2012).
Ahmadinejad juga mengatakan, sanksi yang dijatuhkan barat pada Bank Sentral Iran untuk meningkatkan tekanan atas program nuklirnya adalah upaya yang sia-sia. Dia juga menepis ungkapan pihak barat sanksi yang dibebankan kepada Iran telah membuat nilai perdagangan Iran anjlok.
“Tidak demikian adanya. Iran hanya kehilangan sedikit. Total perdagangan luar negeri Iran saat ini mencapai USD200 miliar. Sedangkan hanya USD24 miliar dolar yang diperoleh dari perdagangan dengan Eropa,” paparnya.
Dahulu, perdagangan Iran memang sangat bergantung pada Uni Eropa, di mana 90 persen perdagangan Iran diperoleh dari Uni Eropa. Namun saat ini total perdagangan Iran-UE adalah sekitar 10 persen.
Uni Eropa hanyalah pelanggan bagi 20 Persen ekspor minyak Iran, negara yang paling bergantung pada cadangan minyak Iran adalah Yunani dan Italia.
Pada Rabu 25 Januari 2012, Anggota parlemen Iran Soudani Nasser menuturkan parlemen telah merenungkan rencana untuk rencana untuk mempotong pasokan ekspor minyak ke negara anggota UE.
"Parlemen Iran mencari cara untuk menyetujui rencana ini. Di lain pihak rencana anggota UE untuk menekan Iran dengan memberlakukan sanksi untuk menekan perekonomian Iran. Iran pastikan bahwa UE tidak akan mendapatkan setetes pun pasokan minyak dari Iran," ungkap Soudani yang merupakan anggota Majelis Komisi Energi Iran.
Sementara itu, Iran yang sangat bergantung pada ekspor minyak mentah mengancam balik UE dengan mengatakan akan menutup Selat Hormuz, jalur strategis perdagangan minyak dunia dari Timur Tengah.(azh)
Dalam pernyataan resminya, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, Iran tidak perlu menjual minyaknya ke negara-negara Eropa. Sebuah sanksi tidak dapat membuat Iran berhenti menciptakan kemajuan.
"Kami tidak perlu menjual minyak ke Eropa," ungkap Ahmadinejad saat berbicara di Kota Kerman, Iran Tenggara, seperti dikutip dalam China daily, Jumat (27/1/2012).
Ahmadinejad juga mengatakan, sanksi yang dijatuhkan barat pada Bank Sentral Iran untuk meningkatkan tekanan atas program nuklirnya adalah upaya yang sia-sia. Dia juga menepis ungkapan pihak barat sanksi yang dibebankan kepada Iran telah membuat nilai perdagangan Iran anjlok.
“Tidak demikian adanya. Iran hanya kehilangan sedikit. Total perdagangan luar negeri Iran saat ini mencapai USD200 miliar. Sedangkan hanya USD24 miliar dolar yang diperoleh dari perdagangan dengan Eropa,” paparnya.
Dahulu, perdagangan Iran memang sangat bergantung pada Uni Eropa, di mana 90 persen perdagangan Iran diperoleh dari Uni Eropa. Namun saat ini total perdagangan Iran-UE adalah sekitar 10 persen.
Uni Eropa hanyalah pelanggan bagi 20 Persen ekspor minyak Iran, negara yang paling bergantung pada cadangan minyak Iran adalah Yunani dan Italia.
Pada Rabu 25 Januari 2012, Anggota parlemen Iran Soudani Nasser menuturkan parlemen telah merenungkan rencana untuk rencana untuk mempotong pasokan ekspor minyak ke negara anggota UE.
"Parlemen Iran mencari cara untuk menyetujui rencana ini. Di lain pihak rencana anggota UE untuk menekan Iran dengan memberlakukan sanksi untuk menekan perekonomian Iran. Iran pastikan bahwa UE tidak akan mendapatkan setetes pun pasokan minyak dari Iran," ungkap Soudani yang merupakan anggota Majelis Komisi Energi Iran.
Sementara itu, Iran yang sangat bergantung pada ekspor minyak mentah mengancam balik UE dengan mengatakan akan menutup Selat Hormuz, jalur strategis perdagangan minyak dunia dari Timur Tengah.(azh)
()