Kelompok militan Nigeria serang gereja
A
A
A
Sindonews.com - Kelompok militan Boko Haram kembali melancarkan serangan ke sebuah gereja di Nigeria bagian Utara yang menewaskan sedikitnya 15 orang.
"Kami telah memutuskan untuk melawan dan membela diri terhadap pembunuhan-pembunuhan yang tidak masuk akal ini," ujar Presiden Asosiasi Kristen Nigeria Pendeta Ayo Oritsejafor seperti dikutip Associated Press, Minggu (8/1/2012).
Serangan terjadi setelah sebelumnya Boko Haram mengatakan, pihaknya berjanji akan membunuh umat Kristiani yang bermukim di wilayah Nigeria Utara yang didominasi oleh Muslim. Menanggapi serangan ini, Pendeta Ayo Oritsejafor mengatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan melakukan serangan balasan.
"Kita tidak bisa duduk dan hanya menonton orang-orang dibantai seperti binatang setiap hari. Mereka yang pergi ke gereja ditembak dan dibunuh. Ini tidak dapat diterima," imbuhnya.
Penyerangan juga terjadi di Yola, ibu kota negara bagian Adamawa, Nigeria, malam Jumat lalu. Delapan orang pria bersenjata dengan wajah tertutup kain hitam menyerang Gereja Apostolik.
Dalam insiden tersebut delapan jemaah gereja dilaporkan tewas. Menanggapi serangan itu, Gubernur Adamawa Murtala Nyako memberlakukan jam malam.
Sementara itu pada saat bersamaan serangan juga terjadi di Kota Potiskum, di negara bagian Yobe dimana sekawanan orang bersenjata membakar dua bank dan terlibat baku tembak dengan polisi. Dua orang dilaporkan tewas dalam insiden itu.
Dua mahasiswa Kristen di Universitas Maiduguri dilaporkan tewas setelah ditembak olek kelompok militan di dekat negara bagian Borno pada Sabtu kemarin.
Sekira 20 orang juga dilaporkan tewas dalam serangan yang terjadi di Balai Kota Mubi, Adamawa, setelah kelompok militan menyerang suku Igbo Kristen yang tengah mengadakan pertemuan. Pada Kamis malam lalu, kelompok militan dilaporkan juga menyerang sebuah gereja di negara bagian Gombe, menyebabkan delapan orang tewas.
Pemerintah Nigeria dinilai lambat menyikapi serangkaian aksi teror yang dilakukan oleh kelompok militan Boko Haram. Meskipun pada 31 Desember lalu Presiden Goodluck Jonathan mengumumkan, keadaan darurat di wilayah Borno, Niger, Plateu dan Yobe serangkaian aksi teror tersebut belum dapat dihentikan.
Selama ini Boko Haram tampil sebagai militan paling berbahaya di Nigeria. Kelompok ini memperjuangkan pemberlakuan syariat Islam di Nigeria dan menuntut pembagian wilayah yang adil antara umat Muslim dan Kristen di negara itu.
"Kami telah memutuskan untuk melawan dan membela diri terhadap pembunuhan-pembunuhan yang tidak masuk akal ini," ujar Presiden Asosiasi Kristen Nigeria Pendeta Ayo Oritsejafor seperti dikutip Associated Press, Minggu (8/1/2012).
Serangan terjadi setelah sebelumnya Boko Haram mengatakan, pihaknya berjanji akan membunuh umat Kristiani yang bermukim di wilayah Nigeria Utara yang didominasi oleh Muslim. Menanggapi serangan ini, Pendeta Ayo Oritsejafor mengatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan melakukan serangan balasan.
"Kita tidak bisa duduk dan hanya menonton orang-orang dibantai seperti binatang setiap hari. Mereka yang pergi ke gereja ditembak dan dibunuh. Ini tidak dapat diterima," imbuhnya.
Penyerangan juga terjadi di Yola, ibu kota negara bagian Adamawa, Nigeria, malam Jumat lalu. Delapan orang pria bersenjata dengan wajah tertutup kain hitam menyerang Gereja Apostolik.
Dalam insiden tersebut delapan jemaah gereja dilaporkan tewas. Menanggapi serangan itu, Gubernur Adamawa Murtala Nyako memberlakukan jam malam.
Sementara itu pada saat bersamaan serangan juga terjadi di Kota Potiskum, di negara bagian Yobe dimana sekawanan orang bersenjata membakar dua bank dan terlibat baku tembak dengan polisi. Dua orang dilaporkan tewas dalam insiden itu.
Dua mahasiswa Kristen di Universitas Maiduguri dilaporkan tewas setelah ditembak olek kelompok militan di dekat negara bagian Borno pada Sabtu kemarin.
Sekira 20 orang juga dilaporkan tewas dalam serangan yang terjadi di Balai Kota Mubi, Adamawa, setelah kelompok militan menyerang suku Igbo Kristen yang tengah mengadakan pertemuan. Pada Kamis malam lalu, kelompok militan dilaporkan juga menyerang sebuah gereja di negara bagian Gombe, menyebabkan delapan orang tewas.
Pemerintah Nigeria dinilai lambat menyikapi serangkaian aksi teror yang dilakukan oleh kelompok militan Boko Haram. Meskipun pada 31 Desember lalu Presiden Goodluck Jonathan mengumumkan, keadaan darurat di wilayah Borno, Niger, Plateu dan Yobe serangkaian aksi teror tersebut belum dapat dihentikan.
Selama ini Boko Haram tampil sebagai militan paling berbahaya di Nigeria. Kelompok ini memperjuangkan pemberlakuan syariat Islam di Nigeria dan menuntut pembagian wilayah yang adil antara umat Muslim dan Kristen di negara itu.
()