Putin Setujui Pemerintahan Baru Rusia, Diklaim Pembaruan Besar

Rabu, 22 Januari 2020 - 11:27 WIB
Putin Setujui Pemerintahan...
Putin Setujui Pemerintahan Baru Rusia, Diklaim Pembaruan Besar
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin menyetujui pemerintahan baru Rusia yang diisi beberapa wajah baru, tetapi masih mempertahankan banyak menteri senior. Orang nomor satu Kremlin ini mengklaim pemerintahan baru yang dibentuk merupakan pembaruan besar.

Beberapa wajah baru yang mengisi kabinet Putin adalah menteri ekonomi dan wakil perdana menteri.

Kabinet baru dibentuk kurang dari seminggu setelah Putin meluncurkan perubahan besar-besaran sistem politik Rusia, yang menyebabkan pengunduran diri sekutunya; Dmitry Medvedev, sebagai perdana menteri bersama dengan seluruh anggota kabinet pemerintah.

Putin kemudian menunjuk mantan kepala pajak Mikhail Mishustin, 53, yang hampir tidak memiliki pengalaman politik, sebagai perdana menteri barunya.

Perombakan Putin yang lebih luas, yang mencakup amandemen konstitusi, secara luas dipandang sebagai persiapan untuk tahun 2024, ketika Putin yang kini berusia 67, diwajibkan untuk meninggalkan kursi kepresidenan setelah berkuasa atas Kremlin secara terus menerus sejak 1999.

Para kritikus telah lama mengatakan bahwa Putin, mantan perwira KGB, ingin tetap dalam beberapa kapasitas setelah masa jabatannya berakhir sehingga ia dapat menggunakan kekuasaan atas negara yang secara geografis terbesar di dunia dan salah satu dari dua kekuatan nuklir global.

Pemerintahan baru yang disetujui Putin hari Selasa dapat dimaksudkan untuk me-reboot image pemerintah yang lesu dan mengalihkan perhatian pada upaya Putin untuk mengangkat pendapatan riil yang jatuh dan terus maju dengan proyek-proyek infrastruktur nasional besar. Langkahnya itu dia harapkan dapat melambungkan negaranya menjadi liga ekonomi baru.

"Tugas yang paling penting adalah meningkatkan kesejahteraan warga negara kita dan memperkuat kewarganegaraan kita dan posisi negara kita di dunia. Semua ini adalah tujuan yang benar-benar dapat dicapai," kata Putin kepada kabinet barunya, seperti dikutip Reuters, Rabu (22/1/2020).

"Kami telah mencapai pemerintahan yang sangat seimbang. Kami memiliki cukup banyak orang yang bekerja di pemerintahan sebelumnya, serta pembaruan besar," ujarnya.

Menteri Keuangan Anton Siluanov, Menteri Energi Alexander Novak, Menteri Pertanian Dmitry Patrushev, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov adalah wajah lama yang tetap pada posisi mereka di kabinet baru Putin.

Putin menunjuk Andrei Belousov, penasihat ekonominya sejak 2013, sebagai wakil perdana menteri pertama, menggantikan Anton Siluanov, yang telah memegang peran itu sejak Mei 2018.

Belousov, 60, pada tahun 2018 mengusulkan membuat perusahaan-perusahaan logam besar dan pertambangan membayar pajak tak terduga. Usulan itu membuat harga saham mereka merosot.

Belousov juga menjadi berita utama tahun lalu ketika dia mengonfirmasi persahabatannya dengan pengusaha Artem Avetisyan, yang perlawanan hukumnya dengan dana ekuitas swasta Baring Vostok telah mengguncang komunitas bisnis.

Putin juga menunjuk Maxim Reshetnikov, 40, mantan gubernur regional, sebagai menteri ekonomi baru. Reshetnikov menggantikan Maxim Oreshkin yang menghabiskan lebih dari tiga tahun dalam peran itu. Reshetnikov sebelumnya bekerja di kantor Wali Kota Moskow.

Putin juga menggantikan menteri telekomunikasi. Dia menunjuk Maksut Shadaev, yang sampai sekarang menjabat wakil presiden operator telekomunikasi negara; Rostelecom, untuk peran itu.

Abbas Gallyamov, seorang mantan penulis pidato pemerintah, mengatakan Putin telah menyingkirkan tiga orang yang sangat tidak disukai di beberapa bagian masyarakat, seperti menteri untuk budaya dan pendidikan, dan seorang wakil perdana menteri yang mengawasi olahraga ketika diguncang skandal doping.

"Sebelumnya Kremlin mengatakan akan menunjuk siapa yang diinginkan dan tidak peduli jika orang tidak menyukai pilihan mereka," tulis Gallyamov di media sosial. "Sekarang logikanya telah berubah dan pihak berwenang tidak ingin mengganggu masyarakat."

Namun dia mengatakan bahwa mempertahankan beberapa kekuatan politik mengisyaratkan ada sedikit perubahan arah. "Putin jelas menunjukkan bahwa perubahan substantif terhadap ideologi rezim tidak direncanakan," ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2615 seconds (0.1#10.140)