Anggota Parlemen Korsel Marahi Profesor karena Belum Nikah
A
A
A
SEOUL - Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Parlemen Korea Selatan (Korsel) dikecam rekan-rekannya setelah ia memarahi seorang profesor perempuan calon anggota badan antimonopoli negara. Alasannya, profesor itu belum menikah.
Jeong Kab-yoon, seorang anggota Parlemen dari Partai Liberty Korea, membuat pernyataan kontroversial pada sidang konfirmasi pada hari Senin untuk Joh Sung-wook, seorang profesor ekonomi yang belum menikah.
"Anda belum menikah, kan?," tanya Jeong selama sesi dengar pendapat, seperti dikutip kantor berita Yonhap, yang dilansir Reuters pada Kamis (5/9/2019).
"Masalah terbesar di Korea Selatan adalah bahwa (wanita) tidak melahirkan," lanjut Yonhap mengutip ucapannya. "Anda akan menjadi calon yang sempurna, jika Anda memiliki kualifikasi seperti itu."
Jeong dikecam oleh para politisi lain di persidangan Parlemen. Dia lantas meminta maaf kepada profesor perempuan tersebut.
Kelompok-kelompok pembela hak-hak perempuan mengutuk pernyataan Jeong. Mereka menyerukan agar Jeong didisiplinkan oleh Parlemen.
"Membuat pernyataan tentang pernikahan dan kelahiran calon yang didasarkan pada jenis kelamin pada sidang konfirmasi adalah diskriminasi seksual langsung selama proses perekrutan dan pelanggaran serius terhadap hak-hak sipil dan buruh perempuan," kata Serikat Asosiasi Wanita Korea dalam sebuah pernyataan.
Korea Selatan, negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia, sedang bergulat dengan tingkat kelahiran yang sangat rendah karena banyak wanita enggan memiliki bayi.
Untuk meningkatkan angka kelahiran negara itu—terendah di dunia—pemerintah telah menggelontorkan miliaran dolar ke berbagai subsidi untuk keluarga dan anak-anak sejak lahir hingga universitas dan seterusnya.
Total tingkat kesuburan Korea Selatan—jumlah rata-rata anak yang akan dimiliki seorang wanita dalam hidupnya—turun ke rekor terendah 0,98 pada 2018. Angka itu merupakan data resmi Statistik Korea.
Jeong Kab-yoon, seorang anggota Parlemen dari Partai Liberty Korea, membuat pernyataan kontroversial pada sidang konfirmasi pada hari Senin untuk Joh Sung-wook, seorang profesor ekonomi yang belum menikah.
"Anda belum menikah, kan?," tanya Jeong selama sesi dengar pendapat, seperti dikutip kantor berita Yonhap, yang dilansir Reuters pada Kamis (5/9/2019).
"Masalah terbesar di Korea Selatan adalah bahwa (wanita) tidak melahirkan," lanjut Yonhap mengutip ucapannya. "Anda akan menjadi calon yang sempurna, jika Anda memiliki kualifikasi seperti itu."
Jeong dikecam oleh para politisi lain di persidangan Parlemen. Dia lantas meminta maaf kepada profesor perempuan tersebut.
Kelompok-kelompok pembela hak-hak perempuan mengutuk pernyataan Jeong. Mereka menyerukan agar Jeong didisiplinkan oleh Parlemen.
"Membuat pernyataan tentang pernikahan dan kelahiran calon yang didasarkan pada jenis kelamin pada sidang konfirmasi adalah diskriminasi seksual langsung selama proses perekrutan dan pelanggaran serius terhadap hak-hak sipil dan buruh perempuan," kata Serikat Asosiasi Wanita Korea dalam sebuah pernyataan.
Korea Selatan, negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia, sedang bergulat dengan tingkat kelahiran yang sangat rendah karena banyak wanita enggan memiliki bayi.
Untuk meningkatkan angka kelahiran negara itu—terendah di dunia—pemerintah telah menggelontorkan miliaran dolar ke berbagai subsidi untuk keluarga dan anak-anak sejak lahir hingga universitas dan seterusnya.
Total tingkat kesuburan Korea Selatan—jumlah rata-rata anak yang akan dimiliki seorang wanita dalam hidupnya—turun ke rekor terendah 0,98 pada 2018. Angka itu merupakan data resmi Statistik Korea.
(mas)