Beli Banyak Mobil Mewah untuk 15 Istrinya, Raja Ini Habiskan Rp234 M
A
A
A
MBABANE - Raja Mswati III dari Kerajaan eSwatini dikecam rakyatnya setelah membeli banyak mobil mewah Rolls-Royce dan BMW untuk 15 istrinya. Biaya belanja mobil-mobil mewah itu senilai lebih dari Rp234 miliar dan merupakan uang pajak rakyat.
Para warga Kerajaan eSwastini—sebelumnya bernama Swaziland—meluapkan kemarahan mereka melalui media sosial dan jadi sorotan media-media internasional.
Langkah Raja Mswati III dianggap tak peka, karena 63 persen populasi kerajaan tersebut masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Mengutip The Times, Kamis (21/11/2019), raja itu mengumpulkan tagihan USD16 juta atau lebih Rp234 miliar untuk pembelian mobil-mobil kelas atas yang dipersembahkan pada 15 istrinya.
Menurut laporan itu ada 19 Rolls-Royce dan puluhan BMW yang dibeli. Banyak mobil mewah itu dikirim dari Afrika Selatan ke istana mewah raja. Foto-foto pengiriman mobil mewah itu dibagikan warga via Twitter.
"Sementara orang-orang Swaziland terus kelaparan, Raja mereka merusak barang-barang istrinya dengan membeli 19 Rolls Royce semuanya senilai £12 juta. Raja Mswati tidak terlalu peduli," tulis warga pengguna akun Twitter @wheezy_Pops yang berbagi foto kedatangan mobil-mobil mewah dan kondisi kemiskinan rakyat eSwastini.
Kekayaan Raja Mswati III diduga mencapai lebih dari USD200 juta. Dia sejatinya telah lama dikritik publik setempat karena gaya hidupnya yang mewah, yang mana ia memiliki armada mobil mewah, jet pribadi, dan bahkan bandara sendiri.
Pada 2014, seperti dikutip The Guardian, ia secara sensasional meningkatkan anggaran rumah tangganya menjadi USD61 juta ketika mayoritas rakyatnya hidup dengan penghasilan kurang dari USD1 per hari.
Akun Twitter @AfricaFactsZone menulis; Raja Mswati III dari eSwatini memiliki dua jet pribadi. Dia mendapat jet pribadi USD13,2 juta sebagai hadiah ulang tahun ke-50 pada 2018.
Dia juga memiliki Rolls Royce seharga USD625.000, Maybach 62 seharga USD500.000, Bmw X6 dan 20 Mercedes Benz.
Menurut media Afrika Selatan, TimesLive, raja tersebut dituduh memanjakan istri-itrinya tak lama setelah para pegawai negeri melakukan protes untuk menuntut kenaikan upah.
Media itu dalam laporannya mengklaim sebanyak 700 staf pemerintah telah turun ke jalan-jalan ibu kota negara, Mbabane, baru-baru ini untuk menuntut gaji yang lebih layak. Mereka juga mengkritik penguasa yang kekayaan pribadinya dan kebiasaan pengeluarannya menjadi sorotan publik.
"Di Swaziland, pekerja sektor publik belum menerima penyesuaian gaji dalam tiga tahun, dan sistem kesehatan telah benar-benar runtuh, menjadikan yang termiskin dari yang miskin rentan," kata Sekretaris Jenderal Gerakan Demokrasi Serikat Rakyat, Wandile Dludlu, dalam sebuah pernyataan yang dilansir TimesLive.
"Lembaga tersier juga telah ditutup karena kerusuhan mahasiswa yang disebabkan oleh kegagalan rezim untuk memenuhi biaya sekolah, biaya buku teks, akomodasi dan biaya lainnya," ujarnya.
Dludlu mengatakan sementara masyarakat menderita, raja terus menghujani keluarganya dengan hadiah. Menurutnya, mobil-mobil baru itu dimaksudkan untuk digunakan oleh keluarga kerajaan saja.
"Minggu lalu, total 19 mobil Rolls-Royce dikirim ke Swaziland untuk penggunaan eksklusif raja, ibu dan istrinya," tulis TimesLive.
“Menurut laporan, beberapa mobil ini untuk konvoi mobilnya dan penggunaan eksklusif anak-anaknya. Ini adalah tampilan yang jelas dari kesombongan dan pengabaian total terhadap perasaan orang-orang miskin Swaziland oleh raja," lanjut laporan tersebut.
"Dia pada dasarnya menunjukkan kepada mereka jari tengah dan membuktikan kepada semua orang bahwa dia adalah hukum bagi dirinya sendiri."
Pada 2013, raja tersebut menjadi berita utama setelah Tintswalo Ngobeni, yang saat itu berusia 22 tahun, secara resmi mencari suaka di Inggris setelah melarikan diri dari tanah kelahirannya sebagai seorang remaja setelah menolak tawaran pernikahan dengannya.
Ngobeni baru berusia 15 tahun ketika raja ingin menjadikannya istri keempat saat hendak dibawa ke istana. Dia mengaku ketakutan ketika dia mengetahui niat pernikahan yang akan dilakukan raja dengannya.
Dan pada tahun 2002, Amnesty International menuduh penguasa itu melanggar hak asasi manusia terhadap perempuan bernama Zena Mahlangu, 18, setelah perempuan itu menghilang dari sekolahnya dan diduga dipaksa menikah.
Hilangnya dia dilaporkan ke polisi oleh ibunya dan masalah itu berakhir di pengadilan, tetapi pasangan itu resmi menikah pada 2010.
