Europol Rilis Daftar Buronan Perempuan Paling Dicari di Eropa

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 04:33 WIB
Europol Rilis Daftar...
Europol Rilis Daftar Buronan Perempuan Paling Dicari di Eropa
A A A
DEN HAAG - Badan anti kejahatan Uni Eropa, Europol, meluncurkan kampanye yang menunjukkan daftar penjahat perempuan yang plaing dicari. Mereka dituduh atau dihukum karena kejahatan serius dan terorganisir.

Pada halaman web khusus, gambar para buronan ditutupi dengan topeng yang jatuh untuk mengungkapkan identitas mereka. Europol mengatakan ingin menyoroti bahwa perempuan sama cakapnya dengan laki-laki dalam melakukan kejahatan berat.

Juru bicara Europol, Claire Georges mengatakan, kampanye itu merupakan perpanjangan dari situs web yang ada, EU Most Wanted, diluncurkan pada 2016. Dia mengatakan agensi tersebut bertujuan untuk meningkatkan peluangnya menemukan para buronan yang ditampilkan dalam kampanye.

"Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan juga cenderung melakukan kejahatan kekerasan seperti halnya laki-laki. Meskipun wacana sering kali mengenai 'buronan laki-laki', perempuan bisa sama buruknya," katanya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (19/10/2019).

Ia mengatakan badan itu meminta negara-negara anggota UE untuk menyerahkan buronan perempuan yang paling dicari.

Dari 21 buronan yang ditampilkan di situs Crime Has No Gender, 18 adalah wanita dan tiga adalah pria. Jenis kelamin setiap orang sengaja dibiarkan tidak diketahui sampai topeng mereka dilepas.

Di antara para penjahat adalah Elena Puzyrevich, yang memperdagangkan sembilan perempuan muda Rusia ke Caceres di Spanyol dan memaksa mereka melakukan pekerjaan seks.Selain itu ada nama Angelina Sacjuka yang dicari karena memukuli seorang wanita muda sampai mati di Riga, Latvia, lima tahun lalu.
Meskipun wanita adalah pelaku kejahatan berat, statistik menunjukkan mayoritas secara global dilakukan oleh pria.

Sebuah studi tentang perempuan dalam kejahatan serius baru-baru ini juga menekankan bahwa sebagian besar peran kriminal, termasuk peran senior dalam kelompok kejahatan terorganisir - didominasi oleh pria. Studi ini ditugaskan oleh pemerintah Inggris dan diterbitkan tahun ini.
(ian)
Berita Terkait
Uni Eropa Jamin Semua...
Uni Eropa Jamin Semua Vaksin Boleh Digunakan
Kacaukan Logistik Pasukan...
Kacaukan Logistik Pasukan Rusia, Ukraina Rusak Jembatan di Wilayah Selatan
Presiden Jokowi di KTT...
Presiden Jokowi di KTT ASEAN - Uni Eropa
Duta Besar Uni Eropa...
Duta Besar Uni Eropa Denis Chaibi Jadi Dosen Tamu di UKI
Nikaragua Dilaporkan...
Nikaragua Dilaporkan Usir Dubes Uni Eropa, Dianggap Mengganggu Kedaulatan
Lavrov Tuding UE Ingin...
Lavrov Tuding UE Ingin Putus Hubungan dengan Rusia
Berita Terkini
Ini Cara Unik Pangeran...
Ini Cara Unik Pangeran MBS Menyenangkan Donald Trump
1 jam yang lalu
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
1 jam yang lalu
Agama Penduduk Kashmir...
Agama Penduduk Kashmir dan Persentasenya
2 jam yang lalu
Pakistan dan India Bertukar...
Pakistan dan India Bertukar Tahanan di Perbatasan, Siapa yang Dibebaskan?
3 jam yang lalu
Tahun Lalu Kepalanya...
Tahun Lalu Kepalanya Dihargai Rp165 Miliar oleh AS, Kini Justru Berjabat Tangan dengan Trump
4 jam yang lalu
Masa Depan Jet Rafale...
Masa Depan Jet Rafale Makin Suram setelah Ditembak Jatuh Pakistan
6 jam yang lalu
Infografis
Bill Gates Sumbang Rp2,6...
Bill Gates Sumbang Rp2,6 Triliun tapi Minta Uji Vaksin di Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved