Bahas nuklir Iran, militer AS-Israel berunding
Jum'at, 20 Januari 2012 - 17:34 WIB

Bahas nuklir Iran, militer AS-Israel berunding
A
A
A
Sindonews.com - Kepala militer Amerika Serikat (AS) Jenderal Martin Dempsey mengadakan pembicaraan dengan para pejabat pertahanan Israel. Agenda kunjungan Dempsey hari ini difokuskan untuk membahas ketegangan yang terjadi di Selat Hormus.
Dempsey akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak di Tel Aviv. Setelah pertemuan dangan Barak, Dempsey menuju museum Yad Vashem Holocaust bertemu dengan Presiden Israel Shimon Peres. Pertemuan berikutnya Demsey dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pihak militer AS tidak mempublikasikan agenda pertemuan militernya secara rinci kepada publik. Tapi dari media Israel melaporkan bahwa Netanyahu mengeluh kepada
Dempsey, bahwa sanksi militer yang dibebankan terhadapi Iran sejauh ini tidak bekerja.
Selain itu, keduanya juga membahas tentang tindakan “pre-emptive strike” kemungkinan menyerang nuklir sebelum diserang oleh Iran.
“Ketidaksepakatan yang paling mendasar dari pertemuan itu adalah tentang kemungkinan penyerangan terhadap nuklir Iran” ungkap media Maariv, Seperti dikutip dalam AFP Jumat (20/1/2012)
Seperti di kutip dalam Surat kabat Maariv bahwa Israel akan mencoba mencapai kesepakatan dan menetapkan sebuah garis merah berdasarkan berbagai kriteria, termasuk jadwal dan tindakan pada bagian Iran.
Israel dan sekutunya AS, dan banyak negara barat lain, mencurigai Iran karena berusaha mengembangkan kemampuan senjata nuklir di balik kedok program sipil.
Isreal merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang mengembangkan senjata nuklir namun tidak dipublikasikan. Ketakutan terhadap nuklir Iran menjadi sebuah ancaman atas eksistensi negara Yahudi itu di Timur Tengah.
Penekanan yang dilakukan AS terhadap Iran bukan berarti melakukan penekanan secara keras terhadap Iran, kebijakan Obama terhadap Iran terus dipertahankan di tengah kritik yang datang dari partai Republik. Sementara itu sanksi ekonomi yang dijatuhkan obama terhadap Iran semakin membuat perekonomian Iran berantakan.(azh)
Dempsey akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak di Tel Aviv. Setelah pertemuan dangan Barak, Dempsey menuju museum Yad Vashem Holocaust bertemu dengan Presiden Israel Shimon Peres. Pertemuan berikutnya Demsey dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pihak militer AS tidak mempublikasikan agenda pertemuan militernya secara rinci kepada publik. Tapi dari media Israel melaporkan bahwa Netanyahu mengeluh kepada
Dempsey, bahwa sanksi militer yang dibebankan terhadapi Iran sejauh ini tidak bekerja.
Selain itu, keduanya juga membahas tentang tindakan “pre-emptive strike” kemungkinan menyerang nuklir sebelum diserang oleh Iran.
“Ketidaksepakatan yang paling mendasar dari pertemuan itu adalah tentang kemungkinan penyerangan terhadap nuklir Iran” ungkap media Maariv, Seperti dikutip dalam AFP Jumat (20/1/2012)
Seperti di kutip dalam Surat kabat Maariv bahwa Israel akan mencoba mencapai kesepakatan dan menetapkan sebuah garis merah berdasarkan berbagai kriteria, termasuk jadwal dan tindakan pada bagian Iran.
Israel dan sekutunya AS, dan banyak negara barat lain, mencurigai Iran karena berusaha mengembangkan kemampuan senjata nuklir di balik kedok program sipil.
Isreal merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang mengembangkan senjata nuklir namun tidak dipublikasikan. Ketakutan terhadap nuklir Iran menjadi sebuah ancaman atas eksistensi negara Yahudi itu di Timur Tengah.
Penekanan yang dilakukan AS terhadap Iran bukan berarti melakukan penekanan secara keras terhadap Iran, kebijakan Obama terhadap Iran terus dipertahankan di tengah kritik yang datang dari partai Republik. Sementara itu sanksi ekonomi yang dijatuhkan obama terhadap Iran semakin membuat perekonomian Iran berantakan.(azh)
()