Kapal Perang Inggris dan IRGC Iran Konfrontasi 115 Kali
A
A
A
DUBAI - Kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Montrose, telah menghadapi 115 konfrontasi dengan pasukan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di Teluk Persia sejak awal Juli. Kapten kapal, Will King, 41, mengungkap hitungan konfrontasi tersebut.
King mengatakan militer Iran telah menguji HMS Montrose hampir setiap hari dengan pesawat serang cepat dan drone yang dikerahkan sedekat 200 meter untuk mengintimidasi kapalnya.
"Teheran memendam niat terus-menerus untuk mengganggu atau mengganggu kepentingan Inggris di wilayah tersebut," katanya, sebagaimana dilaporkan The Times, Senin (2/9/2019).
Personel IRGC Iran telah menggencarkan pesan agresif melalui radio kepada para personel Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Pasukan IRGC, menurut laporan tersebut, juga mengejek kapal fregat Tipe 23 itu setelah kapal perang itu gagal mencegah perampasan kapal tanker minyak Stena Impero yang berbendera Inggris enam minggu lalu.
Lebih lanjut laporan itu juga mengungkap bahwa pasukan IRCG menembakkan sistem pertahanan pantai mereka dan menargetkan rudal jelajah ke arah kapal HMS Montrose.
King mengakui dia dan kru kapal perang HMS Montrose gagal mencegah perampasan kapal tanker minyak Stena Impero karena datang terlambat 45 menit di perairan teritorial. Meski masih melihat kapal tanker minyak tersebut, King dan krunya secara hukum tidak bisa mengejar kapal tanker yang sudah memasuki perairan teritorial Iran.
Dia juga mengungkapkan bahwa agresi IRGC Iran terhadap Inggris meningkat pada hari-hari setelah perampasan Stena Impero, di mana Angkatan Laut IRGC mulai menuntut untuk mengetahui kewarganegaraan para pelaut pedagang di semua kapal yang transit di Selat Hormuz.
Teheran diduga terus memburu warga Inggris setelah dikejutkan oleh ketiadaan pelaut Inggris di atas kapal Stena Impero. Iran sejak itu telah menghentikan upaya untuk mengidentifikasi warga Inggris di kapal berbendera lain, tetapi Departemen Transportasi dan organisasi maritim Inggris berhubungan dengan perusahaan pelayaran untuk memastikan bahwa Angkatan Laut Kerajaan Inggris terus mengikuti keberadaan para pelaut niaga Inggris yang memasuki Teluk Persia.
The Times dalam laporannya mengklaim menyaksikan konfrontasi dengan IRGC Iran ketika jurnalisnya berada di atas kapal HMS Montrose minggu lalu. Pasukan IRGC disebut mengerahkan kendaraan udara tak berawak di atas kepala ketika kapal fregat Inggris itu mengawal tiga kapal kargo berbendera Inggris. Sebuah kapal militer Iran yang sebelumnya tak terlihat juga dikerahkan di dekat situ.
Komodor Dean Bassett, perwira paling senior Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang ditugaskan di Teluk Persia, mengatakan bahwa Inggris akan meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaiannya di wilayah tersebut.
"Dalam beberapa bulan terakhir kami telah melihat perubahan dramatis terhadap keamanan di kawasan ini," katanya. Inggris dapat memindahkan drone dari armada Reaper, yang berbasis di Kuwait untuk memberikan pengawasan terhadap ISIS di Suriah dan Irak, ke Teluk Persia.
King mengatakan militer Iran telah menguji HMS Montrose hampir setiap hari dengan pesawat serang cepat dan drone yang dikerahkan sedekat 200 meter untuk mengintimidasi kapalnya.
"Teheran memendam niat terus-menerus untuk mengganggu atau mengganggu kepentingan Inggris di wilayah tersebut," katanya, sebagaimana dilaporkan The Times, Senin (2/9/2019).
Personel IRGC Iran telah menggencarkan pesan agresif melalui radio kepada para personel Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Pasukan IRGC, menurut laporan tersebut, juga mengejek kapal fregat Tipe 23 itu setelah kapal perang itu gagal mencegah perampasan kapal tanker minyak Stena Impero yang berbendera Inggris enam minggu lalu.
Lebih lanjut laporan itu juga mengungkap bahwa pasukan IRCG menembakkan sistem pertahanan pantai mereka dan menargetkan rudal jelajah ke arah kapal HMS Montrose.
King mengakui dia dan kru kapal perang HMS Montrose gagal mencegah perampasan kapal tanker minyak Stena Impero karena datang terlambat 45 menit di perairan teritorial. Meski masih melihat kapal tanker minyak tersebut, King dan krunya secara hukum tidak bisa mengejar kapal tanker yang sudah memasuki perairan teritorial Iran.
Dia juga mengungkapkan bahwa agresi IRGC Iran terhadap Inggris meningkat pada hari-hari setelah perampasan Stena Impero, di mana Angkatan Laut IRGC mulai menuntut untuk mengetahui kewarganegaraan para pelaut pedagang di semua kapal yang transit di Selat Hormuz.
Teheran diduga terus memburu warga Inggris setelah dikejutkan oleh ketiadaan pelaut Inggris di atas kapal Stena Impero. Iran sejak itu telah menghentikan upaya untuk mengidentifikasi warga Inggris di kapal berbendera lain, tetapi Departemen Transportasi dan organisasi maritim Inggris berhubungan dengan perusahaan pelayaran untuk memastikan bahwa Angkatan Laut Kerajaan Inggris terus mengikuti keberadaan para pelaut niaga Inggris yang memasuki Teluk Persia.
The Times dalam laporannya mengklaim menyaksikan konfrontasi dengan IRGC Iran ketika jurnalisnya berada di atas kapal HMS Montrose minggu lalu. Pasukan IRGC disebut mengerahkan kendaraan udara tak berawak di atas kepala ketika kapal fregat Inggris itu mengawal tiga kapal kargo berbendera Inggris. Sebuah kapal militer Iran yang sebelumnya tak terlihat juga dikerahkan di dekat situ.
Komodor Dean Bassett, perwira paling senior Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang ditugaskan di Teluk Persia, mengatakan bahwa Inggris akan meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaiannya di wilayah tersebut.
"Dalam beberapa bulan terakhir kami telah melihat perubahan dramatis terhadap keamanan di kawasan ini," katanya. Inggris dapat memindahkan drone dari armada Reaper, yang berbasis di Kuwait untuk memberikan pengawasan terhadap ISIS di Suriah dan Irak, ke Teluk Persia.
(mas)