Pangkalan Militer Afghanistan Diserang, 27 Personil Keamanan Tewas

Sabtu, 21 Maret 2020 - 03:28 WIB
Pangkalan Militer Afghanistan Diserang, 27 Personil Keamanan Tewas
Pangkalan Militer Afghanistan Diserang, 27 Personil Keamanan Tewas
A A A
KABUL - Setidaknya 27 personil keamanan tewas ketika sebuah pangkalan militer di Afghanistan di serbu pada Kamis lalu. Ini adalah salah satu serangan terbesar sejak perjanjian pengurangan kekerasan ditandatangani Amerika Serikat (AS) dan Taliban bulan lalu.

Pemerintah Afghanistan menyalahkan serangan tersebut kepada Taliban.

Menurut seorang anggota dewan provinsi, Haji Atta Jan Haqbayan, pejuang bersenjata Taliban menyerbu pangkalan militer gabungan Pasukan Pertahanan Nasional Afghanistan di provinsi selatan Zabul pada Kamis malam.

"Bentrokan berlanjut hingga Jumat dini hari, menyebabkan 27 anggota pasukan Afghanistan tewas," ujar Haqbayan, seraya menambahkan bahwa para pejuang Taliban meninggalkan daerah itu setelah merebut senjata dan amunisi seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (21/3/2020).

Pernyataan Haqbayan pun diamini oleh juru bicara gubernur provinsi Zabul. "Serangan itu terjadi dengan bantuan penyusup," katanya

Kementerian pertahanan Afghanistan juga mengatakan penyusup di dalam pasukan Afghanistan membantu melakukan serangan itu, menambahkan bahwa insiden itu sedang diselidiki.

Kementerian pertahanan menyebutkan bahwa jumlah korban jiwa 17 orang.

Sebelumnya pada hari Kamis pemerintah Afghanistan mengatakan pihaknya memerintahkan pasukannya untuk beralih ke "postur pertahanan aktif" ketika serangan Taliban berlanjut.

"Tindakan keji Taliban ini adalah contoh yang jelas dari komitmen mereka untuk kekerasan yang berkelanjutan dan terhadap proses perdamaian Afghanistan," kata juru bicara presiden Afghanistan, Sediq Sediqqi, di Twitter.

Taliban sendiri tidak menanggapi permintaan komentar.

Taliban dan AS telah menandatangani perjanjian damai bulan lalu untuk penarikan pasukan asing dari Afghanistan dengan imbal balik kelompok militan itu akan mengurangi aksi kekerasan.

Sebagai bagian dari perjanjian itu, Taliban juga seharusnya memulai pembicaraan dengan delegasi para pemimpin Afghanistan untuk perdamaian berkelanjutan di negara itu. Namun dalam prosesnya tidak pernah berjalan setelah terjadi ketidaksepakatan terkait pembebasan tahanan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3569 seconds (0.1#10.140)