Dekati China, Nepal Ingin Akhiri Ketergantungan pada India
A
A
A
KATHMANDU - Presiden China Xi Jinping memulai lawatan dua hari di Nepal sejak Minggu (13/10) untuk membuat beberapa kesepakatan, termasuk jaringan kereta ke Tibet dan proyek terowongan. Kerja sama antara Nepal dan China itu menjadi upaya negara di Himalaya tersebut untuk mengakhiri dominasi India atas rute perdagangannya.
Nepal pun memutuskan meningkatkan konektivitas dengan China. Jaringan kereta sepanjang 70 km akan menghubungkan Gyiron di Tibet dengan ibu kota Nepal, Kathmandu, sehingga ini salah satu proyek infrastruktur paling ambisius di negara itu.
Tim asal China telah melakukan studi awal untuk proyek yang akan menjadi bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan China yang diluncurkan Presiden Xi. Inisiatif itu merupakan upaya Xi menghidupkan kembali Jalur Sutra Baru yang menghubungkan China dengan Asia dan Eropa.
Bersama proyek itu, usulan terowongan jalan sepanjang 28 km akan memangkas lebih dari setengah jarak antara Kathmandu ke perbatasan China. Hadirnya terowongan itu akan menghemat waktu dan biaya.
"China akan melakukan studi kelayakan proyek kereta dan membantu membangun jalur terowongan," kata Rajeshor Gyawali, juru bicara Kementerian Infrastruktur Fisik dan Transportasi Nepal pada Reuters.
Nepal berupaya meningkatkan konektivitas dengan China sejak blokade sepanjang perbatasan dengan India selama beberapa bulan sehingga mengakibatkan krisis bahan bakar minyak (BBM) dan obat-obatan pada 2015 dan 2016. "Fasilitas itu akan memberi kami alternatif rute perdagangan saat kami menghadapi blokade perbatasan," papar Gyawali.
China dan India bersaing memperebutkan pengaruh atas Nepal. Kedua negara juga berinvestasi dalam infrastruktur Nepal. India menguasai hampir dua per tiga perdagangan Nepal dan menjadi pemasok seluruh BBM di Nepal.
Para pejabat Nepal dan China menandatangani 20 kesepakatan di bidang perdagangan, suplai air dan obat-obatan tradisional saat kunjungan Xi. "Kami akan membantu Nepal mewujudkan mimpinya menjadi negara yang terhubung lewat darat dari negara yang terkunci," kata Xi saat makan malam di Nepal.
Nepal pun memutuskan meningkatkan konektivitas dengan China. Jaringan kereta sepanjang 70 km akan menghubungkan Gyiron di Tibet dengan ibu kota Nepal, Kathmandu, sehingga ini salah satu proyek infrastruktur paling ambisius di negara itu.
Tim asal China telah melakukan studi awal untuk proyek yang akan menjadi bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan China yang diluncurkan Presiden Xi. Inisiatif itu merupakan upaya Xi menghidupkan kembali Jalur Sutra Baru yang menghubungkan China dengan Asia dan Eropa.
Bersama proyek itu, usulan terowongan jalan sepanjang 28 km akan memangkas lebih dari setengah jarak antara Kathmandu ke perbatasan China. Hadirnya terowongan itu akan menghemat waktu dan biaya.
"China akan melakukan studi kelayakan proyek kereta dan membantu membangun jalur terowongan," kata Rajeshor Gyawali, juru bicara Kementerian Infrastruktur Fisik dan Transportasi Nepal pada Reuters.
Nepal berupaya meningkatkan konektivitas dengan China sejak blokade sepanjang perbatasan dengan India selama beberapa bulan sehingga mengakibatkan krisis bahan bakar minyak (BBM) dan obat-obatan pada 2015 dan 2016. "Fasilitas itu akan memberi kami alternatif rute perdagangan saat kami menghadapi blokade perbatasan," papar Gyawali.
China dan India bersaing memperebutkan pengaruh atas Nepal. Kedua negara juga berinvestasi dalam infrastruktur Nepal. India menguasai hampir dua per tiga perdagangan Nepal dan menjadi pemasok seluruh BBM di Nepal.
Para pejabat Nepal dan China menandatangani 20 kesepakatan di bidang perdagangan, suplai air dan obat-obatan tradisional saat kunjungan Xi. "Kami akan membantu Nepal mewujudkan mimpinya menjadi negara yang terhubung lewat darat dari negara yang terkunci," kata Xi saat makan malam di Nepal.
(sfn)