Rusia Pertanyakan Kelayakan Rencana Perdamaian Timur Tengah AS
A
A
A
MOSKOW - Rusia mempertanyakan kelayakan dari recanan perdamaian Timur Tengah bentukan Amerika Serikat (AS). Rencana perdamaian yang diumumkan Donald Trump pekan lalu tersebut mendapat penolakan dari banyak pihak.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Moskow menilai rencana perdamaian Timur Tengah AS bertentangan dengan beberapa resolusi PBB. Peskov lalu mengatakan, jika melihat respon Palestina dan banyak negara Arab, Rusia mempertanyakan kelayakan dari rencana tersebut.
"Kami melihat reaksi dari Palestina, kami melihat reaksi berbagai negara Arab yang memihak Palestina dalam menolak rencana tersebut. Ini, jelas membuat orang berpikir tentang kelayakannya," kata Peskov, seperti dilansir Reuters pada Minggu (2/2/2020).
Sementara itu, sebelumnya Presiden Palestina, Mahmaoud Abbas, mengumumkan pemutusan semua hubungan dengan Israel dan AS, termasuk kerja sama keamanan. Pengumunan ini menyusul dirilisnya rencana perdamaian Timur Tengah AS.
Abbas mengatakan, rencana perdamaian yang diungkapkan oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa lalu adalah pelanggaran terhadap perjanjian otonomi yang diluncurkan di Oslo pada tahun 1993 oleh Israel dan Palestina.
"Israel harus memikul tanggung jawab sebagai kekuatan pendudukan untuk wilayah Palestina," kata Abbas dalam pertemuan darurat Liga Arab di Kairo.
Menurut Abbas, dia mengatakan kepada Israel dan AS bahwa tidak akan ada hubungan dengan mereka, termasuk hubungan keamanan setelah kesepakatan yang dikatakan Palestina sangat menguntungkan Israel.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Moskow menilai rencana perdamaian Timur Tengah AS bertentangan dengan beberapa resolusi PBB. Peskov lalu mengatakan, jika melihat respon Palestina dan banyak negara Arab, Rusia mempertanyakan kelayakan dari rencana tersebut.
"Kami melihat reaksi dari Palestina, kami melihat reaksi berbagai negara Arab yang memihak Palestina dalam menolak rencana tersebut. Ini, jelas membuat orang berpikir tentang kelayakannya," kata Peskov, seperti dilansir Reuters pada Minggu (2/2/2020).
Sementara itu, sebelumnya Presiden Palestina, Mahmaoud Abbas, mengumumkan pemutusan semua hubungan dengan Israel dan AS, termasuk kerja sama keamanan. Pengumunan ini menyusul dirilisnya rencana perdamaian Timur Tengah AS.
Abbas mengatakan, rencana perdamaian yang diungkapkan oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa lalu adalah pelanggaran terhadap perjanjian otonomi yang diluncurkan di Oslo pada tahun 1993 oleh Israel dan Palestina.
"Israel harus memikul tanggung jawab sebagai kekuatan pendudukan untuk wilayah Palestina," kata Abbas dalam pertemuan darurat Liga Arab di Kairo.
Menurut Abbas, dia mengatakan kepada Israel dan AS bahwa tidak akan ada hubungan dengan mereka, termasuk hubungan keamanan setelah kesepakatan yang dikatakan Palestina sangat menguntungkan Israel.
(esn)