Ilmuwan Kembangkan Anti Virus Wuhan

Selasa, 21 Januari 2020 - 15:21 WIB
Ilmuwan Kembangkan Anti Virus Wuhan
Ilmuwan Kembangkan Anti Virus Wuhan
A A A
MARYLAND - Badan penelitian biomedis Amerika Serikat (AS), National Institutes of Health (NIH), tengah mengerjakan vaksi yang bisa melawan virus Wuhan. Virus corona jenis baru itu telah menginfeksi ratusan dan membunuh empat orang di Asia.

"NIH sedang dalam proses mengambil langkah pertama menuju pengembangan vaksin," kata Dr. Anthony Fauci, direktur National Institutes of Allergy and Infectious Diseases seperti dikutip dari CNN, Selasa (21/1/2020).

Menurut Fauci dibutuhkan waktu beberapa bulan sampai fase pertama uji klinis berlangsung dan lebih dari setahun sampai vaksin tersedia.

Namun Fauci menekankan masih banyak pertanyaan tentang virus baru ini.

"Ini adalah situasi yang berkembang, dan sulit untuk memprediksi akhirnya ke mana itu akan pergi," katanya.

"Tapi kita harus menganggapnya sangat serius," sambungnya.

Beberapa hal sudah jelas. Satu, virus melonjak dari hewan ke manusia, seperti yang dilakukan SARS hampir dua dekade lalu.

Dia menambahkan tidak jelas apakah hanya satu jenis hewan yang menularkan virus ke manusia, atau lebih dari satu jenis.

Ia juga mengatakan satu hal yang pasti bahwa virus baru ini dapat menyebar dari orang ke orang, tidak jelas seberapa mudah penyebaran itu dapat terjadi.

"Apakah ini menyebar terus-menerus? Apakah ini berkelanjutan? Kami belum yakin," katanya.

Michael Osterholm, direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota, setuju dengan ada banyak pertanyaan.

"Ini adalah salah satu momen perubahan dalam sejarah wabah di mana kami memiliki informasi yang cukup untuk menjadi perhatian, tetapi tidak cukup informasi untuk mengatakan ini akan menjadi krisis internasional," katanya.

Sebuah tim ilmuwan di Texas, New York dan China juga sedang mengerjakan vaksin, menurut Dr. Peter Hotez, seorang ilmuwan vaksin di Baylor College of Medicine di Houston.

"Pelajaran yang kami pelajari adalah infeksi coronavirus serius dan salah satu ancaman kesehatan global terbaru dan terbesar," kata Hotez.

Ia menambahkan bahwa mengembangkan vaksin untuk virus corona lebih sulit daripada virus lain seperti HIV atau influenza.

"Setiap virus memiliki tantangannya, tetapi coronavirus dapat menjadi target vaksin yang relatif mudah," terang Hotez.

Jika vaksin dikembangkan, katanya, petugas kesehatan mungkin termasuk yang pertama menerimanya karena mereka terpapar pasien yang terinfeksi.

"'Luar biasa' bahwa para ilmuwan dapat mulai mengembangkan vaksin untuk virus yang diidentifikasi kurang dari sebulan yang lalu," ucapnya.

Ia memuji para peneliti China, yang dengan cepat merangkai dan menerbitkan genom virus.

"Dengan SARS, butuh hampir satu tahun untuk dapat mengidentifikasi dan memetakan kode genetik yang lengkap," katanya.

"Sekarang kita melakukan ini hanya dalam beberapa minggu," imbuhnya.

Virus misterius itu pertama kali dilaporkan pada akhir Desember. Sejak saat itu, menurut seorang pakar yang ditunjuk pemerintah China, lebih dari 200 orang terinfeksi. Sebagian besar kasus infeksi virus itu terjadi di China, tetapi ada empat kasus terjadi di Thailand, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. (Baca: Awal Penyebaran Virus Wuhan di China )

Virus ini berasal dari hewan dan dapat menyebar di orang ke orang. Sebagian besar pasien diketahui mengunjungi pasar hewan dan makan makanan laut di Wuhan, sebuah kota di sekitar 700 mil selatan Beijing, namun ada juga sebagian yang tidak. (Baca: Virus Misterius China Menyebar, 136 Kasus Baru, 3 Meninggal )

Virus baru ini adalah coronavirus, yang merupakan keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan SARS, atau Sindrom Pernafasan Akut Parah, yang pertama kali dilaporkan di Asia pada tahun 2003 dan menewaskan lebih dari 700 orang. Sindrom Pernafasan Timur Tengah, atau MERS, yang telah menewaskan lebih dari 800 orang sejak 2012, juga disebabkan oleh virus corona.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3647 seconds (0.1#10.140)