Drone Serang Rumah Ulama Syiah Terkemuka Irak
A
A
A
BAGHDAD - Sebuah drone dilaporkan menyerang rumah ulama Syiah terkemuka Irak, Muqtada al-Sadr, di kota Najaf, Iran selatan. Hal itu diungkapkan oleh seorang pemimpin gerakannya.
"Serangan itu terjadi sebagai tanggapan atas perintah yang dikeluarkan oleh al-Sadr untuk melindungi para pengunjuk rasa di Baghdad," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh Saleh Muhammad al-Irak, yang dekat dengan ulama Syiah itu seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (8/12/2019).
Menurut seorang perwira polisi setempat, yang berbicara dengan syarat anonimitas, tidak ada laporan korban cedera dalam serangan pesawat tak berawak itu.
Tidak ada klaim tanggung jawab atas serangan itu.
Sebelumnya Saraya al-Salam (Brigade Perdamaian) dari gerakan Sadrist pergi ke Lapangan Tahrir di Baghdad tengah pada hari Jumat untuk melindungi para pengunjuk rasa setelah serangan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata menyebabkan 16 demonstran tewas.
Irak telah diguncang oleh protes massa sejak awal Oktober atas kondisi hidup yang buruk dan korupsi, memaksa Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi untuk mengundurkan diri.
Menurut Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak, setidaknya 460 warga Irak telah tewas dan 17.000 lainnya telah terluka sejak protes dimulai pada 1 Oktober.
"Serangan itu terjadi sebagai tanggapan atas perintah yang dikeluarkan oleh al-Sadr untuk melindungi para pengunjuk rasa di Baghdad," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh Saleh Muhammad al-Irak, yang dekat dengan ulama Syiah itu seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (8/12/2019).
Menurut seorang perwira polisi setempat, yang berbicara dengan syarat anonimitas, tidak ada laporan korban cedera dalam serangan pesawat tak berawak itu.
Tidak ada klaim tanggung jawab atas serangan itu.
Sebelumnya Saraya al-Salam (Brigade Perdamaian) dari gerakan Sadrist pergi ke Lapangan Tahrir di Baghdad tengah pada hari Jumat untuk melindungi para pengunjuk rasa setelah serangan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata menyebabkan 16 demonstran tewas.
Irak telah diguncang oleh protes massa sejak awal Oktober atas kondisi hidup yang buruk dan korupsi, memaksa Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi untuk mengundurkan diri.
Menurut Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak, setidaknya 460 warga Irak telah tewas dan 17.000 lainnya telah terluka sejak protes dimulai pada 1 Oktober.
(ian)