Berjalan Jauh ke Supermarket, Lansia Marah Besar Bahan Pokok Ludes
A
A
A
LONDON - Setelah berjalan cukup jauh, seorang kakek, Anthony Glynn (79) hanya dapat gigit jari. Tatapannya kosong. Dia benar-benar tak menyangka generasi baru masyarakat Inggris begitu serakah dan hanya memikirkan diri sendiri. Kedatangannya ke sebuah mal berakhir sia-sia karena rak-rak sudah kosong.
Dengan terlunta-lunta, kakek itu mengutuk keras masyarakat lokal yang tidak memedulikan warga lain, terutama orang lanjut usia (lansia) seperti dirinya. Dia mengerti Inggris, Eropa, dan dunia sedang waspada wabah virus corona Covid-19, tapi respons yang berlebihan dan melampaui batas tidak dapat dibenarkan.
“Orang-orang di negeri ini (Inggris) sungguh sangat memalukan karena begitu egois dan mudah panik,” ujar Glynn, dikutip Dailymail. “Kami memang berada di tengah krisis kesehatan nasional, tapi bukan seperti ini caranya. Semua orang hanya memikirkan diri mereka sendiri. Saya benar-benar marah karena mereka rakus.” (Baca: Malaysia Kerahkan Tentara Selama Pembatasan Pergerakan Cegah Korona)
Glynn yang berencana berbelanja di supermarket Sainsbury, London, akhirnya kembali pulang dengan tangan kosong. Padahal, dia sudah berjuang keras untuk dapat keluar rumah, termasuk mengorbankan kesehatannya. Glynn merupakan satu dari sekian banyak lansia yang diimbau berada di rumah oleh pemerintah.
Dia mengaku telah mengidap beberapa penyakit dalam dua tahun terakhir. Namun, dia tak memiliki pilihan lain setelah dua tetangganya yang berusia di atas 80 tahunan kehabisan tisu toilet dan mengeluh karena tidak mendapatkannya di berbagai supermarket. Pensiunan pelaut itu kemudian mencoba membantunya. (Baca juga: Langgar Karantina, Pria Inggris Dicokok Polisi)
Glynn pun pergi ke Sainsbury dan menyaksikan sendiri beberapa rak sudah kosong. Sambil memegang secarik kertas, dia berdiri di samping rak-rak itu untuk melihat daftar belanja. Dia sedikit kesulitan membaca karena lupa membawa kaca mata. Tapi, apa pun barangnya, Glynn tidak mampu mengecek daftar itu.
Meski situasinya sulit, Glynn mengatakan akan tetap membantu orang lain. “Dua tetangga saya yang juga lansia tampak senang ketika saya membawa biskuit dan teh. Saya tidak dapat memberikan apa-apa, tapi saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa di dunia ini masih ada orang yang peduli,” tandasnya. (Muh Shamil)
Dengan terlunta-lunta, kakek itu mengutuk keras masyarakat lokal yang tidak memedulikan warga lain, terutama orang lanjut usia (lansia) seperti dirinya. Dia mengerti Inggris, Eropa, dan dunia sedang waspada wabah virus corona Covid-19, tapi respons yang berlebihan dan melampaui batas tidak dapat dibenarkan.
“Orang-orang di negeri ini (Inggris) sungguh sangat memalukan karena begitu egois dan mudah panik,” ujar Glynn, dikutip Dailymail. “Kami memang berada di tengah krisis kesehatan nasional, tapi bukan seperti ini caranya. Semua orang hanya memikirkan diri mereka sendiri. Saya benar-benar marah karena mereka rakus.” (Baca: Malaysia Kerahkan Tentara Selama Pembatasan Pergerakan Cegah Korona)
Glynn yang berencana berbelanja di supermarket Sainsbury, London, akhirnya kembali pulang dengan tangan kosong. Padahal, dia sudah berjuang keras untuk dapat keluar rumah, termasuk mengorbankan kesehatannya. Glynn merupakan satu dari sekian banyak lansia yang diimbau berada di rumah oleh pemerintah.
Dia mengaku telah mengidap beberapa penyakit dalam dua tahun terakhir. Namun, dia tak memiliki pilihan lain setelah dua tetangganya yang berusia di atas 80 tahunan kehabisan tisu toilet dan mengeluh karena tidak mendapatkannya di berbagai supermarket. Pensiunan pelaut itu kemudian mencoba membantunya. (Baca juga: Langgar Karantina, Pria Inggris Dicokok Polisi)
Glynn pun pergi ke Sainsbury dan menyaksikan sendiri beberapa rak sudah kosong. Sambil memegang secarik kertas, dia berdiri di samping rak-rak itu untuk melihat daftar belanja. Dia sedikit kesulitan membaca karena lupa membawa kaca mata. Tapi, apa pun barangnya, Glynn tidak mampu mengecek daftar itu.
Meski situasinya sulit, Glynn mengatakan akan tetap membantu orang lain. “Dua tetangga saya yang juga lansia tampak senang ketika saya membawa biskuit dan teh. Saya tidak dapat memberikan apa-apa, tapi saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa di dunia ini masih ada orang yang peduli,” tandasnya. (Muh Shamil)
(ysw)