Pilpres Amerika Serikat, Biden Akan Pilih Cawapres Perempuan

Selasa, 17 Maret 2020 - 08:03 WIB
Pilpres Amerika Serikat, Biden Akan Pilih Cawapres Perempuan
Pilpres Amerika Serikat, Biden Akan Pilih Cawapres Perempuan
A A A
WASHINGTON - Mantan wakil presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji akan memiliki perempuan sebagai calon wakil presiden sebagai pasangannya jika memenangkan pemilu pendahuluan Partai Demokrat.

“Saya terpilih sebagai presiden, kabinet saya, pemerintahan saja, akan terlihat seperti negara ini, dan saya berkomitmen bahwa saya akan menunjuk perempuan sebagai wakil presiden,” kata Biden dilansir Reuters saat debat dengan rival utamanya, Bernie Sanders.

“Banyak perempuan yang memenuhi kualifikasi sebagai presiden mendatang. Saya akan menunjuk perempuan sebagai wakil presiden saya,” ujarnya.

Sebenarnya ada enam perempuan yang bersaing dalam perebutan nominasi capres Partai Demokrat, seperti senator perempuan Elizabeth Warren, Amy Klobuchar, Kamala Harris, dan Kirsten Gillibrand. Selain itu, juga ada anggota dewan perwakilan rakyat (DPR), seperti Tulsi Gabbard dan Marianne Williamson. Namun, hanya Gabbard yang masih bertahan di pertarungan meskipun perolehan jajak pendapatnya hanya 5% secara nasional dan dia tidak layak berpartisipasi dalam debat.

Pada kampanyenya, Biden mengekspresikan ketertarikan untuk memilih salah satu dari rivalnya pada pemilu pendahuluan 2020, seperti Klobuchar, Harris, dan Warren. Khusus untuk Harris dan Klobuchar telah memberikan dukungan kepada Biden. Biden juga pernah berbicara dengan mantan kandidat gubernur Georgia Stacey Abrams, Senator New Hampshire Maggie Hassan, Sentor New Hampshire Jeanne Shaheen, dan mantan pejabat Jaksa Agung Sally Yates tentang cawapresnya.

Sebelumnya, Biden mengungkapkan, dia akan memilih seseorang yang memiliki kulit berwarna atau gender berbeda sebagai pasangannya. Hingga dia memastikan akan memilih perempuan sebagai wapresnya. (Baca: Pilpres Amerika, Biden Mulai Fokus Kampanye Melalui Iklan Media Massa)

Bagaimana dengan Sanders? Dia seperti akan memilih cawapres perempuan sebagai pasangannya, tapi dia tidak berani membuat komitmen. “Ini semuanya tentang kemungkinan. Saya akan (melakukannya). Bagi saya, bukan hanya menominasikan perempuan, tetapi meyakini bahwa kita memiliki perempuan yang progresif dan banyak perempuan progresif di luar sana,” tuturnya. Dengan demikian, tendensinya tetap akan bergerak ke arah itu.

Sebelumnya, hanya ada dua perempuan yang dinominasikan sebagai cawapres, yakni Geraldine Ferraro pada 1984 oleh Partai Demokrat dan Saran Palin pada 2008 oleh Partai Republik. Keduanya ternyata kalah. Hillary Clinton, perempuan pertama yang dinominasikan sebagai capres oleh Partai Demokrat juga kalah melawan Donald Trump pada 2016.

Debat yang dilaksanakan itu bertepatan dengan pemilu pendahuluan yang akan digelar pada Selasa di negara bagian, seperti Ohio, Illinois, Florida, dan Arizona. Itu menjadi kesempatan bagi Biden untuk menentukan apakah bisa mendapatkan lebih banyak delegasi dibandingkan dengan Sanders. Empat negara bagian di mana pemilu pendahuluannya kemungkinan ditunda adalah Georgia dan Louisiana karena pemerintah negara bagian sudah menutup sekolah, restoran, dan melarang perkumpulan orang dalam jumlah besar.

Sanders pun mempertanyakan kebijakan menggelar pemilu pendahuluan setelah Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan acara yang melibatkan lebih dari 50 orang agar dibatalkan atau ditunda selama delapan pekan mendatang. “Saya berharap gubernur mendengarkan pendapat para pakar kesehatan publik,” katanya dalam wawancara dengan CNN.

Berbicara mengenai program dan kebijakan, Biden mengkritik Sanders tentang agenda ekonomi anti-korporasi. Biden menyatakan masyarakat mencari hasil, bukan revolusi. “Kita memiliki masalah yang harus diselesaikan. Apa yang revolusi yang harus dilakukan? Merusak segalanya?” tanya Biden. (Baca juga: Kandidat Capres Partai Demokrat, Sanders Menang di Kaukus Nevada)

Sanders mengkritik ide Biden yang tidak terlalu ambisius karena hanya fokus pada reformasi ekonomi dan sosial. Biden juga mendukung rencana Sanders menggratiskan biaya kuliah bagi keluarga dengan pendapatan kurang dari USD125.000 per tahun. “Saya senang Joe sepakat. Kepemimpinan itu bergerak maju, meskipun tidak populer ketika idemu dikritisi,” ungkap Sanders.
Meskipun saling serang, baik Sanders dan Biden berjanji akan saling mendukung siapa yang memenangkan nominasi capres Partai Demokrat. “Jika Bernie mendapatkan nominasi, saya bukan hanya mendukungnya. Saya akan berkampanyenya untuk dia,” ujar Biden. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5957 seconds (0.1#10.140)