Mswati III dimahkotai pada tahun 1986 ketika ia masih berusia 18 tahun. Ia menjadi raja penguasa termuda di dunia pada saat ia dinobatkan.
Para warga Kerajaan eSwastini—sebelumnya bernama Swaziland—meluapkan kemarahan mereka melalui media sosial dan jadi sorotan media-media internasional.
Langkah Raja Mswati III dianggap tak peka, karena 63 persen populasi kerajaan tersebut masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Mengutip The Times, Kamis (21/11/2019), raja itu mengumpulkan tagihan USD16 juta atau lebih Rp234 miliar untuk pembelian mobil-mobil kelas atas yang dipersembahkan pada 15 istrinya.
Menurut laporan itu ada 19 Rolls-Royce dan puluhan BMW yang dibeli. Banyak mobil mewah itu dikirim dari Afrika Selatan ke istana mewah raja. Foto-foto pengiriman mobil mewah itu dibagikan warga via Twitter.
"Sementara orang-orang Swaziland terus kelaparan, Raja mereka merusak barang-barang istrinya dengan membeli 19 Rolls Royce semuanya senilai £12 juta. Raja Mswati tidak terlalu peduli," tulis warga pengguna akun Twitter @wheezy_Pops yang berbagi foto kedatangan mobil-mobil mewah dan kondisi kemiskinan rakyat eSwastini.
Kekayaan Raja Mswati III diduga mencapai lebih dari USD200 juta. Dia sejatinya telah lama dikritik publik setempat karena gaya hidupnya yang mewah, yang mana ia memiliki armada mobil mewah, jet pribadi, dan bahkan bandara sendiri.
Pada 2014, seperti dikutip The Guardian, ia secara sensasional meningkatkan anggaran rumah tangganya menjadi USD61 juta ketika mayoritas rakyatnya hidup dengan penghasilan kurang dari USD1 per hari.
Akun Twitter @AfricaFactsZone menulis; Raja Mswati III dari eSwatini memiliki dua jet pribadi. Dia mendapat jet pribadi USD13,2 juta sebagai hadiah ulang tahun ke-50 pada 2018.
Dia juga memiliki Rolls Royce seharga USD625.000, Maybach 62 seharga USD500.000, Bmw X6 dan 20 Mercedes Benz.
Menurut media Afrika Selatan, TimesLive, raja tersebut dituduh memanjakan istri-itrinya tak lama setelah para pegawai negeri melakukan protes untuk menuntut kenaikan upah.
Media itu dalam laporannya mengklaim sebanyak 700 staf pemerintah telah turun ke jalan-jalan ibu kota negara, Mbabane, baru-baru ini untuk menuntut gaji yang lebih layak. Mereka juga mengkritik penguasa yang kekayaan pribadinya dan kebiasaan pengeluarannya menjadi sorotan publik.
"Di Swaziland, pekerja sektor publik belum menerima penyesuaian gaji dalam tiga tahun, dan sistem kesehatan telah benar-benar runtuh, menjadikan yang termiskin dari yang miskin rentan," kata Sekretaris Jenderal Gerakan Demokrasi Serikat Rakyat, Wandile Dludlu, dalam sebuah pernyataan yang dilansir TimesLive.
"Lembaga tersier juga telah ditutup karena kerusuhan mahasiswa yang disebabkan oleh kegagalan rezim untuk memenuhi biaya sekolah, biaya buku teks, akomodasi dan biaya lainnya," ujarnya.
Dludlu mengatakan sementara masyarakat menderita, raja terus menghujani keluarganya dengan hadiah. Menurutnya, mobil-mobil baru itu dimaksudkan untuk digunakan oleh keluarga kerajaan saja.
"Minggu lalu, total 19 mobil Rolls-Royce dikirim ke Swaziland untuk penggunaan eksklusif raja, ibu dan istrinya," tulis TimesLive.
“Menurut laporan, beberapa mobil ini untuk konvoi mobilnya dan penggunaan eksklusif anak-anaknya. Ini adalah tampilan yang jelas dari kesombongan dan pengabaian total terhadap perasaan orang-orang miskin Swaziland oleh raja," lanjut laporan tersebut.
"Dia pada dasarnya menunjukkan kepada mereka jari tengah dan membuktikan kepada semua orang bahwa dia adalah hukum bagi dirinya sendiri."
Pada 2013, raja tersebut menjadi berita utama setelah Tintswalo Ngobeni, yang saat itu berusia 22 tahun, secara resmi mencari suaka di Inggris setelah melarikan diri dari tanah kelahirannya sebagai seorang remaja setelah menolak tawaran pernikahan dengannya.
Ngobeni baru berusia 15 tahun ketika raja ingin menjadikannya istri keempat saat hendak dibawa ke istana. Dia mengaku ketakutan ketika dia mengetahui niat pernikahan yang akan dilakukan raja dengannya.
Dan pada tahun 2002, Amnesty International menuduh penguasa itu melanggar hak asasi manusia terhadap perempuan bernama Zena Mahlangu, 18, setelah perempuan itu menghilang dari sekolahnya dan diduga dipaksa menikah.
Hilangnya dia dilaporkan ke polisi oleh ibunya dan masalah itu berakhir di pengadilan, tetapi pasangan itu resmi menikah pada 2010.
Mswati III dimahkotai pada tahun 1986 ketika ia masih berusia 18 tahun. Ia menjadi raja penguasa termuda di dunia pada saat ia dinobatkan.
(mas)