Pandemi Corona, Bulgaria Kerahkan Militer Batasi Pergerakan Warga
A
A
A
SOFIA - Parlemen Bulgaria memberikan restu penggunaan militer untuk membantu membatasi pergeraknya warganya di tengah wabah virus Corona, dengan mandat menggunakan kekuatan jika perlu. Keputusan diberikan setelah melalui perdebatan sengit dan pemungutan suara.
Angkatan bersenjata Bulgaria akan dimobilisasi untuk membantu otoritas sipil, dengan otorisasi menghentikan kendaraan dan orang-orang sampai polisi tiba.
Keputusan itu tidak bisa dianggap enteng. Salah satu politisi dari Partai Sosialis, kelompok oposisi, Krum Zarkov menyebut tindakan itu tidak bisa dibenarkan
"Virus tidak dapat dipukul dengan senapan mesin," kata Zarkov seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/3/2020).
Keputusan parlemen ini datang di saat pihak berwenang berjuang untuk menegakkan pembatasan yang ketat terhadap mobilitas warganya.
Langkah-langkah khusus telah diberlakukan pada kelompok etnis Roma di beberapa kota di Bulgaria selatan. Ribuan warga etnis Roma baru-baru ini kembali dari Eropa Barat, di mana, ada kekhawatiran, mereka mungkin terjangkit virus Corona.
Di Nova Zagora, Kazanluk dan Sliven, tempat lebih dari 50.000 etnis Roma tinggal, pemerintah kota telah menempatkan pos-pos pemeriksaan untuk mencegah mereka meninggalkan wilayah etnis Roma dalam kelompok besar.
"Mereka mungkin merasa didiskriminasi, tetapi tidak ada yang seperti itu, dan tindakannya bukan untuk tujuan itu," kata Walikota Nova Zagora Nikolai Grozev kepada media.
Dengan perkiraan populasi 10-12 juta, sekitar enam juta di antaranya tinggal di Uni Eropa, etnis Roma adalah etnis minoritas terbesar di Eropa dan kelompok hak asasi mengatakan mereka sering menjadi korban prasangka dan pengucilan sosial.
Di hari yang sama, Bulgaria juga melarang akses ke taman kota dan membatasi perjalanan tidak penting antara kota dan kota pada hari Sabtu.
"Akses ke toko makanan dan apotek selama dua jam di pagi hari akan dilarang bagi mereka yang berumur di bawah 60 tahun untuk memungkinkan orang lanjut usia dan paling rentan untuk membeli obat-obatan," kata Menteri Kesehatan Bulgaria Kiril Ananiev.
Bulgaria memiliki 129 kasus virus Corona yang dikonfirmasi, dan tiga meninggal. Negara itu telah memberlakukan keadaan darurat, menutup sekolah, restoran dan bar serta melarang semua perjalanan liburan luar negeri dan domestik sampai 13 April.
Angkatan bersenjata Bulgaria akan dimobilisasi untuk membantu otoritas sipil, dengan otorisasi menghentikan kendaraan dan orang-orang sampai polisi tiba.
Keputusan itu tidak bisa dianggap enteng. Salah satu politisi dari Partai Sosialis, kelompok oposisi, Krum Zarkov menyebut tindakan itu tidak bisa dibenarkan
"Virus tidak dapat dipukul dengan senapan mesin," kata Zarkov seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/3/2020).
Keputusan parlemen ini datang di saat pihak berwenang berjuang untuk menegakkan pembatasan yang ketat terhadap mobilitas warganya.
Langkah-langkah khusus telah diberlakukan pada kelompok etnis Roma di beberapa kota di Bulgaria selatan. Ribuan warga etnis Roma baru-baru ini kembali dari Eropa Barat, di mana, ada kekhawatiran, mereka mungkin terjangkit virus Corona.
Di Nova Zagora, Kazanluk dan Sliven, tempat lebih dari 50.000 etnis Roma tinggal, pemerintah kota telah menempatkan pos-pos pemeriksaan untuk mencegah mereka meninggalkan wilayah etnis Roma dalam kelompok besar.
"Mereka mungkin merasa didiskriminasi, tetapi tidak ada yang seperti itu, dan tindakannya bukan untuk tujuan itu," kata Walikota Nova Zagora Nikolai Grozev kepada media.
Dengan perkiraan populasi 10-12 juta, sekitar enam juta di antaranya tinggal di Uni Eropa, etnis Roma adalah etnis minoritas terbesar di Eropa dan kelompok hak asasi mengatakan mereka sering menjadi korban prasangka dan pengucilan sosial.
Di hari yang sama, Bulgaria juga melarang akses ke taman kota dan membatasi perjalanan tidak penting antara kota dan kota pada hari Sabtu.
"Akses ke toko makanan dan apotek selama dua jam di pagi hari akan dilarang bagi mereka yang berumur di bawah 60 tahun untuk memungkinkan orang lanjut usia dan paling rentan untuk membeli obat-obatan," kata Menteri Kesehatan Bulgaria Kiril Ananiev.
Bulgaria memiliki 129 kasus virus Corona yang dikonfirmasi, dan tiga meninggal. Negara itu telah memberlakukan keadaan darurat, menutup sekolah, restoran dan bar serta melarang semua perjalanan liburan luar negeri dan domestik sampai 13 April.
(ian)