Pangeran Monaco Jadi Kepala Negara Pertama Dunia yang Terinfeksi Corona

Jum'at, 20 Maret 2020 - 15:43 WIB
Pangeran Monaco Jadi Kepala Negara Pertama Dunia yang Terinfeksi Corona
Pangeran Monaco Jadi Kepala Negara Pertama Dunia yang Terinfeksi Corona
A A A
MONACO - Pangeran Albert II dari Kerajaan Monaco telah dites positif terifeksi virus corona baru, COVID-19. Dia terpapar virus ini beberapa hari setelah bertemu Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris di acara amal WaterAid di London, di mana keduanya berfoto bersama.

Bangsawan 62 tahun putra dari Putri Grace Kelly dan Pangeran Rainier III ini adalah kepala negara pertama yang diketahui terjangkit COVID-19. Istana Kerjaan Monaco telah mengonfirmasi hal tersebut.

Pernyataan resmi kerajaan mengatakan kesehatan Pangeran Albert tidak dalam bahaya. Raja konstitusional Monaco ini dirawat di rumahnya sambil terus bekerja di bawah karantina.

Belum jelas apakah istrinya, Charlene—mantan perenang Olimpiade Afrika Selatan—, dan anak kembar mereka yang berusia 5 tahun juga telah menjalani tes COVID-19 atau belum.

Konfirmasi kerajaan itu muncul beberapa hari setelah Pangeran Albert II mengumumkan langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19, termasuk larangan besar-besaran pada pertemuan massal.

"Jalan keluar dari krisis kesehatan ini akan tergantung pada kemampuan Anda untuk mematuhi langkah-langkah yang diterapkan," katanya kepada penduduk Monaco, di tengah penutupan semua tempat umum seperti kafe, kantor, dan sebagian besar toko di kerajaan tersebut, seperti dikutip Sputnik, Jumat (20/3/2020).

Grand Prix Monaco juga akan ditunda karena pandemi virus corona.

Data worldometers.info menunjukkan ada 10 kasus infeksi COVID-19 di Monaco. Angka kasus infeksi di 182 negara mencapai 246.522 orang dengan 10.049 orang meninggal. Sebanyak 88.486 pasien di seluruh dunia telah disembuhkan.

Jumlah kematian terbanyak di dunia ada di Italia, yakni 3.405 orang. Kemudian di China sebanyak 3.248 orang, Iran 1.284 orang, Spanyol 831 orang, Prancis 372 orang, Amerika Serikat 217 orang dan Inggris 144 orang. Banyak negara lain telah melaporkan data korban meninggal, termasuk Indonesia sebanyak 25 orang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5720 seconds (0.1#10.140)