Pamer Sikap Konfrontasi, Kim Jong-un Menunggang Kuda Putih Lagi
A
A
A
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un kembali menunggang kuda putih saat Pyongyang mengumumkan akan segera menggelar pertemuan para pemimpin partai berkuasa.Para pengamat menilai sikap Kim itu sebagai sinyal persiapan untuk aksi konfrontasi Korut melawan komunitas internasional.
Ini kedua kalinya dalam dua bulan, Kim mengunjungi gunung suci Paektu dengan menunggang kuda. Kali ini dia ditemani para pejabat senior militer. "Ini bertujuan menanamkan semangat revolusioner pada rakyat," ungkap laporan kantor berita Korut, KCNA.
Kim memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa Washington memiliki waktu hingga akhir tahun untuk menawarkan lebih banyak konsesi pada perundingan denuklirisasi yang kini terhenti. Jika batas waktu itu diabaikan maka Korut akan melalui "jalur baru".
Para pengamat yakin Korut mungkin kembali meluncurkan rudal balistik antar benua atau menggelar tes nuklir. AS meminta Korut menyerahkan persenjataan nuklirnya sebelum sanksi internaisonal dapat dikurangi. Adapun Pyongyang menuduh AS bertindak seperti "penjahat" karena menginginkan pelucutan senjata sepihak.
"AS tidak akan menyerah dalam berunding dengan Pyongyang," ungkap Perwakilan Khusus AS untuk Korut Stephen Biegun, dilansir Reuters.
Biegun sebelumnya mengabaikan batas waktu akhir tahun yang ditetapkan Korut. Dia memperingatkan, akan menjadi kesalahan besar dan peluang yang hilang bagi Korut jika mengambil langkah provokatif.
Namun media Korut terus menyatakan, AS tidak boleh mengabaikan peringatan itu dan seruan AS untuk berunding hanya taktik mengulur waktu.
Ini kedua kalinya dalam dua bulan, Kim mengunjungi gunung suci Paektu dengan menunggang kuda. Kali ini dia ditemani para pejabat senior militer. "Ini bertujuan menanamkan semangat revolusioner pada rakyat," ungkap laporan kantor berita Korut, KCNA.
Kim memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa Washington memiliki waktu hingga akhir tahun untuk menawarkan lebih banyak konsesi pada perundingan denuklirisasi yang kini terhenti. Jika batas waktu itu diabaikan maka Korut akan melalui "jalur baru".
Para pengamat yakin Korut mungkin kembali meluncurkan rudal balistik antar benua atau menggelar tes nuklir. AS meminta Korut menyerahkan persenjataan nuklirnya sebelum sanksi internaisonal dapat dikurangi. Adapun Pyongyang menuduh AS bertindak seperti "penjahat" karena menginginkan pelucutan senjata sepihak.
"AS tidak akan menyerah dalam berunding dengan Pyongyang," ungkap Perwakilan Khusus AS untuk Korut Stephen Biegun, dilansir Reuters.
Biegun sebelumnya mengabaikan batas waktu akhir tahun yang ditetapkan Korut. Dia memperingatkan, akan menjadi kesalahan besar dan peluang yang hilang bagi Korut jika mengambil langkah provokatif.
Namun media Korut terus menyatakan, AS tidak boleh mengabaikan peringatan itu dan seruan AS untuk berunding hanya taktik mengulur waktu.
(sfn)