Pertemuan China-Korsel bahas Korut paska Kim Jong-Il
A
A
A
Sindonews.com - Presiden China Hu Jintao dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-bak gelar pertemuan. Puncak dari pertemuan kedua negara yang dilaksanakan di Korea Selatan itu selain membahas hubungan kerja sama kedua negara kedepan, juga menyinggung sikap kedua negara mengenai Korea Utara.
Dalam pertemuan itu kedua Presiden juga berbagi keprihatianan atas stabilitas di Korea Utara yang miskin, namun tetap memgembangkan program nuklir di tengah ketidakpastian transisi pemerintahan paska kematian Kim Jong Il.
"Perdamaian dan stabilitas merupakan kepentingan umum bagi semua pihak di semenanjung Korea," ujar Juru bicara menteri luar negeri China Liu Weimin, seperti dikutip dari Assosiated Press, Senin (9/1/2012).
Sementara itu, pengamat Korea dari Central Party School berpendapat, Korea Selatan memiliki harapan program pengembangan nuklir Korea Utara segera dihentikan. Sebab, nuklir Korea Utara ini dianggap ancaman terdekat bagi negaranya.
"Sementara itu Kim Jong-Un dan elite di sekelilingnya terus melakukan profokasi dengan pemerintah Korea Selatan. Oleh karena itu, Lee berharap agar China mampu memberikan pengaruh kuat kepada
Korea Utara dan Kim Jong Un ke dalam proses denuklirisasi, reformasi dan keterbukaan," tukasnya dalam kesempatan wawancara dengan harian Global Times.
Dalam pertemuan itu kedua Presiden juga berbagi keprihatianan atas stabilitas di Korea Utara yang miskin, namun tetap memgembangkan program nuklir di tengah ketidakpastian transisi pemerintahan paska kematian Kim Jong Il.
"Perdamaian dan stabilitas merupakan kepentingan umum bagi semua pihak di semenanjung Korea," ujar Juru bicara menteri luar negeri China Liu Weimin, seperti dikutip dari Assosiated Press, Senin (9/1/2012).
Sementara itu, pengamat Korea dari Central Party School berpendapat, Korea Selatan memiliki harapan program pengembangan nuklir Korea Utara segera dihentikan. Sebab, nuklir Korea Utara ini dianggap ancaman terdekat bagi negaranya.
"Sementara itu Kim Jong-Un dan elite di sekelilingnya terus melakukan profokasi dengan pemerintah Korea Selatan. Oleh karena itu, Lee berharap agar China mampu memberikan pengaruh kuat kepada
Korea Utara dan Kim Jong Un ke dalam proses denuklirisasi, reformasi dan keterbukaan," tukasnya dalam kesempatan wawancara dengan harian Global Times.
()