Europol Rilis Daftar Buronan Perempuan Paling Dicari di Eropa
A
A
A
DEN HAAG - Badan anti kejahatan Uni Eropa, Europol, meluncurkan kampanye yang menunjukkan daftar penjahat perempuan yang plaing dicari. Mereka dituduh atau dihukum karena kejahatan serius dan terorganisir.
Pada halaman web khusus, gambar para buronan ditutupi dengan topeng yang jatuh untuk mengungkapkan identitas mereka. Europol mengatakan ingin menyoroti bahwa perempuan sama cakapnya dengan laki-laki dalam melakukan kejahatan berat.
Juru bicara Europol, Claire Georges mengatakan, kampanye itu merupakan perpanjangan dari situs web yang ada, EU Most Wanted, diluncurkan pada 2016. Dia mengatakan agensi tersebut bertujuan untuk meningkatkan peluangnya menemukan para buronan yang ditampilkan dalam kampanye.
"Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan juga cenderung melakukan kejahatan kekerasan seperti halnya laki-laki. Meskipun wacana sering kali mengenai 'buronan laki-laki', perempuan bisa sama buruknya," katanya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (19/10/2019).
Ia mengatakan badan itu meminta negara-negara anggota UE untuk menyerahkan buronan perempuan yang paling dicari.
Dari 21 buronan yang ditampilkan di situs Crime Has No Gender, 18 adalah wanita dan tiga adalah pria. Jenis kelamin setiap orang sengaja dibiarkan tidak diketahui sampai topeng mereka dilepas.
Di antara para penjahat adalah Elena Puzyrevich, yang memperdagangkan sembilan perempuan muda Rusia ke Caceres di Spanyol dan memaksa mereka melakukan pekerjaan seks.Selain itu ada nama Angelina Sacjuka yang dicari karena memukuli seorang wanita muda sampai mati di Riga, Latvia, lima tahun lalu.
Meskipun wanita adalah pelaku kejahatan berat, statistik menunjukkan mayoritas secara global dilakukan oleh pria.
Sebuah studi tentang perempuan dalam kejahatan serius baru-baru ini juga menekankan bahwa sebagian besar peran kriminal, termasuk peran senior dalam kelompok kejahatan terorganisir - didominasi oleh pria. Studi ini ditugaskan oleh pemerintah Inggris dan diterbitkan tahun ini.
Pada halaman web khusus, gambar para buronan ditutupi dengan topeng yang jatuh untuk mengungkapkan identitas mereka. Europol mengatakan ingin menyoroti bahwa perempuan sama cakapnya dengan laki-laki dalam melakukan kejahatan berat.
Juru bicara Europol, Claire Georges mengatakan, kampanye itu merupakan perpanjangan dari situs web yang ada, EU Most Wanted, diluncurkan pada 2016. Dia mengatakan agensi tersebut bertujuan untuk meningkatkan peluangnya menemukan para buronan yang ditampilkan dalam kampanye.
"Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan juga cenderung melakukan kejahatan kekerasan seperti halnya laki-laki. Meskipun wacana sering kali mengenai 'buronan laki-laki', perempuan bisa sama buruknya," katanya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (19/10/2019).
Ia mengatakan badan itu meminta negara-negara anggota UE untuk menyerahkan buronan perempuan yang paling dicari.
Dari 21 buronan yang ditampilkan di situs Crime Has No Gender, 18 adalah wanita dan tiga adalah pria. Jenis kelamin setiap orang sengaja dibiarkan tidak diketahui sampai topeng mereka dilepas.
Di antara para penjahat adalah Elena Puzyrevich, yang memperdagangkan sembilan perempuan muda Rusia ke Caceres di Spanyol dan memaksa mereka melakukan pekerjaan seks.Selain itu ada nama Angelina Sacjuka yang dicari karena memukuli seorang wanita muda sampai mati di Riga, Latvia, lima tahun lalu.
Meskipun wanita adalah pelaku kejahatan berat, statistik menunjukkan mayoritas secara global dilakukan oleh pria.
Sebuah studi tentang perempuan dalam kejahatan serius baru-baru ini juga menekankan bahwa sebagian besar peran kriminal, termasuk peran senior dalam kelompok kejahatan terorganisir - didominasi oleh pria. Studi ini ditugaskan oleh pemerintah Inggris dan diterbitkan tahun ini.
(ian)