Modernisasi Membuat Penyebaran Virus Corona Kian Cepat

Minggu, 22 Maret 2020 - 21:00 WIB
Modernisasi Membuat Penyebaran Virus Corona Kian Cepat
Modernisasi Membuat Penyebaran Virus Corona Kian Cepat
A A A
BEIJING - Dunia abad ke-21 begitu saling berhubungan, baik melalui perjalanan, jalur komunikasi, atau rantai pasokan. Hal ini menjadikan risiko epidemi yang memicu gangguan di seluruh dunia lebih besar dibandingkan masa kapan pun dalam sejarah manusia.

"Kita hanya berjarak satu penerbangan dari penyakit menular, satu penerbangan jauhnya dari potensi epidemi,” kata Marie-Louise Van Eck, direktur medis regional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di International SOS, sebuah perusahaan jasa keamanan medis dan perjalanan, seperti dilansir Al Arabiya.

Dia menuturkan, penyebaran virus Corona baru, Covid-19 di seluruh dunia semakin cenderung menyebabkan resesi besar di seluruh dunia dan gangguan besar-besaran lebih banyak dari kehidupan sehari-hari populasi global.

Sementara tingkat infeksi baru di China telah menurun secara signifikan, virus telah menyebar dengan cepat di hotspot baru, seperti Korea Selatan (Korsel), Italia, dan Iran. Virus itu awalnya cukup terbendung di Timur Tengah, sampai adanya lonjakan kasus yang disebarkan oleh para pelancong yang kembali dari Iran.

Ketika virus Corona menyebar, itu membuat dampak yang semakin nyata pada kehidupan orang-orang. Perjalanan udara telah dibatasi secara signifikan karena pemerintah dan maskapai penerbangan berusaha membatasi penyebaran virus. Negara-negara menutup perbatasan mereka ke negara-negara tertentu, menganggu pergerakan orang dan di dalam negara-negara, baik acara publik maupun pribadi telah dibatalkan, sementara penentu harga terus mengambil keuntungan dari ketakutan kesehatan masyarakat.

Ekonomi dunia membayar harganya saat pasar saham ambruk. Awal Maret, pasar saham AS turun dengan jumlah tertinggi sejak krisis keuangan 2008. Bahkan, negara-negara yang sejauh ini lolos dari yang terburuk, kini sedang mempertimbangkan tindakan radikal.

Di Inggris, yang sejauh ini hanya memiliki kurang lebih 50 kasus dan penularan yang sangat terbatas, petugas medis memperkirakan akan adanya penularan secara luas. Sementara itu Perdana Menteri Inggri,s Boris Johnson mengatakan tentara "siap" untuk mendukung polisi dalam menjaga ketertiban umum.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) atau CDC memperingatkan warga Amerika bahwa virus Corona kemungkinan akan menyebar ke seluruh negeri dan bahwa kehidupan sehari-hari akan mengalami gangguan yang cukup parah.

Dengan virus yang masih menyebar, itu berdampak lebih banyak jiwa, dan karena pemerintah telah menerapkan protokol dan semacamnya, individu dan perusahaan telah berusaha untuk melindungi diri mereka sendiri.

Gangguan ini diprediksi akan terus terjadi, pasalnya sampai saat ini vaksin Covid-19 belum ditemukan. Tapi, perusahaan farmasi dan biotek di seluruh dunia telah bekerja keras untuk mengembangkan vaksin potensial setelah mendapatkan informasi genetik tentang virus, dengan beberapa tanda kemajuan, dengan ada beberapa keberhasilan dengan kombinasi obat HIV dan flu.

Menurut WHO, remdesivir, yakni obat yang dibuat perusahaan biotek Amerika Gilead, telah menunjukkan kemanjuran dalam mengobati infeksi. “Hanya ada satu obat saat ini yang kami pikir mungkin memiliki khasiat nyata dan itu adalah remdesivir,” kata Bruce Aylward, asisten Direktur Jenderal WHO.

China juga dilaporkan akan segera mulai menguji vaksin pertamanya. "Vaksin virus Corona diharapkan siap untuk uji klinis pada akhir April," ucap Xu Nanping, Wakil Wenteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China.

Tetapi sampai vaksin dikembangkan, WHO dan badan kesehatan lainnya hanya dapat merekomendasikan tindakan pencegahan, bukan penyembuhan. Ini termasuk mencuci tangan dan membatasi kontak dengan orang lain. Dan bahkan jika vaksin dikembangkan, tidak jelas berapa banyak populasi global akan memiliki akses untuk mendapatkannya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4748 seconds (0.1#10.140)