Jurnalis Perancis terbunuh di Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Seorang jurnalis televisi Perancis, Gilles Jacquier, terbunuh di Kota Homs Suriah. Jacquier merupakan wartawan Barat pertama yang terbunuh di negara yang sedang dilanda konflik.
Dilansir BBC News mengutip jaringan televisi France 2, Jacquier dibunuh dalam perjalanan bersama orang pemerintahan Suriah.
Sementara TV Suriah menyebutkan, Jacquier merupakan salah seorang korban dari delapan orang yang tewas. Seorang rekan jurnalis mengatakan, Jacquier terbunuh setelah beberapa menit sebelumnya melakukan wawancara dengan beberapa orang pro-pemerintah Suriah.
Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppe telah meminta klarifikasi atas terbunuhnya Jacquier. "Kami mengutuk keras tindakan itu," katanya, seperti dilansir BBC News, Kamis (12/1/2012).
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton juga menanggapi terbunuhnya Jacquier. Menurutnya, Pemerintah Suriah harus bertanggung jawab menjamin keselamatan jurnalis di negera mereka.
Kelompok oposisi pemerintah mengatakan, setidaknya sudah 24 orang tewas di seluruh negeri pada Rabu 11 Januari 2012, 10 di antara korban tewas di Kota Homs.
Berdasarkan data PBB, sudah lebih dari 5.000 orang tewas di Suriah sejak negara itu dilanda konflik mulai Maret 2011 lalu. Sementara Pemerintah Suriah mengatakan, sebanyak 2.000 personel keamanan tewas dalam baku tembak dengan kelompok bersenjata dan teroris yang ada di negera itu.
Jadi, kata Pemerintah Suriah, sangat tidak mungkin untuk melakukan verifikasi pembunuhan terhadap wartawan asing. Apalagi akses bagi jurnalis asing juga sangat terbatas di negara itu.
Tim pemantau tiba di Suriah pada bulan Desember lalu untuk melakukan rencana perdamaian Liga Arab, namun pembunuhan terus terjadi. Hari Rabu 11 Januari 2012, Liga Arab juga telah menunda mengirimkan tim pemantaunya setelah tim sebelumnya mendapat serangan pada awal pekan ini.
Dilansir BBC News mengutip jaringan televisi France 2, Jacquier dibunuh dalam perjalanan bersama orang pemerintahan Suriah.
Sementara TV Suriah menyebutkan, Jacquier merupakan salah seorang korban dari delapan orang yang tewas. Seorang rekan jurnalis mengatakan, Jacquier terbunuh setelah beberapa menit sebelumnya melakukan wawancara dengan beberapa orang pro-pemerintah Suriah.
Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppe telah meminta klarifikasi atas terbunuhnya Jacquier. "Kami mengutuk keras tindakan itu," katanya, seperti dilansir BBC News, Kamis (12/1/2012).
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton juga menanggapi terbunuhnya Jacquier. Menurutnya, Pemerintah Suriah harus bertanggung jawab menjamin keselamatan jurnalis di negera mereka.
Kelompok oposisi pemerintah mengatakan, setidaknya sudah 24 orang tewas di seluruh negeri pada Rabu 11 Januari 2012, 10 di antara korban tewas di Kota Homs.
Berdasarkan data PBB, sudah lebih dari 5.000 orang tewas di Suriah sejak negara itu dilanda konflik mulai Maret 2011 lalu. Sementara Pemerintah Suriah mengatakan, sebanyak 2.000 personel keamanan tewas dalam baku tembak dengan kelompok bersenjata dan teroris yang ada di negera itu.
Jadi, kata Pemerintah Suriah, sangat tidak mungkin untuk melakukan verifikasi pembunuhan terhadap wartawan asing. Apalagi akses bagi jurnalis asing juga sangat terbatas di negara itu.
Tim pemantau tiba di Suriah pada bulan Desember lalu untuk melakukan rencana perdamaian Liga Arab, namun pembunuhan terus terjadi. Hari Rabu 11 Januari 2012, Liga Arab juga telah menunda mengirimkan tim pemantaunya setelah tim sebelumnya mendapat serangan pada awal pekan ini.
()