Petugas Pemadam Australia Tak Sengaja Picu Kebakaran Baru

Senin, 16 Desember 2019 - 20:01 WIB
Petugas Pemadam Australia...
Petugas Pemadam Australia Tak Sengaja Picu Kebakaran Baru
A A A
SYDNEY - Operasi membakar lahan secara terkontrol untuk mencegah kebakaran liar di Australia timur justru tak terkendali dan menciptakan kebakaran besar. Kebakaran baru itu merusak sejumlah gedung dan memutus beberapa jalan utama.

Situasi ini terjadi saat Australia akan segera menghadapi gelombang panas yang kemungkinan mencapai rekor suhu tertinggi. Insiden ini terjadi sekitar 250 km barat laut Sydney, saat para petugas pemadam mencoba menghentikan kebakan pada 378.000 hektare dengan menerapkan operasi pembakaran lahan terkontrol untuk pencegahan.

"Kami melihat perubahan dramatis dalam kondisi, nyala api, beberapa kondisi luar biasa pada kebakaran itu dan kebakaran telah meluas," ungkap Kepala Badan Pemadam Kebakaran Desa New South Wales Shane Fitzsimmons pada Australian Broadcasting Corp (ABC), Senin (16/12).

Fitzsimmons menambahkan, puluhan gedung hancur terbakar di wilayah itu. Namun dia tidak memberikan jumlah pasti berapa banyak gedung yang terbakar. Belum ada laporan korban akibat kebakaran tersebut.

Kebakaran liar di Australia telah menewaskan emapt orang, menghanguskan lebih dari 680 rumah dan membakar hampir 3 juta cre lahan di Australia timur sejak awal November.

Kebakaran sering terjadi saat musim panas yang kering di Australia namun kali ini terjadi lebih cepat dibandingkan biasanya. Para pakar menyatakan perubahan iklim membuat banyak lahan yang kering dan mudah terbakar.

Biro Meteorologi memperingatkan kondisi gelombang panas ekstrem akan terjadi di wilayah tenggara Australia, dengan suhu melebihi rata-rata nasional 40,3 derajat Celsius.

"Kami melihat panas terjadi di Australia Barat selama pekan lalu dan panas sekarang bergerak ke timur di atas benua, yang akan memicu beberapa hari panas luar biasa. Kami terus memantau perkembangan panas ini tapi berdasarkan perkiraan, kita akan melihat pemecahan rekor pekan ini," ungkap Blair Trewin dari biro klimatologis Australia.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6228 seconds (0.1#10.140)