Iran Peringatkan Negara-negara di Kawasan Tak Ciptakan Kerusuhan
A
A
A
TEHERAN - Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri memperingatkan negara-negara di kawasan akan mendapat konsekuensi jika terbukti ikut memicu kerusuhan di Iran.
"Beberapa negara di kawasan harus tahu bahwa mereka tidak akan memiliki hidup yang mudah di kawasan jika berbagai bukti ditemukan bahwa mereka intervensi menciptakan kerusuhan di Iran," papar Jahangiri, dikutip kantor berita Fars.
Iran menuding kekuatan asing seperti Amerika Serikat (AS), Israel dan Arab Saudi, memicu kerusuhan setelah harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Iran menahan sekitar 1.000 demonstran sepanjang kerusuhan terburuk dalam satu dekade itu.
Lawan regional Iran, Saudi dan Israel mendukung langkah AS menerapkan kembali berbagai sanksi yang menekan ekonomi Teheran. Penerapan sanksi itu setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia.
Tentara dan anggota Garda Revolusi Iran membantu kepolisian mengatasi kerusuhan di provinsi Kermanshah pekan ini. Para pejabat Iran menuduh agen-agen AS berada di antara para demonstran bersenjata.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) Amnesty International menyatakan sebanyak 30 orang tewas di provinsi Kermanshah. Dengan demikian, total korban tewas mencapai lebih dari 100 orang di penjuru Iran.
Kerusuhan itu menjadi kekerasan terburuk sejak Iran dilanda Revolusi Hijau pada 2009 saat puluhan demonstran tewas dalam beberapa bulan.
"Semua pasukan Garda Revolusi, paramiliter Basij, Kementerian Intelijen, kepolisian dan militer terlibat aktif mengontrol situasi," papar kepala yudisial Kermanshah, Parviz Tavassolizadeh.
"Beberapa negara di kawasan harus tahu bahwa mereka tidak akan memiliki hidup yang mudah di kawasan jika berbagai bukti ditemukan bahwa mereka intervensi menciptakan kerusuhan di Iran," papar Jahangiri, dikutip kantor berita Fars.
Iran menuding kekuatan asing seperti Amerika Serikat (AS), Israel dan Arab Saudi, memicu kerusuhan setelah harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Iran menahan sekitar 1.000 demonstran sepanjang kerusuhan terburuk dalam satu dekade itu.
Lawan regional Iran, Saudi dan Israel mendukung langkah AS menerapkan kembali berbagai sanksi yang menekan ekonomi Teheran. Penerapan sanksi itu setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia.
Tentara dan anggota Garda Revolusi Iran membantu kepolisian mengatasi kerusuhan di provinsi Kermanshah pekan ini. Para pejabat Iran menuduh agen-agen AS berada di antara para demonstran bersenjata.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) Amnesty International menyatakan sebanyak 30 orang tewas di provinsi Kermanshah. Dengan demikian, total korban tewas mencapai lebih dari 100 orang di penjuru Iran.
Kerusuhan itu menjadi kekerasan terburuk sejak Iran dilanda Revolusi Hijau pada 2009 saat puluhan demonstran tewas dalam beberapa bulan.
"Semua pasukan Garda Revolusi, paramiliter Basij, Kementerian Intelijen, kepolisian dan militer terlibat aktif mengontrol situasi," papar kepala yudisial Kermanshah, Parviz Tavassolizadeh.
(sfn)